Jumat, 08 Maret 2019

TEKNIK AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH


 A.      Persamaan Akuntansi Pemerintahan
Persamaan akuntansi merupakan filosofi dasar yang sangat penting dalam akuntansi. Persamaan akuntansi merefleksikan karakteristik sebuah organisasi atau entitas akuntansi dalam teknik-teknik dasarnya. Organisasi pemerintahan adalah sebuah organisasi khas dengan karaktristik tersendiri yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam desain dan struktur akuntansi.

Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karkteristik utama ini memberikan pengaruh signifikan dalam desain persamaan dalam akuntansi pemerintahan. Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi hak pemilik yang dilambangkan dalam ekuitas, seperti yang dikenal dalam akuntansi perusahaan. Hal tersebut ditegaskan dalam karakteristik lain yang mengatakan bahwa tidak ada kepemilikan dalam organisasi pemerintahan. Dengan demikian, kekayaan bersih yang dimiliki baik karena inventasi maupun akumulasi hasil operasi bukanlah sebuah ekuitas yang dimiliki seseorang, tetapi lebih merupakan informasi bagi masyarakat tentang jumlah kekayaan bersih pemerintah yang tersedia (available) untuk digunakan dalam menjalankan program-programnya. Dalam akuntansi komersial, kita mengenal persamaan akuntansi sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

Persamaan tersebut dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara dana dan ekuitas. Di perusahaan, selisih antara aset dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi pemerintahan, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya pemilikan siapapun karena memang tidak ada kepemilikan yang bisa diakui.

Teknik akuntansi pemerintahan, seperti digambarkan dalam persamaan tersebut, disebut sebagai teknik akuntansi dana. Akuntasi dana memandang bahwa sumber daya atau kekayaan yang digambarkan dalam neraca tidak ada kepemilikannya dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan, melainkan sebuah kekayaan yang dibatasi (restricted) pada sebuah tujuan atau misi tertentu.

Di beberapa negara, teknik akuntansi dana mengalami modfikasi dengan adanya penggunaan dana-dana yang lebih dari satu. Hal tersebut dipicu oleh adanya pemisahan tujuan-tujuan secara spesifik dalam pemerintahan, dimana di setiap tujuan tersebut dialokasikan sejumlah dana untuk dipertanggungjawabkan.

Dalam praktik akuntansi di Amerika Serikat, dikenal pemisahan sumber daya pemerintahan menjadi general fund, capital project, debt service fund, dan lain-lain. Setiap dana (fund)  tersebut merupakan entitas akuntansi tersendiri yang memiliki sistem akuntansi terpisah satu sama lain. Maka, dalam Govermental Accounting Standart Board diebutkan pengertian dana sebagai berikut:

A fiscal and accounting entity with a self-balancing set f accountss recording cash and other financial resources, together with all related liabilities, and residual equities or balances, and changer therein, wich are segregated for the purpose of carrying on specific activities or attaining certain objectives in accordance with special regulation, restriction, or limitation.”

Pemerintah Indonesia adalah salah atu contoh yang mengggunakan akuntansi dana dengan sistem dana tunggal. Artinya, seluruh sumber daya yang dimiliki peemrintah merupakan kekayaan yang memiliki batasan penggunaan, yaitu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan pemerintah.

B.       Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam dunia akuntansi, basis akuntansi menjadi pijakan penting dalam melakukan pencatatan. Basis akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Basis akuntansi yang dipilih juga akan memengaruhi arsitektur standar akuntansi yang dibangun, baik jangka konseptual maupun pernyataan-pernyataannya, terkait dengan kapan sebuah transaksi diakui dan seberapa besar nilainya.

Pelaporan keuangan juga menjadi proses yang akan terpengaruh oleh pemilihan basis akuntansi, terutama bentuk-bentuk laporan yang digunakan dan terutama informasi atau unsur yang harus dilaporkan.

Dalam praktik akutansi pemerintahan, terdapat empat macam basos akuntansi yang biasa digunakan, antara lain:
1.      Basis Kas
2.      Basis Akrual
3.      Basis Kas Modifikasi
4.      Basia Akrual Modifikasi


Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Basis kas mengakui transaksi pada saat kas diterima atau dibayarkan, sedangkan basis akrual mengakui transaksi ketika transaksi yang bersangkutan secara ekonomi terjadi, tidak semata-semata ketika kas diterima atau dibayarkan.

