Jumat, Januari 11, 2013
Must Joko
ni
kisah kontemporer dari negeri Kuwait. Terjadi pada suami istri
ber-kun-yah Abu Yusuf dan Ummu Yusuf. Disampaikan langsung oleh sang
suami kepada Syaikh Khalid As-Sulthan, seorang syeikh asal Kuwait juga,
seusai beliau menyampaikan ceramah tentang fadhilah istighfar, di Mekkah
pada suatu musim haji.
Abu Yusuf memulai ceritanya dengan
mengatakan: Saya telah menikah, namun cukup lama tidak dikaruniai anak.
Saya dan istripun melakukan berbagai upaya dengan mendatangi setiap
dokter spesialis yang kami dengar mungkin bisa membantu dalam masalah
kami ini. Termasuk kami telah pergi keluar negeri untuk tujuan yang
sama. Namun semua usaha itu belum juga menunjukkan hasil yang kami
harapkan. Kami tidak berputus asa, dan tetap menyimpan harapan besar
kepada Allah. Karena kami yakin Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tapi kami belum menemukan jalan, cara, sarana dan titik terang yang bisa
meyakinkan kami demi terpenuhinya harapan indah bagi setiap pasangan
suami istri tersebut.
Sampai suatu hari saya menyimak siaran radio
Idza’atul Qur’an Al-Karim (dari Arab Saudi), dimana seorang syaikh
sedang membaca firman Allah dalam surah Nuh ayat 10 – 12, dan diantara
yang disampaikan oleh beliau saat menjelaskan tentang tafsir ayat
tersebut adalah bahwa, istighfar merupakan jalan dan cara terbaik untuk
memperoleh keturunan. Kalimat itupun langsung melekat di hati saya. Dan
saat sampai di rumah, saya langsung menyampaikan apa yang saya dengar
itu kepada istri saya. Lalu kamipun bersepakat untuk menggunakan terapi
istimewa ini, terapi istighfar.
Selanjutnya kami pun mulai
melantunkan dzikir dan doa istighfar siang dan malam, dengan pelan dan
keras, tanpa henti. Dan subhanallah keajaiban kemaha kuasaan Allah serta
merta terjadi. Istri tercinta langsung hamil pada bulan pertama kami
memulai istighfar khusus tersebut. Tidak bisa digambarkan betapa bahagia
dan syukur kami. Setelahnya peristiwa berjalan normal sampai Ummu Yusuf
dengan lancar melahirkan putra pertama yang kami beri nama: Yusuf.
Kisah masih berlanjut. Begitu istri lepas dari masa nifasnya, saya
berkata kepadanya: Ya Umma Yusuf, mari beristighfar lagi untuk anak
kedua. Dan kamipun mengulang istighfar khusus kami seperti kali pertama.
Dan keajaiban terulang kembali. Ummu Yusuf langsung hamil lagi, juga
pada bulan pertama dari istighfar khusus kedua kami. Allahu Akbar
walillahil hamd. Dan putra keduapun lahir dengan lancar, selamat dan
sehat! Kami bersyukur dan memuji-Mu ya Allah!
Namun cerita kekuasaan
Allah yang kami alami dan rasakan tetap belum berakhir. Seusai nifas
yang kedua ini, saya berkata lagi kepada Ummu Yusuf: Sayang! Mari mulai
beristighfar lagi untuk anak ketiga kita. Dan berikutnya, sesuai
kesepakatan, kami lalu mengulang bacaan istighfar khusus kami untuk yang
ketiga kalinya. Dan lagi-lagi subhanallah, walhamdu lillah, wala ilaha
illah, wallahu akbar. Istri langsung hamil anak ketiga, juga di bulan
pertama dari istighfar khusus kami untuk kali yang ketiga. Sesudahnya
semua berjalan normal seperti biasa. Dan anak ketigapun lahir dengan
sehat seperti kedua kakaknya. Maka hampir lengkaplah kebahagiaan kami
dengan tiga anak laki-laki yang lahir berurutan dalam rentang waktu
kurang dari tiga tahun.
Nah, begitu selesai masa nifasnya yang
ketiga, kali ini gantian istri saya yang buru-buru berkata kepada saya:
Cukup dulu ya Aba Yusuf !, Tolong tahan dan hentikan dulu istighfar-nya
yang dengan niat khusus untuk tambahan anak. Tunggu dulu sampai
anak-anak gedean dikit !. Maka kamipun berhenti sementara dari istighfar
khusus kami untuk memperoleh keturunan.
Abu Yusuf masih meneruskan
penuturannya kepada Syaikh Khalid As-Sulthan: Dan ketika anak-anak
beranjak agak besar, saya berkata kepada Ummu Yusuf istri saya:
Alhamdulillah kita sudah dianugerahi tiga orang anak laki-laki. Dan
rasanya tidak salah dan tidak berlebihan jika kita masih berharap kepada
Allah agar mengaruniakan kepada kita seorang putri yang cantik! Maka
mari memulai istighfar kita lagi dengan niat khusus dan pamrih spesial
kepada Allah kali yang keempat ini untuk mendapatkan seorang anak
perempuan!
Sesaat Abu Yusuf diam…sehingga Syaikh Khalidpun
berkomentar singkat: Semoga Allah segera memberimu anak perempuan,
sebagaimana telah mengaruniakan kepadamu tiga anak laki-laki, wahai
Saudara-ku!
Tak berselang lama Abu Yusuf lalu menimpali: Perlu saya
berbagi kabar gembira ya Syaikh…! Sekarang saya disini menunaikan ibadah
haji, ketahuilah saat ini juga istri saya sedang nifas yang keempat
bersama putrinya yang baru dilahirkannya…! TAMMAT.
SUBHANALLAH! WALLAHU AKBAR!
Lalu, adakah seorang mukmin atau mukminah, setelah ini, yang masih juga
ragu, secara praktis bukan teoritis, terhadap keluasan rahmat Allah dan
kemaha kuasaan-Nya?
Catatan:Yang khusus dan spesial bukan
lafal dan redaksi istighfarnya. Melainkan kekhususan niat, kespesialan
tujuan, dan kespesifikan pamrih, ditopang kemantapan keyakinan, kekuatan
husnudzan kepada Allah, dan totalitas pengharapan kepada keluasan
rahmat serta karunia-Nya! Sehingga dengan semua sikap dasar tersebut,
meskipun lafal istighfar dengan bahasa Indonesia misalnya, atau Jawa,
atau Madura, atau Sunda, dan lain-lain, maka insya-allah hasilnya akan
tetap ajaib! Kecuali jika masih ada pada diri seseorang, faktor
penghalang tertentu yang menangkalnya! Atau juga ada rahasia hikmah lain
sesuai kehendak Allah, yang belum kita tahu!
(Di sadur dari status FB Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri MA)
0 komentar:
Posting Komentar