RUANG IKLAN

SILAKAN BERIKLAN DI BLOG SAYA.

Ruang Iklan

Space ini bisa Anda gunakan untuk mengiklankan produk Anda

BUKU KOMPUTER AKUNTASNSI ACCURATE ONLINE

SETUP AWAL DATA BASE- INPUT TRANSAKSI-PENYAJIAN LAPOAN KEUANGAN

Tampilkan postingan dengan label KELUARGA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KELUARGA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Maret 2019

Memaknai OTT KPK atas Romahurmuziy (sisi lain)

Setiap kali mendengar  atau membaca berita  pengungkapan kasus korupsi baikoleh KPK maupun lembaga penegak hukum lainnyahati kita berdesirApalagi jika yang terkena kasus adalah seorang muslim dari Partai Berbasis muslim pulaMisalnya yang masih hangat di media adalah  kasus OTT KPK yang menimpa Ketua Umum PPP.

KETUA Umum PPP Romahurmuziy ditangkap KPK, Jumat (15/3/2019). Ia terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK di Jawa Timur

Saat membaca berita ini lalu melihat bagaimana respon nitizen dan pegiat medsos, hati saya tambah berdesir lagi. Ada yang kegirangan, karena sebagai lawan politik, diharapkan kasus ini dapat menggerus elektabilitas pasangan capres dan cawapres lawan. Ada pula yang merespon dengan menayangkan pidato-pidato sang Ketua UMUM PPP terkait dengan pejabat dan penjahat. Ada pula yang dalam bahasa jawanya "nyokorke''. 

Kemudian, saya merenung, mencoba menelaah dari sisi lain. SAya pribadi melalui akun tweeter saya, saya menyampaikan rasa ikut bersedih atas musibah OTT KPK yang menimpa Mas Romy ini dan berharap beliau tegar mengikuti proses hukum yang berlaku dan berharap pula agar PPP segera move on dan mengambil langkah strategis untuk internal partai tesebut.

Dalam renungan saya, saya merenung, apa hikmah OTT KPK atas mas Romy yang terjadi di bulan Rajab 1440 H ini. Bukankah dibulan ini, setiap muslim memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ
“Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.” (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)

Kita memohon keberkahan di bulan rajab dan sya'ban dan agar ramadan kelak berkesan indah. Tentu mas Romy juga membaca doa ini. Agar mas romy mendapat keberkahan dibulan Rajab. Lalu mengapa malah kena OTT KPK. Apakah ini keberkahan ataukah bencana besar bagi mas Romy dan orang lain yang terkeja kasus yang semisal.

Lalu saya merenung, apa makna keberkahan sebenarnya.. Saya buka lagi dan baca lagi literatur yang membahas keberkahan dalam Islam.

Menurut bahasa, berkah berasal dari bahasa Arab: barokah (البركة), artinya nikmat(Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalahmubarak dan tabaruk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”. Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79).

Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.

Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh dan berkembang dan (2) bertambah kebaikan

Kemudian saya mencoba mengkaitkan keberkahan dengan doa indah dan dahsyat yang diajarkan nabi:

أَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ 
Ya Allah perlihatkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan perlihatkanlah kepada kami yang batil adalah batil dan bantulah kami untuk menjauhinya

Sahabatku, doa ini sejatinya adalah refleksi dari keberkahan, yaitu terjaganya diri dalam kebaikan dan terjauhkannya diri dari kebatilan. Jika keberkahan adalah bertambahnya kebaikan, maka sejatinya sumber kebaikan dalam hidup kita ada dua dan terletak pada doa diatas, yaitu dikokohkannya kita dalam kebaikan dan kebenaran, dan yang kedua, terselamatkannya kita dari kebatilan baik sebagai pelaku maupun korban dari kebatilan tersebut.

Lalu, apa makna dan hikmah OTT KPK yang menimpa atas mas Romy dan yang lainnya bagi kita dan harapan kita kepada Mas Romy dkk. 
Sahabatku, cara Allah menyayangi hamba Nya sangat beraneka warna. Pernik-pernik kehidupan kita ini, seluruhnyaa adalah warna warni cinta dan kasih sayang Allah kepada kita. Sebab memang Allah mengawali seluruh firman Nya yang berisi warna warni petunjuk kehidupan itu dengan kalimat Bismillahiirrahmaanirrahiim.  Kasih sayang Allah bisa berupa kemudahan, tapi bisa juga dalam bentuk kesulitan hidup. Bisa juga  berupa  pertolongan menjadi pribadi yang produktif dalam kebaikan, tapi bisa juga dalam bentuk musibah yang membuat orang menjadi jera dan terhenti keburukannya. 

Sahabatku, bisa jadi saat Allah mentakdirkan mas Romy terkena OTT KPK, sejatinya Allah mengatakan; "Romy, cukup, cukup, cukup. Sampai disini saja petualanganmu melakukan influence of power atau menyalahgunakan kewenangan dan power mu. Sudah cukup dosa-dosamu jangan kau perpanjang lagi. 

Ketika orang terkena musibah dalam petualangan dosa dan pelanggaran, sejatinya Allah swt masih sayang kepadanya. Allah tidak ingin hamba itu bertambah gelimah dosanya. Allah ingin hamba itu berhenti keburukan dan pelanggarannya. Allah ingin hamba itu tersadar lalu bertaubat, berhenti dari rakitan keburukan dan kongkalingkong penyalahgunaan kekuasaan, lalu yang bersangkutan memperbaiki diri dengan menjalani hukuman yang ditetapkan dan menginsyafi kekejian masa lalunya.