Dalam menggunakan basis akuntansi, kita tidak bisa lepas dari pemahaman tentang fokus pengukuran. Fokus pengukuran dari satu entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aset dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain.

Basis kas, selain melakukan pengkuan hanya berdasarkan kas masuk dan kas keluar, juga memiliki fokus pengukuran hanya pada KAS. Akibanya, yang dilaporkan dalam neraca (jika dibuat) hanya akun KAS, sehingga ekuitas dana yang ada di sisi pasiva hanya menggambarkan keadaa KAS.

Basis Akrual mengakui transaksi pada saat terjadi dan mempunyai fokus pengakuan pada semua sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian, neraca yang dibuat dengan basis akrual akan melaporkan semua kekayaaan, utang, dan ekuitas dana yang dimiliki, baik yang bersifat lancar maupun tidak lancar. Maka, dibandingkan dengan basis kas, ekuitas dana akan menggambarkan nilai kekayaan bersih seluruhnya (tidak hanya KAS).

Perbedaan kedua basis tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut:

Diilustrasikan kedua basis tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut:

Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 3.000, neraca setelah transaksi tersebut akan ditampilkan secara berbeda di masing-masing basis.

Pada basis ks, pembelan kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Dr.Belanja Kendaraan                                         3.000
     Cr.Kas                                                                               3.000

Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi nilai ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul dalam neraca pada basis kas tetap akun KAS saja di sisi aset, karena fokus pengukuran basis kas hanya pada KAS.

Karena fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang dimiliki, maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Dr.Kendaraan                                               3.000
  Cr.Kas                                                                                          3.000

Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menampilkan akun kendaraan (Aset Tetap) selain KAS di sisi aset, sedangkan Ekuitas Dana di sisi pasiva tetap 10.000. hal tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis akrual yang melaporkan semua perubahan kekayaan sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset tetap.


Terlihat terjadi perbedaan dalam kedua neraca tersebut sebagai akibat dari satu kejadian transaksi yang sama. Dalam neraca berbasis akrual terdapat akun mobil yang tidak diakui pada neraca berbasis kas. Akan tetapi, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah dari transaksi yang sama kedua neraca tersebut menghasilkan nilai ekuitas dana yang berlainan (7.000 pada neraca berbasis kas dan 10.000 pada neraca berbasis akrual). Ketika sebuah entitas pemerintah harus memilih salah satu dari kedua basis tersebut, pertanyaannya adalah iinformasi keuitas dana manakah yang lebih baik?

Informasi tentang ekuitas dana yang disampaikan oleh neraca berbasis akrual diyakini memberikan informasi yang lebih komprehensif kerena merepresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah. Akan tetapi, banyak pihak juga dikendaki pelaporan ekuitas dana seperti yang tercantum dalam neraca berbasis kas karena benar-benar menunjukkan jumlah ketersediaan kas yang dimiliki pemerintah, sebuah informasi yang berguna dalam pengendalian anggaran sekaligus menunjukkan kemampuan keuangan pemerintah dalam pengeksekusi program-program jangka pendeknya.

Basis Kas Modifikasi adalah sebuah pendekatan yang mencoba menampilkan informasi yang dihasilkan basis kas, sekaligus menyajikan informasi yang hanya bisa dimunculkan oleh basis akrual. Dengan basis kas modifikasi, transaksi-transaksi dicatat berdasarkan kas yang diterima atau dibayarkan, sehingga neraca yang dihasilkan akan seperti neraca berbasis kas. Perbedaannya, basis kas modifikasi menggunakan fokus pengukuran atau semua sumber daya.

Dengan ilustrasi yang sama, transaksi pembelian kendaraan dalam basis kas modifikasi akan dicatat sebagai transaksi belanja dan mengurangi ekuitas dana menjadi 7.000
Dr. Belanja Kendaraan                                                     3.000
     Cr. Kas                                                                                             3.000

Namun, fokus pengukuran menghendki informasi tentang kendaraan dimunculkan dalam neraca sehubungan dengan fokus pengukurannya yang menghendaki semua kekayaan yang dimiliki ditampilkan dalam neraca. Akibatnya, pelaporan ekuitas dana juga tidak lagi 7.000 tetapi menjadi 10.000, padahal berdasarkan transaksi seharusnya nilai ekuitas dana hanya 7.000.