Maka, saya lanjutkan renungan saya, berbahagialah orang yang tekena OTT KPK atau kasusnya terungkap, sebab dia dipaksa oleh Allah untuk berhenti bermaksiat. Sementara, bisa jadi, banyak orang yang rajin berbuat yang sama maupun dosa yang lainnya, tetapi Allah tidak menghentikannya dengan aneka kuasa-Nya. Sehingga orang itu terus menerus bergelimang pengkhianatan dan dosa.

Sebagai seorang muslim, kita dengan para koruptor yang sudah diadili, pengadilan dunia menjadi awal kesadarannya untuk bertaubat agar saat dipengadilan yang sejati, yakni di  akhirat tiada  lagi beban dan dosa-dosanya.

Bagi kita, yang mendengar  dan membaca berita tentang OTT KPK dan kejahatan lainnya, hendaknya menjadi pengingat bahwa tidak harus menunggu diungkap oleh Allah di dunia untuk bertaubat dari dosa-dosa dan memperbaiki diri.

Tulisan ini, tentu bukan bermaksud membela para koruptor, tapi sejatinya apa yang menimpa orang lain, bukan berarti menjadikan kita lebih baik dari mereka lalu menjadikan mushibah itu sarana untuk mengolok-olok pelakunya. 
Kita benci perbuatannya, tapi kita berempati kepada orang nya. Semoga kita dijaga oleh Allah untuk senantia teguh mengikuti kebenaran dan tegar diri menjauhkan dari kebatilan.

Jati, 15 Maret 2019
Jl Berdikari II

jam 20.45 ditemani rintikan air hujan.

Rabu, 23 Januari 2013

Rahasia Umur 40 tahun...


Umur 40 tahun adalah Usia yang matang bagi seseorang dalam berfikir dan bertindak oleh karena itu mudahlah dimengerti jika batas nasib seseorang ditentukan saat mencapai umur 40 tahun. Jika sampai pada umur tersebut orang tersebut masih saja berbuat dosa dan maksiat maka dipastikan orang tersebut telah memiliki Tiket ke Neraka karena Secara sadar ia sudah berfikir, mengerti dan paham bahwa perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan adalah salah akan tetapi tetap  saja  maksiat masih  dilakukan.

Sebagai orang Islam akan mudah memahami hal ini karena , Allah sebagai pencipta manusia memberi perhatian khusus pada umur 40 tahun yaitu dalam Al-Quran Surat Al-Ahgaaf Ayat ke 15 yang artinya

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nimat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. 46:15) 

Dan seperti dikatakan oleh ulama yang sangat masyhur yaitu Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad : “Barangsiapa yang telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, maka hendaklah dia mempersiapkan dirinya untuk masuk kedalam Neraka”

Jadi sudah seharusnya bila seseorang pada umur 40 tahun untuk :
  1. Berbuat lebih baik kepada kedua Orang tua, karena atas perjuangannya kita bisa menjadi seperti sekarang ini.
  2. Mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dengan banyak berbuat baik dan beramal saleh yg diridhoi oleh Allah SWT dan menambah amalan dalam beribadah.
  3. Bertaubat dan berserah diri yang artinya tidak berbuat dosa dan maksiat serta berserah diri bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah dan akan kembali lagi kepadaNya
Banyak hal-hal besar di dunia ini yang terjadi dan dikaitkan dengan Umur 40 tahun yang menjadi bukti akan misteri umur 40 tahun ini yaitu :
  1. Nabi Muhammad SAW dan kebanyakan nabi lainnya diangkat menjadi rasul tepat pada umur 40 tahun, Muhammad bin Abdullah dipilih untuk mengemban tugas besar dan tidak mudah, sehingga Nabi sendiri pada awalnya sempat ragu, apakah benar yang diterima di gua Hiro adalah wahyu, Tetapi sang isteri Siti Khadijah, yang teguh hati, menenangkan, menentramkan, menguatkan serta memastikan bahwa yang diterima benar wahyu dan beliau benar-benar diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
  2. Pada Usia 40 tahun Kolonel Sanders sang penemu resep masakan Ayam Goreng Kentucky Fried Chicken mulai memasak untuk orang yang singgah dibengkelnya di Corbin. Saat itu ia belum memliki restoran KFC dan sekarang KFC ada di hampir 80 negara.
  3. Pada Usia 40 tahun mulai ada keinginan yang Positif maupun Negatif. Positif untuk Maju dan Hidup lebih baik, tapi banyak juga pada usia ini justru punya keinginan yang Negatip seperti poligami tanpa ijin isteri, selingkuh dll
” Nasib Baik dan Buruk kita bukan tergantung pada orang lain tapi tergantung pada diri kita sendiri” Oleh karena itu bersegeralah untuk mengubah nasib kita baik di Dunia maupun di Akhirat dengan Warning : UMUR 40 TAHUN

Sesuai dengan Firman Allah dalam Surat. Aali-Imran ayat 133 :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. 3:133) .

APA YG HRS DILAKUKAN PD USIA 40 TAHUN?


Para mufasir ketika membahas ayat Qs 46:15 ’hatta idza balagho asyuddahu wa balagho arba’iina sanah’ (hingga apabila dia telah dewasa dan mencapai usia 4o tahun), usia kedewasaan itu berkisar antara 30 hingga 40 th & usia 40 th adalah puncak kematangan & kearifan. Pada fase ini, semua potensi & kemauan telah sempurna & manusia siap merenung utk berpikir dg tenang. Pd usia ini fitrah yg lurus & bersih berorientasi kpd hal-hal di balik kehidupan & sesudah kehidupan, banyak merenung ttg kematian.

Imam Ghazali dlm Ihya' berkata, “..usia 40 th adalah sebuah isyarat. Spt sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik utk kehidupannya nanti..”

1. MEMPERBANYAK DOA
Imam Al Qurthubi menjelaskan, ”Allah menyebutkan bhw org yg berusia 40 th maka telah tiba saatnya utk mengetahui nikmat Allah yg ada padanya & kpd kedua orangtuanya serta mensyukurinya.”

2. SELALU WASPADA
Ibnu Katsir meriwayatkan bhw ketika Imam Masruq ditanya,”Kapan seseorang diadzab krn dosa2 yg dilakukannya?” Beliau menjawab, ”Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun maka hendaklah engkau selalu waspada”.

Imam Syafi'i saat umur 40 thn berjalan dg sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata,"Supaya aku senantiasa ingat bhw aku adalah seorg musafir yg sdg berjalan menuju akhirat." 

3. MEMPERSIAPKAN KEMATIAN
Imam Malik berkata, ”Aku mendapatkan para ahli ilmu di negeri kami, mereka mencari dunia & berbaur dg manusia, namun ketika di antara mereka sdh mencapai usia 40 th maka mereka akan memisahkan diri dari org banyak & menyibukkan diri dg persiapan utk hari kiamat hingga ajal menjemput mereka”.

4. SELALU BERSYUKUR
Az Zajjaj berpendapat,"maksud 46:15..halangilah aku dr segala sesuatu, kecuali dr bersyukur thd segala nikmatMu”.

5. MEMPERBANYAK TAUBAT
Ibnu Katsir menjelaskan makna 46:15,"...bimbingan bagi org yg telah berusia 40 th agar ia memperbarui taubatnya & kembali kpd Allah serta bertekad utk itu semua.”




Kamis, 17 Januari 2013

Ketika malas..... datang


Malas, hampir tiap orang pernah merasakannya. “Penyakit” ini membuat seseorang enggan melakukan berbagai aktivitas, seperti bekerja, beribadah, menuntut ilmu, dan sebagainya. Tentu, kerugian pun akan dituai, ketika seseorang selalu mengikuti dan memanjakan rasa malasnya. Malas bekerja, akan menjadikan jauh dari rezeki. Malas beribadah, menjauhkan diri dari pahala dan surga-Nya. Malas menuntut ilmu atau belajar agama, akan berbuah kebodohan. Padahal ilmu agama harus senantiasa dipelajari dan dipahami, karena agamalah yang akan menjadi pedoman hidup kita agar bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Malas Beribadah

Jika hanya mengikuti hawa nafsu, kita memang lebih suka bersantai-santai. Pun dalam soal ibadah. Untuk melakukan shalat lima waktu saja, terkadang kita ogah-ogahan, apalagi untuk qiyamullail, di saat udara begitu dingin.
Memang grafik keimanan seseorang itu bisa naik dan turun. Ketika grafik keimanan turun itulah, biasanya rasa malas beribadah lebih sering kita alami. Agar lebih bersemangat lagi dalam beribadah, berikut ini ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan:
1. Ingat mati. Kita semua pasti akan mati, dan memerlukan bekal untuk sebuah perjalanan yang panjang. Jika sekarang kita tak menggunakan waktu kita untuk banyak beribadah, maka kita akan rugi, karena bekal kita nanti sangat sedikit.
2. Bacalah Al Quran dan as-Sunnah serta terjemahannya, khususnya ayat-ayat yang berisikan janji-janji Allah – ta’ala – bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bila kita hayati, insya Allah ayat-ayat tersebut bisa mengembalikan semangat ibadah kita.
3. Bacalah shirah nabawiyah maupun kisah para sahabat dan para pahlawan Islam. Mereka rela mempertaruhkan harta dan jiwa mereka demi kemuliaan Allah – ta’ala – dan Rasul-Nya. Coba bandingkan keadaan dan perjuangan mereka, dengan keadaan kita saat ini. Tidakkah kita malu, jika berjuang melawan malas saja tak mampu?
4. Kunjungi dan mintalah nasihat kepada orang-orang yang Anda anggap mampu untuk memberikan semangat dan nasihat kepada Anda.
5. Lakukanlah refreshing untuk menghilangkan kejenuhan. Misalnya dengan rihlah ke tempat-tempat yang indah pemandangan alamnya. Buatlah diri  Anda rileks. Nikmati pemandangan alam itu, dan ingatlah siapa penciptanya. Sebelum pulang, berjanjilah dalam hati, sekembalinya dari rihlah ini, Anda akan lebih semangat dalam ibadah dan mensyukuri nikmat-Nya.
6. Bila semua cara di atas tak berhasil melibas rasa malas, ada cara terakhir yang bisa dilakukan: paksakan diri saja! Misalnya ketika Anda sedang malas shalat berjamaah ke masjid, ya paksakan saja! Demikian pula ketika malas shalat malam. Awalnya kita mungkin akan merasa berat dan terpaksa, tapi lama-lama insya Allah kita akan bisa menikmatinya dan melakukannya dengan senang hati.

Malas Bekerja

Pada sebuah kesempatan, Syekh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah (salah seorang murid dari Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani – rahimahullah -) ditanya, “Ada seorang pemuda, ia mampu bekerja tapi enggan bekerja. Bagaimana pendapat Anda?”
Maka berikut ini ringkasan jawaban beliau: pendapatku sama dengan pendapat Ibnu Mas’ud – radhiyallahu ‘anhu -, “melihat seorang pemuda, ia membuatku kagum. Lalu aku bertanya kepada orang-orang mengenai pekerjaannya. Mereka mengatakan bahwa ia tidak bekerja. Seketika itu pemuda tersebut jatuh martabatnya di mataku.”
Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda, “Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.”
Jika seseorang duduk di masjid menyibukkan diri dalam urusan agama, menuntut ilmu agama atau beribadah namun menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya, ia adalah seorang pendosa. Ia tidak paham bahwa bekerja untuk menjaga iffah dirinya, istrinya dan anak-anaknya adalah ibadah.
al-Baihaqi dalam kitabnya, Syu’abul Iman, membawakan sebuah riwayat dari Umar – radhiyallahu ‘anhu -, “Wahai para pembaca Al Quran (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepada kalian, sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan. Dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin.”
Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – juga berdoa,
اللهم إني أعوذ بك من الكفر والفقر
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran.”
Maka wajib bagi setiap muslim untuk bekerja, berusaha, bersungguh-sungguh dan tidak menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya. Orang yang hanya duduk diam, ia bukanlah mutawakkil (orang yang tawakal), melainkan ia adalah mutawaakil (orang yang pura-pura tawakal). Ini adalah kemalasan.
Manusia diciptakan di dunia agar mereka dapat bekerja, berusaha dan bersungguh-sungguh. Para nabi pun bekerja, Abu Bakar – radhiyallahu ‘anhu – pun berdagang. Orang yang berpendirian bahwa duduk diam tanpa bekerja adalah tawakal, kemungkinan pertama ia memiliki pemahaman agama yang salah,   kemungkinan kedua ia adalah orang malas yang gemar mempercayakan urusannya pada orang lain.
Kepada orang yang demikian kami nasihatkan, perbaikilah niat Anda dan carilah penghasilan yang halal, bertakwalah kepada Allah dan tetap berada dalam ketaatan. Bersemangatlah untuk menghadiri perkumpulan penuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu dengan tanpa menelantarkan orang yang menjadi tanggungan Anda. Orang yang inginnya meminta-meminta dari orang lain, Allah akan membukakan baginya pintu kefakiran. Orang yang bekerja, dialah orang yang kaya. Karena kekayaan hakiki bukanlah harta, melainkan kekayaan jiwa. Orang yang kaya jiwanya tidak gemar meminta-minta kepada orang lain. (Diringkas dari Fatawa Syaikh Masyhur Hasan Salman)

Malas Menuntut Ilmu

Dari Ibnu Abbas – radhiyallahu ‘anhu -, Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda, “Semua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (Riwayat Bukhari dan lainnya)
Banyak di antara manusia yang tidak menggunakan waktu sehat dan waktu luangnya dengan sebaik-baiknya, misalnya untuk belajar Islam atau menimba ilmu syar’i. Padahal malas menuntut ilmu syar’i akan membuahkan kebodohan. Bodoh dalam agama sangat berbahaya.
Yang paling membahayakan, menyebabkan seseorang tidak mengetahui mana yang halal dan yang haram, mana perintah dan larangan. Terkadang, mereka mengerjakan sesuatu yang haram, namun mereka menyangka itu justru amal ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah – ta’ala -. Mereka beragama atas dasar ikut-ikutan saja.
Orang yang malas menuntut ilmu syar’i, tidak mau mendengar dan memahami Al Quran dan sunnah, dan menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Demikianlah sebagaimana firman Allah – ta’ala -,
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (al-Furqan: 43-44)
Bahkan kebodohan itu bisa  mengantarkan ke neraka, sebagaimana firman-Nya,
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti  binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (al-A’raf: 179)
Dengan mengetahui bahaya bodoh dalam agama, tentu kita harus bisa menebas rasa malas menuntut ilmu. Selain itu, saat ini ilmu semakin mudah kita dapatkan, tidak hanya melalui kajian langsung, tapi juga lewat VCD, radio, buku-buku, majalah, dan sebagainya.
Terakhir, mari kita selalu berlindung kepada Allah – ta’ala – dari sifat lemah dan malas.
Ada satu doa yang diajarkan nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam -, yang selalu beliau wiridkan dua kali sehari, di saat pagi dan sore. Doa itu adalah:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan penakut, aku berlindung kepada-Mu dari beban utang dan penindasan orang.” (***)
Sumber: Rubrik Lentera, Majalah Nikah Sakinah Vol. 10 No. 5

Keluarga Sakinah itu....

Keluarga sakinah itu keluarga yang bahagia dunia dan akhirat karena setiap anggota keluarganya menikmati ketaatannya kepada Allah, saling cinta, saling berbagi, saling berlomba untuk membahagiakan dan saling mendoakan. 


Alqur'an dan Sunnah landasannya, bacaan Alqur'an terdengar disetiap magrib dan subuh, kajian keluarga setiap pekan, tahajjud dan dhuha pun terjaga, setiap berjumpa selesai sholat, kajian dan bepergian, mereka saling peluk cium, ikhtiarnya pada rizki yang halal dan mereka pun mempersiapan generasi keluarganya untuk menjadi generasi dakwah, dan semuanya rindu ridho dan syurga Allah. 

Inilah yang disebut Imam Ghazali, "Al Jannah qoblal Jannah" rumah tangga Syurga sebelum Syurga sebenarnya. 

Kutulis hikmah ini setibaku di Pasaman Timur setelah perjalanan selama tiga jam lewat darat dari Padang Sumatera Barat. 

Lelahku terasa nikmat setelah menulis hikmah ini untuk kalian sahabatku tercinta...  

Semoga Allah terus menerus memperbaiki keadaan keluarga kita... Aamiin.
Kriteria Suami yang Shalih
Sahabatku, semua wanita pasti mendambakan suami yang sholeh, lalu apa saja kriteria?  Inilah diantara kriteria suami yang sholeh:
  1. Imam teladan dalam ketaqwaan, bukan hanya dicintai tetapi dihormati dan ditaatioleh istri dan anak anak
  2. Sangat kuat ibadahnya, seperti selalu berjamaah di masjd, membangunkan keluarganya untuk sholat malam, tadabburul Qur'an, tak pernah absen sholat dhuha, dan sebagainya
  3. Guru bagi keluarga, menjadwalkan serius dan rutin untuk pembinaan keluarganya
  4. Mencukupkan keluarganya dengan rizki yang halal
  5. Berakhlak mulia, penuh kasih sayang, rendah hati dan mesra dalam keluarga, "Gaulilah keluargamu dengan akhlak mulia " (QS 4:19). Rasulullah bersabda, "Sebaik baik kalian yang bersikap terbaik pada keluarga kalian, dan aku adalah bersikap terbaik pada keluargaku"
  6. Meringankan beban istri, seperti Rasulullah menjahit pakaian sendiri, memperbaiki sepatu sendiri dan memerah susu sendiri
  7. Mendengar dan menghargai pendapat istrinya
  8. Memanggil istri dengan panggilan manja, "Duhai bidadariku dunia akhirat"
  9. Tidak malu minta maaf kalau memang salah
  10. Membentengi keberkahan keluarga dengan sedekah dan mengasuh yatim
  11. Mempersiapkan anak-anaknya untuk menjadi generasi pewaris para Nabi
  12. Sering memberi ciuman dan hadiah kejutan
  13. Mengajak keluarga duduk di Majlis Ilmu dan bersilaturahim dengan ulama
  14. Kuat doanya untuk keluarga dan umat Rasulullah. "Duhai Robb kami, anugerahkanlah kami isteri dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang yang bertakwa” (QS 25:74) 
Inilah diantara kriteria istri sholehah
1)     Sangat damai hidup bersamanya karena ketaatannya kepada Allah (QS 4:34)
2)     Kalau ditatap selalu menyenangkan
3)     Tidak membantah jika diperintah suaminya dalam kebaikan dan Syariat Allah
4)     Pandai menjaga kehormatan dan harta suaminya. Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik istri sholehah adalah jika ditatap menyenangkan, bila diperintah taat, dan jika suaminya pergi pandai menjaga kehormatan dan harta suaminya" (HR Abu Daud)
5)     Mulia sekali karena terjaga kehormatan dan tertutup auratnya (QS 33:59)
6)     Bukan hanya sabar bahkan rela berkorban untuk suaminya
7)     "Gholimah" pandai merawat tubuhnya dan sangat aktif melayani suaminya
8)     Bersyukur atas nikmat Allah dengan terus membangkitkan semangat suami dan tidak menuntut diluar batas kemampuan suaminya
9)     Menyayangi dan menghormati keluarga suaminya
10)  Tidak keluar rumah tanpa seizin suaminya
11)  Menyertakan suaminya dalam doanya, terutama dipenghujung malam
12)  Penuh perhatian saat suami bicara disertai tatapan cinta
13)  Hadiah kecil tetapi sangat membahagiakan suami, tatkala istri menciumnya disertai bisikan, "Adek bangga menjadi istrimu, kak"

SubhanAllah indaaaaaaaaah sahabatku, makasih ya Allah.


Tenang dalam Bersikap

Saudaraku yang baik, ketenangan menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat hendak mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak pernah galau, panik tergesa-gesa, tidak emosional, tidak overacting. Orang tenang akan bisa menerima informasi lebih banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkan orang yang emosional pendek kemampuan memahaminya, akibatnya kalau merespon akan tidak bagus karena keterbatasan pemahamannya.
Ketenangan pun akan membawa kewibawaan, atau karisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan disegani oleh teman dan lingkungannya. Sebaliknya, orang yang overacting tidak akan memiliki kharisma. Terutama, kepada para calon pemimpin dalam skala apapun, ia harus berlatih mengendalikan diri, tetap tenang dalam kondisi bagaimanapun sulitnya. Dan, tenang bukan berarti lamban. Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling tenang, tetapi berjalannya sangat gesit. Karena ketenangan tidak ada kaitannya dengan waktu, melainkan dengan pengendalian diri, artinya dia tetap gesit, tangkas tidak ada gurau berlebih, atau berteriak-teriak. Pribadi yang kalem senyum berukir jernih, tidak pula banyak bicara kalau memang tidak perlu bicara. Akibatnya, orang yang tenang mendapat ilmu yang lebih banyak, mendapatkan kemampuan memilih keputusan lebih baik.
Namun, ketenangan harus diupayakan agar tidak berujung menjadi sombong. Cirinya adalah ketika ia tidak peduli kepada orang lain. Dia diam tapi tidak mau mendengarkan. Malah mungkin asyik melakukan kegiatan yang lain (saat orang lain berbicara padanya). Atau, ada orang yang diam karena dia tengah memikirkan bantahan kepada orang lain, bukannya mengemas manfaat dari pembicaraan yang didengarnya.
Sehingga, tenangya kita responsif, tidak justru pelit. Reponsif seseorang memang bisa dipengaruhi oleh banyaknya keinginan, demografi (asal tempat menetapnya), lingkungan, tekanan kesulitan. Namun itu bisa diubah kalau memang ingin berubah. Nabi Muhammad SAW sendiri tertawa bila orang lain tengah melucu. Demikian pula bagi seorang pemimpin, keputusan terbaik adalah ketika ia memang memiliki akses informasi lengkap. Makin lengkap informasi makin akurat keputusannya. Dan informasi itu sendiri tidak boleh diambil hanya dari satu pihak. Kita harus belajar dari kedua belah pihak, baru mengambil keputusan. Dan yang harus kita sadari adalah tidak ada keputusan tanpa resiko, semua keputusan ada resikonya. Kita hanya perlu menghitung resiko yang paling minimal. Wallahu a`lam.

MAKNA CINTA

Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", tanya suami saya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan," jawab saya.
Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya :
"Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ......
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.
Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ’teman baik kamu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ’aneh’. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."

"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."
"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.

"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.
"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.

Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."
"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.
Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

MENGHINDARI MASKSIAT

Semoga Allah Yang Maha Mendengar, Maha Menatap mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk mengendalikan diri karena ternyata masalah yang besar bagi kita adalah kadang-kadang kita kalah oleh nafsu kita sendiri.

Kita adalah manusia biasa yang punya peluang berbuat dosa tetapi tentu saja bukan berarti kita harus kalah, kita akan jatuh bangun tetapi tidak boleh kita terus menerus jatuh, apalagi masuk ke dalam lubang yang sama.

Ada beberapa teknik yang mudah-mudahan bisa menjadi bahan bagi kita untuk mengendalikan diri supaya kita tidak tergelincir dalam perbuatan dosa :

Teknik yang pertama dan paling potensial adalah dengan mengingat kematian, kita semua mungkin masih ingat tentang sebuah kasus yang diberitakan beberapa media baru-baru ini, yaitu tentang seorang petinggi yang meninggal di sebuah hotel bersama seorang wanita yang bukan muhrim, kemudian ada beberapa juga nama yang dikenal meninggal dalam pelukan wanita yang tidak halal.

Artinya dengan mengingat kematian itu adalah merupakan salah satu teknik untuk membuat kita tercegah dari perbuatan maksiat, karena ternyata andaikata kita mati ketika sedang berbuat maksiat, Naudzubillahi min dzalik, alangkah aibnya mati dalam keadaan seperti itu, istri dan anak-anaknya akan menanggung aib, orang tua akan terpukul, institusi juga ikut tercemar, begitu banyak dampak negatif yang diakibatkannya, dan tentu saja mati ketika berbuat maksiat merupakan mati kehinaan, mati yang tidak terhormat.

Dulu ada sebuah cerita di suatu tempat tentang seorang bapak yang sudah lanjut yang menonton film yang tidak baik di sebuah bioskop dan akhirnya bioskop tersebut terbakar, banyak sekali contoh yang dapat kita saksikan tentang orang-orang yang meninggal ketika sedang berbuat maksiat; ada yang mati dalam keadaan mencuri, ada yang mati dalam bergelimang harta haram, ada yang mati di tempat zina, itu semua mati yang kelihatannya su’ul khotimah karena mengakhiri hidupnya dengan kegiatan yang buruk, Naudzubillahi min dzalik.

Maka andaikata kita berkeinginan berbuat maksiat, Naudzubillahi min dzalik, kita harus ingat karena jangan-jangan kita mati di tempat maksiat, ini akan jadi aib yang akan tersebar kemana-mana. Maka hati-hatilah saudaraku dengan memperbanyak ingat mati Insya Allah akan membuat kita mempunyai rem yang lebih efektif dalam mencegah diri dari berbuat maksiat.
“Dan Allah sekali-kali tidak akan Menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 63 ; 11)

Teknik yang kedua adalah dengan membayangkan bagaimana jika Allah membeberkan aib kita, karena ternyata aib itu tidak bisa disembunyikan, karena tidak ada satupun yang dapat menghalangi jika Allah akan membeberkan apa yang Dia kehendaki, mati-matian kita dengan rencana yang matang untuk menutupi aib, tidak akan dapat menghalangi kalau Allah mau membeberkan diri kita termasuk maksiat yang kita lakukan. Maksiat yang diperbuat mudah bagi Allah untuk menjelaskannya kepada siapapun. Oleh karena itu ketakutan kita akan dibeberkan aib kita oleh Allah akan membuat kita seharusnya tercegah dari perbuatan maksiat.


Pernah suatu ketika ada seseorang yang memiliki keinginan untuk berzina, berbicara kepada Rasullulah SAW “Ya Rasul saya ingin zina “, lalu sebagian sahabat yang hadir kontan seketika itu marah, tetapi Rasulullah tetap bersikap tenang, kemudian beliau mengajukan beberapa pertanyaan “bagaimana jika ibumu dzjinahi ?, orang itu langsung marah, lalu Rasul bertanya kembali “bagaimana jika anak-anak perempuanmu ada yang menzinahi ? : bagaimana kalau ada saudara perempuanmu ada yang menzinahi ? setelah itu Rasulullah mendoakan orang tersebut sambil diusap dadanya dan orang yang mempunyai keinginan berjina itupun berkata” kalau sebelumnya saya sangat ingin zina maka sekarang saya sangat tidak ingin berzina!

Ini sebuah teknik yang luar biasa sekali yang diajarkan Rasulullah, yaitu dengan membayangkan bagaimana” andaikata hal maksiat itu menimpa saudara kita sendiri.Misalkan ada seorang laki-laki yang berselingkuh kepada istri orang lain, salah satu cara untuk menghentikannnya adalah dengan membayangkan bagaimana jika istri kita diselingkuhi, perasaan kita seperti apa? Naudzubillahi min dzalik, lalu bagaimana jika anak kita diselingkuhi ?, Naudzubillah. Jadi kalau kita memiliki keinginan seperti pemuda tadi yang ingin” berzina, bayangkanlah jika istri kita dizinahi, anak perempuan kita dizinahi, pasti kita akan sangat marah.

Maka dengan bersikap seperti teknik diatas akan menjadi sebuah energi untuk menghentikan niat buruk kita, kalau kita ingin mengambil hak orang lain bayangkanlah jika hak kita diambil.Kalau kita berbuat tidak baik kepada orang lain, bayangkanlah kalau hal itu menimpa diri kita, menimpa keluarga kita, menimpa anak-anak kita, pasti kita tidak akan mau, maka orang lain pun pasti tidak mau dengan perbuatan kita itu, kemurkaannya merupakan upaya untuk mencegah kita dari berbuat maksiat.

Jika kita tidak ingin dihina karena dihina itu tidak enak, maka kita jangan menghina orang lain, memang butuh waktu untuk latihan” mengendalikan diri, mengendalikan seni berpikir agar pikiran kita menjadi pikiran yang dapat mengerem, tapi kalau tidak dilatih akan lewat begitu saja dan kembali mengulang-ulang maksiat yang kita lakukan, Naudzubillahi min dzalik.

Untuk mencegah dari berbuat maksiat maka kita harus memperbanyak dzikir, dan memperkuat ibadah, shalat harus terus diperbaiki, tahajud dilakukan dengan lebih baik dan shaum dipertahankan, karena jika dzikir kita lemah maka nafsu yang akan bertambah, jika dzikir kita lemah maka amarah dan syahwatlah yang akan meningkat.
Itulah beberapa trik sederhana yang mudah-mudahan akan membuat kita lebih dekat dengan rem yang akan mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar. Wallahu alam.

PERJALANAN REMAJA


Berapa kali Anda mendengar orang berkata, "Masa remaja sangat menyiksa"? atau, "Tunggu sampai anakmu remaja. Mengerikan." Kita langsung percaya saja pada konsepsi keliru mengenai tahap kehidupan ini. Kita pun percaya saja bahwa saat anak kita menginjak usia remaja, kita pasti akan kesulitan. Bagaimana kalau kita mengubah cara berpikir kita? 

Bagaimana jika, bukannya memercayai, dan kemudian menciptakan situasi yang menakutkan itu, kita mengubah keyakinan populer tersebut? Sebagai gantinya kita katakan saja, "Anak remaja saya yang cemerlang selalu penuh harapan, energi, kegembiraan, dan saya menerimanya seutuhnya. Kami menjalin hubungan yang sangat menyenangkan."

Pikirkan tentang semua sifat yang Anda sukai dalam diri anak Anda; dan katakan kepadanya sifat-sifat apa itu. Buat daftar saat indah yang kalian nikmati bersama dan betapa berartinya itu bagi Anda. Setiap kali Anda membayangkan anak remaja Anda secara negatif, format ulang bayangan itu. Gunakan peneguhan seperti, "Saya merelakan dan menyerahkan kepada Tuhan agar membimbing anak saya tercinta untuk meraih segala kebaikan. Dia merupakan perwujudan cahaya Tuhan yang paling sempurna." Bukan berarti Anda memberinya kebebasan dengan begitu saja dan tidak mau tahu akibatnya-melainkan Anda hendaknya menyingkirkan setiap perilaku yang tidak menarik dan merengkuh esensi anak remaja Anda.

Cobalah membayangkan seperti apa kehidupan putri atau putra Anda. Buatlah gambaran sejelas mungkin. Sediakan waktu dan isilah semua detailnya. Seperti apa kelihatannya? Anda bahkan bisa melakukan ini bersama-sama. Sediakan waktu pada malam hari untuk mengumpulkan semua jenis majalah di meja dapur. Proyek kesenian pasti akan bisa mengubah remaja yang paling cuek pun menjadi anak yang penuh semangat. Cari gunting, lem, dan papan poster. Potonglah gambar-gambar yang melukiskan impian hidup kalian dan ciptakan "papan citra" kalian sendiri. Potonglah papan itu menjadi bagian-bagian yang menggambarkan berbagai aspek hidup kalian. Gadis remaja Anda mungkin ragu-ragu pada awainya, tetapi kebanyakan anak akan sangat menyukai proyek semacam ini. Gantung papan yang sudah selesai di tempat yang kalian dapat melihatnya setiap hari. Jangan lupa menggunting kata-kata yang dapat melukiskan diri kalian-"dinamis", "bahagia", "damai’’.

Mungkin akan sulit, tetapi cobalah untuk tidak mengatur perasaan anak remaja Anda. "Kau tengah mengalami tahap yang sulit. Ibu mengalaminya juga saat remaja dan semua itu disebabkan oleh hormon." Tidak ada yang tahu persis bagaimana perasaan orang lain, dan remaja pasti mengira bahwa mereka mengenal emosi mereka sendiri dengan pasti. Ingatlah bahwa kalian masing-masing adalah makhluk spiritual yang tengah menjalani pengalaman sebagai manusia-dan belajar bersama-sama sambil jalan.

Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA


BERI AKU WAKTU SEDIKIT LAGI...

Kita tidak perlu menunggu hasil jajak pendapat mutakhir untuk mengetahui bahwa yang paling dibutuhkan orangtua adalah waktu yang lebih banyak. Kita berusaha mengatur waktu kita yang sangat berharga, tetapi kita justru Iebih sering merasa bahwa waktulah yang mengendalikan kita—membuat kita frustrasi, mudah marah, jengkel, cemas,dan tertekan.

Saya pernah mengamati seorang ibu yang kelelahan menjemput putrinya dari taman kanak-kanak. Dia menangkap tangan gadis kecil itu dan menariknya menuju mobilnya yang sudah menunggu, dan cepat-cepat melepaskan tangannya pada saat si tubuh anak belum seimbang. Gadis itu berjuang untuk tegak di belakang ibunya, sambil berteriak-teriak menceritakan pengalamannya hari itu. Ibunya tidak menengok sama sekali.

Seberapa sering kita memburu-buru diri kita sendiri atau anak-anak kita, tanpa menyadari akibat buruknya? Tentu saja kita bisa bersabar jika punya waktu, menawarkan bantuan jika tidak merasa tertekan, dan menjalin komunikasi yang mendalam jika tidak terburu-buru.

Putri saya, Elizabeth, sedang membuat kolase untuk sekolahnya yang tujuannya adalah mengemukakan aspek-aspek tentang siapa dia sebenarnya. Dalam huruf tebal dia menulis kata WAKTU. Saya kaget bahwa masalah waktu ternyata begitu melekat dalam kesadaran anak sekecil itu. Saya jadi mencermati sikap saya yang selalu ingin tepat waktu, bagaimana saya menanggapi keterlambatan orang lain, waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas, waktu tidur, waktu diam. Apakah saya terlalu sadar waktu atau sekadar ikut mengalir di dunia tempat saya hidup?

Saya berusaha mengubah sikap saya, tidak lagi menganggap waktu sebagai sesuatu yang harus diatur, dan mencoba berdamai dengannya. Saya sadar bahwa mengatur waktu berarti mengatur diri sendiri, bukan waktu itu sendiri. Rasanya lega ketika akhirnya saya bisa berkata kepada anak-anak saya, "Dunia tidak akan kiamat meskipun kita terlambat.”


Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA

CUKUPI KEBUTUHAN ENERGI UNTUK OTAK ANAK

Sejak si kecil di dalam kandungan hingga ia lahir dan tumbuh besar, Anda pasti selalu memastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik. Mulai dari rutin mengonsumsi susu dan suplemen selama masa kehamilan, memberinya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, hingga memberi makanan padat yang segar dan penuh gizi di masa pertumbuhannya.

Lima tahun pertama dalam masa pertumbuhan anak merupakan masa yang paling penting. Saat anak berusia 5 tahun, pertumbuhan otaknya telah mencapai lebih dari 85 persen. Pada masa ini dan  seiring dengan proses belajarnya, maka anak akan banyak bergerak dan melakukan eksplorasi  untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Ia akan berjalan, berlari, bermain, bernyanyi, bahkan berpikir. Saat itu, bukan hanya sekadar makanan bergizi yang ia butuhkan. Ia juga membutuhkan makanan yang mampu mencukupi kebutuhan energinya. Tak hanya energi untuk aktivitas fisik, tapi juga aktivitas otaknya.



Kenapa otak membutuhkan energi? Karena seiring dengan pertumbuhan anak, ia akan semakin banyak menggunakan otaknya untuk berpikir dan berkonsentrasi. Saat bermain balok berwarna, misalnya, ia tak lagi hanya sekadar menumpukkan balok-balok tersebut, tapi juga mempelajari warna, bentuk, dan tekstur balok tersebut. Sama seperti aktivitas fisik, berpikir dan berkonsentrasi juga bisa menguras energy. Oleh karena itulah, energi tersebut sangat dibutuhkan anak pada 5 tahun pertama masa pertumbuhannya.



Pada usia 1 – 6 tahun,  berat otak anak kurang dari 10 % dari total berat tubuhnya, namun kebutuhan energinya lebih dari 40 % total energi tubuh. Selama masa ini, otak anak bahkan membutuhkan energi 2 kali lipat dibandingkan otak dewasa. Secara umum, kebutuhan energi otak untuk anak usia 1,5 – 5 tahun adalah sebesar 44 - 53% dari total energi tubuhnya. Sementara otak orang dewasa hanya membutuhkan sebesar 23 - 27% dari total energi tubuhnya.


Untuk mencapai pertumbuhan optimal otak sekaligus fisiknya, anak membutuhkan nutrisi yang bisa memberikan asupan energi yang lebih lama. Oleh karena itu, sangat penting memilih makanan dan minuman yang tepat untuk membantu si kecil tetap aktif dan bertenaga sepanjang hari. Mulailah dengan menyiapkan menu sarapan bergizi di pagi hari, saat tingkat energi masih relatif rendah karena tubuh tak mendapat asupan makanan atau minuman apapun sepanjang malam. Apalagi, saat tidur sekalipun,otak manusia tetap mengonsumsi energi.

Isomaltulosa adalah salah satu jenis karbohidrat unik yang mampu menyediakan asupan energi lebih lama dibandingkan dengan sukrosa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi otak lebih optimal. Jika otak dan fisik mendapat asupan energi yang cukup, aktivitas anak, termasuk dalam hal kognitif, juga dapat berlangsung optimal. 

Sumber: Parenting.co.id

Cara Hindari Membentak Anak


Saat anak berulah, dan Anda tidak cukup sabar menghadapinya, sering sekali Anda berteriak sambil marah. Bagaimana menahan amarah?

Sering membentak anak juga menimbulkan efek yang tidak baik pada perkembangan sikapnya. Ia bisa meniru Anda dan akan berteriak sesuka hati baik kepada Anda maupun orang-orang di sekitarnya. Tentunya Anda tidak ingin anak bersikap demikian. Untuk itu sebaiknya hindari berteriak meskipun Anda sedang marah padanya.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk memperingatkan anak tanpa harus membentak dan berteriak:

Ajarkan anak bersikap
Jika anak mulai berulah, posisikan diri Anda setinggi anak Anda kemudian lihat matanya. Bicarakan baik-baik pada anak kalau sikapnya tidak baik dan harus diperbaiki. Ajarkan bagaimana seharusnya ia bersikap. Cara ini lebih mengena pada anak dibandingkan Anda berteriak untuk memperingatkannya.

Beri hukuman efektif
Jika cara di atas tidak berhasil dan malah membuat ulah anak semakin menjadi-jadi, mau tidak mau Anda harus memberikannya hukuman. Minta ia duduk di pojok hukuman selama beberapa menit, hingga emosinya dan Anda turun. Kemudian baru bicara baik-baik padanya, jangan lupa untuk mengungkapkan rasa sayang Anda padanya.

Berikan peringatan
Tekankan sampai tiga kali bagaimana seharusnya ia bersikap. Penelitian menunjukkan seseorang akan menanggapi serius sebuah peringatan jika disampaikan minimal tiga kali. Tanyakan juga alasan mengapa ia berulah, dengan begitu Anda bisa mengetahui penyebabnya. Anak pun merasa dihargai dan didengarkan pendapatnya.

Sumber: Parenting.co.id