Maka, dalam basis kas modifikasi, dilakukan jurnal tambahan untuk mengakui mobil dan melakukan penyesuaian pada ekuitas dana sebagai berikut:

Dr. Kendaraan                                                                 3.000
     Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap                    3.000

Sehingga, basis kas modifikasi akan menghasilkan neraca seperti contoh berikut.

Negara-negara penganut basis kas modifikasi merasa bahwa informasi yang dihasilkan oleh basis ini lebih informatif daripada yang dihasilkan oleh basis kas maupun basis akrual. Bagian ekuitas dana, selain menunjukkan informasi tentang ekuitas dana lancar yang memungkinkan kontrol atas kas, juga memberikan informasi tentang kondisi kekayaan berupa aset tetap.

Sementara itu, basis akrual modifikasi lebih banyak diimplementasikan pada negara-negara yang menggunakan multidana dalam investasi dalam akuntansi pemerintahannya. Basis akrual modifikasi pada dasarnya adalah basis akrual yang mnecatat transaksi-transaksi sesuai dengan kejadiannya, tidak semata-mata pada saat kas diterima atau dibayarkan. Namun, basis akrual modifikasi mempunyai fokus pengukuran hanya pada sumber daya yang bersifat lancar.

Akuntansi pemerintahan di AS misalnya, menggunakan basis akrual modifikasi untuk pencatatan di General Fund. Maka, General Fund akan mencatat transaksi-transaksinya tidak semata-mata berdasarkan kas, seperti halnya basis akrual, tetapi neraca yang diterbitkan hanya memuat sumber daya lancar. Transaksi-transaksi yang terkait dan atau menghasilakan aset tetap/utang jangka panjang akan dicatat dalam dana tersendiri. Di AS, dana tersebut disebut sebagai Account Grup, yang terdiri atas General Capital Asset untuk melaporkan transaksi aset tetap dan General Long Term Liabilities untuk melaporkan transaksi utang jangka panjang.

Untuk membantu kemudahan memahami keempat basis akuntansi, berikut akan diilustrasikan beberapa transaksi dan pencatatan jurnalnya.


  1. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran (budgetary accounting) mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun operasinya menggunakan format yang sama dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan-pengendalian-pertanggungjwaban.

Ide di balik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan yang muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan juga berbeda. Hal ini disebabka oleh suatu fakta bahwa perbedaan intrinsik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.

Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu, namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran. Ada masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama memberikan jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal ini timbul karena ada dua masalah yaitu:

a.       Level agresi
b.      Perbandingan antara anggaran dan aktual yang terjadi

Secara otoritas mungkin menerbitkan akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara keseluruhan. Otoritas lain mungkin menerbitkan jumlah anggaran untuk sekolah dasar, menengah, dan ssebagainya. Yang lain mungkin akan memublikasikan pegeluaran karyawan, alat tulis, dan lalin-lain untuk masing-masing sekolah dasar, menengah, dan sebagainya. Masalah dari penerbitan informasi yang terlalu rinci adalah bahwa laporan keuangan menjadi tebal dan menyulitkan pembacanya. Di sisi lain, laporan yang tidak terlalu rinci dapat memudahkan pembacanya, namun ada resiko bahwa infomasi penting mungkin hilang Itidak terdapat dalam laporan tersebut). Dengan demikian, hal penting dalam penerapan akuntansi anggaran adalah penetapan klarifikasi dan level agregasi.

Dahulu, pemda di Inggris memproduksi laporan keuangan yang tebal dan rinci, namun dalam beberapa tahun terakhir, pmerintah telah mengadopsi level agregasi yang lebih tinggi yang menyebabkan pengurangan terhadap jumlah halaman yang dapat lebih dimengerti oleh pengguna sekaligus mengurangi biaya pembuatannya.

Kelemahan lain dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering, atau seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi yang membuat akun-akun anggaran seiring dengan anggaran namun hanya membandingkan dua di antaranya secara global. Contoh: akun-akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detai tetapi hanya total pembelanjaan bersih untuk setiap divisi yang memberikan jasa tersebut yang dibandingkan dengan anggaran, menunjukkan apakah ada pembelanjaan yang kurang atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk menjelaskan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang signifikan dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan yang jumlahnya melebihi presentase atas anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat dijelaskan oleh perubahan tingkat harga umum.

Tantangan bagi akutansi anggaran adalah sebuah pertanyaan tentang apakah dperlukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya untuk setiap jenis objek belanja. Ketika sebuah organisasi pemerintah telah menggunakan pendekatan anggaran kinerja, maka perbandingan anggaran dan realisasi tidak lagi menjadi perhatian utama. Yang menjadi fokus perhatian adalah indikasi kinerja. Dalam beberapa kasus, penyajian anggaran berbanding realisasi malah dikhawatirkan membawa pembacanya dalam paradigma anggaran tradisional.

  1. Akuntansi Komitmen
Akutansi komitmen (commitment accounting) mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima.

Sebagai contoh, seorang manajer memesan 100 kotak kapur tulis. Manajer tersebut telah menentukan pemasok yang akan dipilih dan harga sekarang dari dapur ini, misalnya, adalah Rp5.000/kotak. Ketika pesanan dibuat dan dikirimkan kepada pemasok untuk 100 kotak kapur dengan harga Rp5.000/ kotaknya, manajer mendebit beban. Ada bermacam-macam faktor yang memengaruhi jumlah dari faktur yang kemudian akan diterima, seperti pemasok tidak memiliki 100 kotak kapur, harga yang kemudian berubah, atau asumsi harga yang salah dari manajer. Maka, kreditnya tidak menuju pada pemasok (bukan utang atau kas yang diberikan pada pemasok), namun pada akun pemesanan seperti berikut ini:

Kapur                                                                                      Rp500.000
            Pesanan Kepada Pemasok                                                      Rp500.000

Ketika faktur atas kapur tersebut sudah diterima, maka jurnalnya menjadi

Pesanan Kepada Pemasok                                                      Rp500.000
            Kapur                                                                                      Rp500.000

Jika barang yang dikirimkan atau jumlah fakturnya lebih atau kurang dari jumlah yang dicatat dalam suatu pemesanan, jurnal koreksi harus dibuat. Misalnya ternyata harga kapur tersebut bukan Rp5.000, tetapi Rp5.500 maka jurnalnya adalah:

Pesanan Kepada Pemasok                                                      Rp500.000
Kapur                                                                                      Rp  50.000
            Utang Kepada Pemasok                                                         Rp550.000

Dengan menggunakan sistem ini, organisasi mengakui pesanan sebagai komitmen untuk menimbulkan pengeluaran dan akun ini mencatat komitmen secara berkesinambungan.
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap proses pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran mereka, mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima akun-akun yang mencakup penerimaan dan pembuatan faktur, manajemen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen (over-committed) pada anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-akun tersebut tidak memasukkan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima, dan akan membuat catatan mereka sendiri mengenai hal ini sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over-committed. Pertanyaan yang muncul adalah “jika informasi akuntansi ini sangat relevan untuk manajer, mengapa tidak dimasukkan dalam akun-akun?”

Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan tidak akan dicatat sampai faktur telah dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak memengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya hal ini memengaruhi beban.

Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini dalam akun-akun. Masalah ini adalah bahwa item tertentu yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum, tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan dengan mudah. Dengan demikian, sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah beban untuk periode akuntansi dimana pesanan tersebut baru dibuat.

Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi kommitmen ini. Misalnya, ada manajer yang anggarannya masih di bawah batas maksimal sebulan sebelum akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rendah (under-spent) dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berikutnya menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual, untuk memastikan bahwa seluruh anggaran dibelanjakan, pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur tersebut diterima.

Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran yang baru dimulai.
Faktanya, dalam praktik untuk akuntansi komitmen ini adalah mengeluarkan semua pesanan yang dibuat namun fakturnya diterima dari akun-akun. Hal ini berarti bahwa walaupun akuntansi komitmen dapat meningkatkan pengendalian anggaran digunakan sebagai alat untuk melaporkan kinerja secara periodik kepada manajer, praktik profesional beberapa negara membatasi penggunaannya dalam akun-akun tertentu.

Jika akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran, konversi dari akuntansi komitmen menjadi akrual biasa pada akhir tahun adalah:

Pesanan yang dibuat                                       xxx
            Belanja ABC                                                   xxx
Belanja XYZ                                                   xxx

0 komentar: