RUANG IKLAN

SILAKAN BERIKLAN DI BLOG SAYA.

Ruang Iklan

Space ini bisa Anda gunakan untuk mengiklankan produk Anda

BUKU KOMPUTER AKUNTASNSI ACCURATE ONLINE

SETUP AWAL DATA BASE- INPUT TRANSAKSI-PENYAJIAN LAPOAN KEUANGAN

Rabu, 30 Januari 2013

Afiliasi pada Jamaah Dakwah Sebagai Manifestasi rasa Syukur

Betapa banyak nikmat dan karunia Allah yang telah kita rasakan dan akan terus kita dapatkan hingga ajal menjelang. Kelimpahan nikmat dan kebaikan yang Allah berikan kepada manusia disebutkan dalam beberapa ayat, di antaranya:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Mulk:1)
Pada ayat di atas, Al-Quran mengungkapkan “kelimpahan kebaikan Allah” dengan ungkapan تَبَارَكَ. Secara bahasa, تَبَارَكَ berarti Maha Pemberi kebaikan yang berlimpah dan tak terhingga. Kelimpahan kebaikan dari Allah biasa kita sebut dengan berkah. Seperti diungkapkan oleh para mufassir (ulama tafsir) bahwa makna tabarak seperti disebut di atas dapat kita lihat pada ayat:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, kalian tidak akan dapat menghitungnya.” (Ibrahim:34)
Dari sekian banyak nikmat yang kita dapatkan, ada beberapa nikmat yang besar dan bahkan nikmat inilah yang dapat mengantarkan kita kepada kenikmatan abadi, di surga-Nya. Yaitu nikmat iman dan Islam.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kusempurnakan buat kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.” (Al-Maidah:3)
Allah menjadikan Islam sebagai salah satu nikmat-Nya yang besar dan menyempurnakan nikmat-Nya yang lain. Permasalahannya adalah bagaimana kita mensyukuri nikmat terbesar ini? Kita menyaksikan di beberapa negara bahwa banyak manusia yang terlahir, tumbuh dan besar di lingkungan non-muslim, bahkan hingga ruh keluar dari jasad, meninggal dunia.
Karena itu, bukankah karunia besar ini patut kita syukuri? Karunia terbesar bagi manusia agar di akhirat mendapatkan kenikmatan abadi. Seberapa dalam pengenalan manusia akan besarnya nikmat ini akan menentukan seberapa besar dia bersyukur. Manusia yang mempunyai pengenalan akan hakikat ini tidaklah banyak, sebagaimana firman Allah:
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih.” (Saba:13)
Betapa sulitnya manusia menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur sampai-sampai Allah menjanjikan balasan berlipat bagi hamba-Nya yang bersyukur. Di sisi lain, Allah mengancam manusia yang tidak mensyukuri nikmat-Nya dengan siksa yang pedih:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (Ibrahim:7)
Akan banyak lagi pembicaraan dan pembahasan tentang nikmat sebagaimana banyak dan berlimpahnya nikmat Allah. Dari penjelasan di atas, cukuplah bagi seorang muslim untuk senantiasa bersyukur dan merefleksikan kesyukurannya dengan cara membela risalah Islam.
Islam bukan hanya urusan pribadi. Islam merupakan sebuah risalah atau misi kehidupan yang harus diperjuangkan oleh umatnya. Islam merupakan sebuah arus kehidupan dan ideologi yang nilai-nilainya harus berjalan di muka bumi. Umat Islam harus mempunyai kejelasan afiliasi kepada gerakan dakwah. Sebuah gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang bertujuan agar risalah Islam menjadi arus dan ideologi yang mengarahkan manusia dalam hidupnya.
Afiliasi (intima) kepada Islam dan gerakan dakwah menjadi ukuran solidnya umat Islam dalam perjuangannya. Bukankah ini menjadi salah satu bentuk kesyukuran manusia atas segala nikmat dan karunia Allah yang ia dapatkan?
Islam merupakan ideologi dan risalah Allah yang harus disampaikan kepada seluruh manusia agar menjadi rahmat bagi seluruh manusia, bahkan bagi alam semesta. Tugas mengemban risalah Islam ini memerlukan orang-orang yang memiliki afiliasi dan loyalitas yang kuat kepada Islam dan gerakan dakwah. Dalam kerangka inilah, para aktivis mengekspresikan kesyukurannya dalam bentuk loyalitas dan afiliasi kepada gerakan dakwah.
Intima kepada Islam bukan berarti mengungkung manusia, mengikat manusia dan merasa tidak merdeka. Sisi lain dari pemahaman intima yang dapat diwujudkan adalah seperti yang dikatakan Imam Syafi’i dalam sebuah sya’irnya,
الحُرُّ مَنْ رَاعَى وِدَادَ لحَظَةٍ *** أَو انْتَمَى لمِنَ أَفَادَهُ لَفْظَة
Orang yang merdeka adalah orang menjaga (merawat) kasih sayang (ukhuwah) yang hanya sebentar atau orang yang berafiliasi kepada orang yang telah memberikan manfaat meski hanya satu kata.
Dakwah dan tarbiyah islamiyah telah memberikan sesuatu yang banyak kepada para aktivis dakwah. Mereka bukan hanya menerima ukhuwah sesaat dari aktivis lainnya, bahkan bertahun-tahun mereka telah menjalin ukhuwah. Ilmu dan nilai yang bermanfaat telah banyak didapatkan dari murabbi dan aktivis sejawat. Karena itu, betapa banyak kebaikan yang didapat para aktivis.
Kesyukuran kepada Allah salah satu caranya adalah dengan berterima kasih kepada manusia. Rasulullah saw bersabda:
لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ (رواه أحمد وأبو داود)
“Tidak (dikatakan) bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Banyaknya kebaikan yang didapat dari dakwah dan tarbiyah islamiyah, maka belum dapat dikatakan merdeka jika aktivis tidak berterima kasih kepada para dai, murabbi dan yang telah menunaikan hak ukhuwah kepada kita. Bukan hanya “lahzhah,” beberapa menit, tetapi bertahun-tahun kebaikan ukhuwah tersebut telah diberikan. Wallahu

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/27133/afiliasi-pada-gerakan-dakwah-sebagai-manifestasi-syukur/#ixzz2JQE39eAi

Senin, 28 Januari 2013

Soal Latihan UKK Teori Peoduktif Akuntansi

Buat anak2 kelas XII SMK KK Akuntansi, silakan donwload soal2 latihan ujian teori produktif akuntansi
1. Soal 1 di sini
2. Soal 2 di sini
3. Soal 3 di sini
4. SOal 4 di sini
5. Soal 5 di sini
6. SOal 6 di sini
sumber dari http://fajar2109.blogspot.com/2012/10/soal-soal-ujian-nasional-teori-kejuruan.html

Rabu, 23 Januari 2013

Rahasia Umur 40 tahun...


Umur 40 tahun adalah Usia yang matang bagi seseorang dalam berfikir dan bertindak oleh karena itu mudahlah dimengerti jika batas nasib seseorang ditentukan saat mencapai umur 40 tahun. Jika sampai pada umur tersebut orang tersebut masih saja berbuat dosa dan maksiat maka dipastikan orang tersebut telah memiliki Tiket ke Neraka karena Secara sadar ia sudah berfikir, mengerti dan paham bahwa perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan adalah salah akan tetapi tetap  saja  maksiat masih  dilakukan.

Sebagai orang Islam akan mudah memahami hal ini karena , Allah sebagai pencipta manusia memberi perhatian khusus pada umur 40 tahun yaitu dalam Al-Quran Surat Al-Ahgaaf Ayat ke 15 yang artinya

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nimat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. 46:15) 

Dan seperti dikatakan oleh ulama yang sangat masyhur yaitu Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad : “Barangsiapa yang telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, maka hendaklah dia mempersiapkan dirinya untuk masuk kedalam Neraka”

Jadi sudah seharusnya bila seseorang pada umur 40 tahun untuk :
  1. Berbuat lebih baik kepada kedua Orang tua, karena atas perjuangannya kita bisa menjadi seperti sekarang ini.
  2. Mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dengan banyak berbuat baik dan beramal saleh yg diridhoi oleh Allah SWT dan menambah amalan dalam beribadah.
  3. Bertaubat dan berserah diri yang artinya tidak berbuat dosa dan maksiat serta berserah diri bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah dan akan kembali lagi kepadaNya
Banyak hal-hal besar di dunia ini yang terjadi dan dikaitkan dengan Umur 40 tahun yang menjadi bukti akan misteri umur 40 tahun ini yaitu :
  1. Nabi Muhammad SAW dan kebanyakan nabi lainnya diangkat menjadi rasul tepat pada umur 40 tahun, Muhammad bin Abdullah dipilih untuk mengemban tugas besar dan tidak mudah, sehingga Nabi sendiri pada awalnya sempat ragu, apakah benar yang diterima di gua Hiro adalah wahyu, Tetapi sang isteri Siti Khadijah, yang teguh hati, menenangkan, menentramkan, menguatkan serta memastikan bahwa yang diterima benar wahyu dan beliau benar-benar diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
  2. Pada Usia 40 tahun Kolonel Sanders sang penemu resep masakan Ayam Goreng Kentucky Fried Chicken mulai memasak untuk orang yang singgah dibengkelnya di Corbin. Saat itu ia belum memliki restoran KFC dan sekarang KFC ada di hampir 80 negara.
  3. Pada Usia 40 tahun mulai ada keinginan yang Positif maupun Negatif. Positif untuk Maju dan Hidup lebih baik, tapi banyak juga pada usia ini justru punya keinginan yang Negatip seperti poligami tanpa ijin isteri, selingkuh dll
” Nasib Baik dan Buruk kita bukan tergantung pada orang lain tapi tergantung pada diri kita sendiri” Oleh karena itu bersegeralah untuk mengubah nasib kita baik di Dunia maupun di Akhirat dengan Warning : UMUR 40 TAHUN

Sesuai dengan Firman Allah dalam Surat. Aali-Imran ayat 133 :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. 3:133) .

APA YG HRS DILAKUKAN PD USIA 40 TAHUN?


Para mufasir ketika membahas ayat Qs 46:15 ’hatta idza balagho asyuddahu wa balagho arba’iina sanah’ (hingga apabila dia telah dewasa dan mencapai usia 4o tahun), usia kedewasaan itu berkisar antara 30 hingga 40 th & usia 40 th adalah puncak kematangan & kearifan. Pada fase ini, semua potensi & kemauan telah sempurna & manusia siap merenung utk berpikir dg tenang. Pd usia ini fitrah yg lurus & bersih berorientasi kpd hal-hal di balik kehidupan & sesudah kehidupan, banyak merenung ttg kematian.

Imam Ghazali dlm Ihya' berkata, “..usia 40 th adalah sebuah isyarat. Spt sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik utk kehidupannya nanti..”

1. MEMPERBANYAK DOA
Imam Al Qurthubi menjelaskan, ”Allah menyebutkan bhw org yg berusia 40 th maka telah tiba saatnya utk mengetahui nikmat Allah yg ada padanya & kpd kedua orangtuanya serta mensyukurinya.”

2. SELALU WASPADA
Ibnu Katsir meriwayatkan bhw ketika Imam Masruq ditanya,”Kapan seseorang diadzab krn dosa2 yg dilakukannya?” Beliau menjawab, ”Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun maka hendaklah engkau selalu waspada”.

Imam Syafi'i saat umur 40 thn berjalan dg sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata,"Supaya aku senantiasa ingat bhw aku adalah seorg musafir yg sdg berjalan menuju akhirat." 

3. MEMPERSIAPKAN KEMATIAN
Imam Malik berkata, ”Aku mendapatkan para ahli ilmu di negeri kami, mereka mencari dunia & berbaur dg manusia, namun ketika di antara mereka sdh mencapai usia 40 th maka mereka akan memisahkan diri dari org banyak & menyibukkan diri dg persiapan utk hari kiamat hingga ajal menjemput mereka”.

4. SELALU BERSYUKUR
Az Zajjaj berpendapat,"maksud 46:15..halangilah aku dr segala sesuatu, kecuali dr bersyukur thd segala nikmatMu”.

5. MEMPERBANYAK TAUBAT
Ibnu Katsir menjelaskan makna 46:15,"...bimbingan bagi org yg telah berusia 40 th agar ia memperbarui taubatnya & kembali kpd Allah serta bertekad utk itu semua.”




Kosongkan Cangkir Teh mu....


Di sebuah kerajaan, karena kesibukan sang raja memerintah, permaisurilah yang menemani dan sangat memanjakan sang pangeran. Pangeran tumbuh menjadi pemuda yang sombong, egois, kurang sopan santun, dan malas belajar. Raja sangat sedih memikirkan sikap pangeran muda. Bagaimana nasib negeri ini nantinya? Setelah berbincang dengan permaisuri, raja pun bertitah: "Anakku, tahta kerajaan akan ayah serahkan kepadamu, tetapi dengan syarat engkau harus tinggal dan belajar selama 1 tahun di atas bukit bersama seorang guru yang telah ayah pilih. Bila engkau gagal, maka tahta kerajaan akan ayah serahkan kepada orang lain."
Pangeran serta merta menyanggupi persyaratan itu. Dalam hati ia berkata, "Apalah artinya penderitaan 1 tahun dibandingkan kelak sebagai raja, aku bisa hidup mewah dan bersenang-senang seumur hidupku!" 


Setibanya di kediaman sang guru, tingkah laku pangeran tetap sombong, menyebalkan, dan tidak sopan. Dia merasa sebagai pangeran, semua orang harus menuruti kemauannya. Setiap kali gurunya bertanya, pangeran menjawab semaunya. Setiap kali gurunya menerangkan pelajaran, pangeran tidak mendengarkan-merasa sudah tahu semua.

Tidak terasa haripun berganti minggu. Sang guru berpikir keras tentang cara untuk memberi pelajaran kepada pangeran yang sombong dan sok pintar itu.
Suatu hari, sang guru menyeduh teh dan menuangkan ke cangkir pangeran. Air teh dituang terus dan terus hingga tumpah ke mana-mana sehingga mengenai tangan sang pangeran. Pangeran berteriak marah, "Hai, bodoh sekali! Menuang teh saja tidak becus! Cangkir sudah penuh mengapa masih dituang terus? Air mendidih, lagi!"
Dengan tersenyum sang guru berkata tegas, "Beruntung hanya tangan pengeran yang terkena percikan teh panas. Sebagai seorang pangeran, calon raja dan suri tauladan bagi rakyatnya, tidak sepantasnya berkata tidak sopan seperti itu, lebih-lebih kepada gurunya sehingga sepantasnya mulut pangeranlah yang harus dituang teh panas ini.
Guru sengaja menuang terus cangkir yang telah terisi penuh karena ingin mengajarkan kepada Yang Mulia bahwa cangkir teh diumpamakan sama seperti otak manusia. Bila telah terisi penuh maka tidak mungkin diisi lagi. Karenanya kosongkan dulu cangkirmu, kosongkan pikiranmu, agar bisa diisi hal-hal baru yang positif. Hanya bekal ini yang ingin guru sampaikan. Bila pangeran tidak berkenan, silakan pergi dari sini."
Mendengar perkataan sang gurunya yang tegas, pangeran seketika tertunduk malu. Peristiwa itu menyadarkan pangeran untuk mengubah sikapnya dan menerima pelajaran dari gurunya. Tentu saja perubahan sikap pengeran ini membuat raja sangat bergembira.
Teman-teman yang berbahagia,
Karena status, pendidikan, atau kedudukan, seringkali seseorang merasa lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih pintar dari orang lain. Sikap seperti ini membuat pikiran tertutup (atau mental block), sulit menerima hal-hal baru yang diberikan oleh orang lain.
Sikap seperti ini jelas merugikan dirinya sendiri. Jika kita bisa bersikap open mind / membuka pikiran dalam menerima hal-hal baru dan mau menerima kritikan yang diberikan oleh orang lain, maka kita akan dapat memetik banyak keuntungan; seperti bertambahnya wawasan, ide, pengetahuan, pengertian, wisdom, dan lain sebagainya. Pasti semua itu bisa kita manfaatkan untuk mengembangkan dan menciptakan kesuksesan.
http://kolom.abatasa.com/kolom/detail/motivation/525/kosongkan-cangkir-tehmu.html

Bikepreneur ...dari Mas Amri Daarut Tauhid




Bikepreneur adalah konsep pengembangan bersepeda yang bisa digunakan sebagai jejaring bisnis kehidupan, bahkan kami pernah menulis tentang berbagai karakter dan prilaku tentang bersepeda. 
Kawan ada empat jenis prilaku kita yaitu; (1) Pertama, bersepeda hari Minggu, kita akan berjumpa dengan karyawan, supervisor dan penganggur; (2) Kedua, bersepeda pada hari Sabtu, kita akan berjumpa dengan manajer dan direktor; (3) Ketiga, bersepeda hari Senin, Selasa, Rabu. Kamis, dan Jumat, maka kita akan berjumpa dengan pembisnis dan investor. (4) Kempat, Tidak pernah bersepeda, kita akan sering berjumpa dengan dokter disebabkan oleh lemah jantung, sakit gula, asam urat, kolestrol dan lain sebagainya.
Kalau kita bersepeda sebagai bikepreneur, sebaiknya tidak terjebak dari satu group sepeda dan juga waktu bersepeda. Sebab, kalau kita terjebak hanya dari satu gourp sepeda dan waktu bersepeda, akan mengalami dua penyakit utama. Pertama, merasa groupnya paling bagus atau sebaliknya, sehingga kita tidak berkesempatan kenal berbagai group sepeda lain dengan segala kelebihan dan kekurangan. Kedua, jejaring bikepreneur kita akan menjadi sempit dan ini juga mempersempit peluang mengoptimalkan sepeda disampaing sebagai sarana kesehatan juga sarana membuka jejaring bisnis.
Berani mencoba bikepreneur? Bagaimana pendapat sahabat. 

Selasa, 22 Januari 2013

RSBI.... oleh Irwan Prayitno (GUB SUMBAR)


Rudi (bukan nama sebenarnya) seorang siswa SMU. Bakat dan kecerdasannya sudah lama terlihat menonjol. Soal-soal matematika yang dianggap super sulit oleh siswa lain, dengan enteng bisa ia selesaikan. Begitu juga soal-soal pada mata pelajaran lain seperti fisika dan kimia.Bahkan, meski baru duduk di bangku kelas 1, pelajaran kelas 3 bisa ia urai dengan baik.

Karena prestasinya yang menonjol, Rudi lalu mendapat beasiswa melanjutkan pendidikan di luar negeri pada sebuah negara maju dan berkembang. Karena metode pendidikan di tempat baru, ia menimba ilmu cukup baik, dan fasilitas yang tersedia juga serba lengkap, di sana ia makin memperlihatkan prestasinya.

Di sana Rudi berhasil melakukan inovasi dan temuan-temuan baru yang mengejutkan dan sangat bermanfaat. Alhasil negara pemberi beasiswa menawarkan agar Rudi bekerja di sana dan menjadi warga negara tersebut.

Kisah seperti di atas cukup sering ditemukan, banyak putra/putri Indonesia berbakat menyelesaikan studinya di luar negeri, berprestasi di sana,bekerja di sana, lalu menjadi warga negara setempat, atau memperoleh izin menetap (permanent residence) di sana, mereka tidak kembali lagi ke tanah air.

Mereka menjadi aset negara tersebut, menciptakan inovasi dan penemuan-penemuan baru di sana.

Pada berbagai pelosok Indonesia banyak sekali putra/putri cerdas dan berbakat yang bisa diibaratkan permata terpendam yang belum diasah. Mereka cerdas, memiliki bakat, namun tidak memperoleh wadah agar potensi mereka
tersebut teraktualisasi secara optimal.

Awalnya, karena latar belakang itulah gagasan SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) diapungkan.

Siswa/pelajar yang memiliki bakat dan kecerdasan lebih dibanding rata-rata, diberikan perlakuan khusus sehingga potensi mereka bisa dikembangkan secara optimal.

Mereka ditempatkan dalam satu kelas khusus dan mendapat beban pelajaran yang berlebih dibanding kelas biasa. Tentu saja pelajar/siswa dengan kemampuan rata-rata, akan kewalahan jika hal yang sama juga dilakukan pada mereka.

Lalu, dalam pelaksanaannya timbul beberapa friksi yang menimbulkan protes masyarakat. Di beberapa tempat RSBI digugat menarik pungutan terlalu besar sehingga tidak membuka kesempatan bagi warga miskin namun juga cerdas dan berbakat untuk juga menimba ilmu di sekolah RSBI.

Namun tidak semua RSBI melakukan hal serupa, banyak RSBI, termasuk yang berada di Sumatra Barat yang tidak melakukan pungutan macam-macam dan berlebihan sehingga tetap bisa diakses masyarakat kurang mampu.

Selain itu, RSBI dianggap melunturkan rasa nasionalisme karena mengajarkan bahasa Inggris dan menggunakan bahasa negeri pangeran Charles tersebut sebagai bahasa pengantar.

Penggunaan istilah internasional pada SBI/RSBI dikuatirkan dapat melahirkan out put pendidikan nasional yang lepas dari akar budaya dan jiwa bangsa Indonesia.

Karena alasan tersebut sejumlah masyakat melakukan judicial review pada 28 Desembes 2011. Lalu pada 8 Januari 2013 Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan para penggugat tersebut, lalu mencabut pasal 50 ayat 3 Undang-undang no 20 tahun 2003, yang bunyinya, pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan
pendidikan yang bertaraf internasional.

Dengan demikian, SBI/RSBI berakhir sudah. Kita tentu sangat menyayangkan jika niat baik untuk mengangkat potensi anak bangsa ini buyar begitu saja dan kita kehilangan wadah untuk menggembleng generasi pilihan berbakat yang sangat dibutuhkan bangsa ini di masa datang. Seperti kata pepatah gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga, gara-gara perbuatan segelintir oknum, buyar harapan seluruh bangsa.

Bagaimanapun, kita menghargai keputusan Mahkamah Konstitusi, namun kita berharap masih ada wadah lain yang bisa mengakomodir putra/putri Indonesia yang cerdas dan berbakat.

Tentu kita juga berharap wadah tersebut dikelola dengan baik dan tidak terulang lagi ekses-ekses yang membuat masyarakat murka dan kembali melakukan gugatan.

Tentu saja, itu tidak berarti sekolah reguler tidak mendapat perhatian. Sekolah reguler tetap mendapat perhatian yang sama dari pemerintah, karena bukan tidak mungkin dari sekolah reguler juga muncul kader-kader bangsa yang potensial dan cerdas yang karena sesuatu hal potensi mereka terlambat muncul ke permukaan. (*)

Singgalang 16 Januari 2013

Senin, 21 Januari 2013

Ketika Banjir Mengepung Negeri | Kolom Cahyadi Takariawan


 Cahyadi Takariawan

Masyaallah, bencana terus datang bertubi di negeri ini. Satu bencana belum usai, telah datang bencana berikutnya lagi. Seakan tidak ada lagi tempat yang aman untuk dihuni. Mungkin ini pertanda telah semakin tuanya usia bumi. Atau memang manusia telah kehilangan nurani. Tidak pernah belajar dari kesalahan yang terus menerus terjadi. Alam menjadi tidak ramah kepada siapapun yang menghuni.

Masyaallah, apakah para pemimpin kita terlalu asyik bermimpi? Hanya suka berebut kekuasaan tanpa kesediaan untuk melindungi dan mengayomi. Memainkan aneka trik politik tanpa tanggung jawab dan sekedar menjaga citra diri. Tidak memikirkan nasib rakyat yang terus menerus terzhalimi. Banjir datang setiap saat tanpa bisa terbendung dan terpaksa dinikmati. Media telah meliput kecemasan setiap hari. Ribuan warga masyarakat tinggal di barak-barak pengungsi. Menunggu datangnya relawan membawa bungkusan nasi. Telinga mereka akrab dengan tangisan anak-anak dan bayi.

Masyaallah, apa yang harus kita lakukan jika sudah terlanjur mengalami kejadian seperti ini? Menangis sudah tidak keluar air mata lagi. Meratap sudah tidak berguna, marahpun tidak ada yang peduli. Ayo semua bangkit berdiri. Gandeng tangan semua anak negeri. Jangan mempersoalkan bendera, partai politik, atau organisasi. Semua harus terlibat dengan memberikan kontribusi. Sudah tiba saatnya semua bersedia melakukan evaluasi. Agar korban tidak bertambah dan banjir bisa segera berhenti.

Masyaallah, mari terus bekerja dan tidak putus asa dalam membangun negeri. Masih sangat banyak harapan menanti. Paling tidak, ada berbagai langkah yang bisa kita lakukan untuk menghadapi berbagai carut marut situasi....

Pertama, melakukan evaluasi total atas pengelolaan negeri ini

Masih sangat banyak kekurangan, kelemahan, bahkan kesalahan dalam mengurus negeri ini. Semua pihak harus bersedia membuka diri untuk evaluasi. Bukan untuk saling membenci, namun untuk mencari formula yang lebih teruji. Semua pihak, sejak anggota masyarakat apalagi para pejabat eksekutif, legislatif maupun yudikatif tidak terkecuali. Bersama-sama mencermati berbagai program, kegiatan, bahkan dimulai dari visi dan misi. Evaluasi total semua yang belum beres dalam proses membangun bangsa dan negeri.

Bangsa kita memiliki sangat banyak potensi. Jangan dibiarkan rakyat tertindas dan sengsara di negeri sendiri. Sampai banyak yang terpaksa bekerja ke manca negara sebagai TKI yang tidak terlindungi. Karena di negeri sendiri mereka tidak dihargai. Pasti ada banyak yang salah dalam mengelola negeri ini. Ayo semua melakukan evaluasi.

Kedua, mengobarkan semangat peduli dan berkontribusi

Nyatanya banjir sudah terjadi dan tidak berhenti berhari-hari. Tidak perlu tangis dan ratapan yang menyayat hati. Saatnya kita kobarkan semangat peduli dan berkontribusi. Mari berikan bantuan untuk meringankan beban korban banjir, dengan apapun yang kita miliki. Tenaga, pikiran, waktu, dana, fasilitas dan semua yang masih dapat berfungsi. Tidak boleh egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Bukankah kita diperintahkan Tuhan untuk memiliki sikap murah hati?

Nyatanya, banjir telah melumpuhkan berbagai kegiatan ekonomi. Para korban menjadi tidak bisa berproduksi. Mereka harus kita bantu dengan semangat sepenuh hati. Inilah bentuk kesetiakawanan sebagai sesama anak negeri.

Ketiga, tidak saling menyalahkan dan mencaci maki

Sudahlah, jangan saling menyalahkan apalagi saling mencaci maki. Tidak ada gunanya dalam menghadapi bencana besar justru saling berkelahi. Biarkan saja semua pihak memberikan bantuan dengan cara yang sesuai dengan corak setiap organisasi atau instansi. Jangan menyalahkan pihak-pihak yang sudah datang dan menyerahkan bantuan langsung ke lokasi. Walaupun mereka membawa bendera partai atau ormas atau LSM sebagai ciri dan informasi. Ingatkan saja mereka yang tidak peduli dan hanya bisa mencaci.

Semua komponen bangsa harus saling bahu membahu untuk meringankan beban para pengungsi. Tidak ada gunanya merasa paling benar sendiri. Bukan berarti yang datang tanpa bendera itu lebih murni. Masalah ikhlas, adanya di hati. Jangan kita ikut menghakimi.

Keempat, semua pihak segera mencari solusi

Banjir sudah rutin datang di DKI. Setiap pemilihan Gubernur, tema mengatasi banjir selalu menjadi komoditi. Kampanye mereka sangat berapi-api. Ada yang mengaku, kalau cuma banjir sayalah sang ahli. Nyatanya banjir tidak pernah berhenti. Untuk itu, semua pihak harus berpikir menemukan solusi. Banjir harus bisa diatasi. Jakarta adalah ibukota dan lambang kebanggaan negeri ini. Di Istana Negara, banjirpun datang menghampiri. Bukankah ini sudah memasuki simbol supremasi?

Katanya Indonesia sangat banyak pakar, doktor dan profesor yang sangat mumpuni. Apa iya mereka tidak berkutik membiarkan banjir selalu terjadi? Ayo segera temukan solusi. Jangan biarkan waktu-waktu mendatang banjir datang mengepung negeri. Nyatakan dengan semangat, ini adalah banjir besar terakhir yang boleh terjadi. Selanjutnya, kita wajib menemukan metode mengatasi banjir yang sudah rutin kita hadapi.

Kelima, panjatkan do’a kepada Ilahi Rabbi

Bukankah kita warga yang beriman dan percaya kepada kekuatan ruhani? Jangan hanya menganggap banjir sebagai peristiwa alami. Bencana adalah peringatan dari Tuhan Yang Maha Mengasihi. Agar manusia Indonesia mau bangkit berdiri, menjadi bangsa besar, dan tidak dikasihani. Panjatkan doa agar banjir segera berhenti. Agar banjir tidak menelan korban jiwa dan menambah banyaknya pengungsi. Nabi Saw telah mengajarkan lantunan doa suci.

Waktu itu seorang sahabat datang kepada Sang Nabi. Bertanya serius di hadapan mimbar sambil berdiri. “Ya Rasulullah, banyak ternak mati dan terputus pula jalan kami. Berdoalah kepada Allah agar Dia menahan hujan ini.” Kemudian Nabi  mengangkat kedua tangannya, dan melantunkan doa puji.

Allahumma hawwaalaina walaa ‘alaina, allahumma ‘alal akaami wal jibaali wazhi-zhiraabi wa buthuunil audiyati wa manaabitisy-syajari.

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak di atas kami. Ya Allah turunkan hujan di bukit-bukit, pegunungan, dataran tinggi, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan,” demikian doa Nabi.

Sahabat Anas bin Malik mengabadikan kisah ini. “Tiba-tiba hujan langsung berhenti. Kami keluar masjid di bawah terik matahari”.  Haditsnya shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari.  Imam Muslim juga meriwayatkan hadits ini.

Jika merasa doa tersebut terlalu panjang, anda bisa membaca bagian depan doa sang Nabi.“Allahumma hawwaalaina walaa ‘alaina”, cukup bagian ini dibaca berulang kali. Niscaya hujan dan banjir akan berhenti mengepung negeri. “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak di atas kami.”

Aamiin, ya Allah kabulkan doa kami...


*http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=3027

Sabar itu (tak) ada batasnya....

Sahabat, saya pernah membaca sebuah hadits, bahwa suatu hari, Baginda sedang berziarah ke makam seorang sahabat. Sesampainya Baginda di makam, di dekat makam itu ada seorang wanita yang tak lain istri dari sahabat yang meninggal itu. Sang wanita meratapi diri karena kepergian suaminya. Baginda berkata kepada wanita itu, "bersabarlah...bersabarlah..." Sepertinya sang wanita tersebut tidak menyadari siapa yang mengatakan dan meminta dia untuk bersabar. 

Si Wanita itu, menyahut, sabar-sabar, engkau tak mengalami sehingga bilang sabar, seandainya engkau mengalaminya sendiri  pasti kau tahu betapa bersedihnya aku. Seorang sahabat lain lalu menegur wanita itu dengan mengatakan "sesungguhnya yang menasihati kamu tadi adalah Baginda Rasul". Mendengar hal itu sang wanita tadi minta maaf dan mengatakan "ya Rasulullah, aku akan bersabar". Lalu Baginda menegaskan, "sesungguhnya sabar itu pada pukulan pertama".

Sahabatku, suatu waktu, atau mungkin di masa lalu mungkin kita pernah mengalami apa yang dirasakan oleh si wanita tadi. Mungkin saja bentuk dan eskalasi yang berbeda. Intinya sesuatu yang merenggut kebahagiaan atau hilangnya nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Di antara kita mungkin ada yang seperti wanita di atas... begitu terpukul dan menderita.

Bagi sebagian besar orang, apa yang dilakukan oleh wanita diatas dalam arti berduka karena kehilangan cinta, adalah hal yang wajar. Bahkan kadang kita ikut memaklumi. "Kan wajar, baru dapat mushibah". 

Tapi, apa yang kita anggap wajar itu, ternyata tidak bagi Baginda. Agama yang kita cintai ini mengajarkan kepada kita untuk berjiwa kuat dan tegar. Yah...mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.. begitu sabda Baginda di lain waktu. Kuat jiwanya, tegar diatas deburan ombak dan gelombang samudera kehidupan...
Wah, jadi ingat nasyid gelombang kehidupan.. sahabat bisa menyenandungkan..
ni syairnya...
Mengarungi samudera kehidupanKita ibarat para pengembaraHidup ini adalah perjuanganTiada masa untuk berpangku tangan
Setiap tetes peluh dan darahTak akan sirna di telan masaSegores luka  di jalan Allah Akan Jadi sakksi pengorbanan

Sabahat, kembali ke fragmen kehidupan di masa nabi di atas, Agama ini mengajarkan pada kita ketegaran diatas semua keadaan, ketegaran yang merupakan buah dari kesabaran. Ya...kesabaran.. menghasilkan ketegaran.. Dan Baginda yang mulia, telah mengukir dan mengajarkan kepada sahabat dan kita tentang ketegaran dan kesabaran.

Dan kesabaran itu.. pada pukulan pertama... artinya..sabar itu adalah akhlak mukmin sejati... dalam keadaan apapun..sabar menjadi perilaku dan akhlak kita...

Kesabaran juga menegaskan kita akan ma'rifatullah dan ma'rifatul insan. Siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya. Siapa yang sadar dan memiliki jiwa hamba, maka ia akan mengenal siapa Tuannya. 

Yah..kita adalah hamba dan Allah adalah Tuan kita. Kita adalah milikNya. Dia Maha Kuasa atas segalanya. 

Kesabaran juga menegaskan keimanan kita pada takdirNya. Setiap kita berada dalam genggaman kekuasaanNya dan berotasi dalam titahNya. 

Sahabat kehilangan adalah kepastian hidup, setiap yang mendapatkan pasti akan kehilangan. Keduanya siklus kehidupan.. masuk pasti keluar.. datang akan pergi..hidup akan mati...

Begitulah sunnah kehidupan... semua orang pernah merasakannya..Baginda nabi bahkan sejak kecilnya telah diajar oleh Allah SWT makna perngorbanan dan kesabaran. Makna hakiki siklus kehidupan... dan siklus itu ada yang mengaturnya...Allah yang Esa..Rabbuna wa rabbukum..

Kuncinya pada Iman..
Lihatlah fragmen yang lain di masa nabi.. Ummu Khansa.. seorang janda.. suaminya telah syahid di medan laga membela agama.. saat ia mendengar perintah jihad..ia mendatangi tiga anak laki2nya.. dan menyuruhnya berjuang membela agama.. lalu tiga anaknya tersebut syahid di medan laga pula.. 

Saat itu, Umar menyampaikan berita duka syahidnya ketiga putra Ummu Khansa, sesaat wanita itu berlinang air mata, lalu Umar berkata, "Jangan bersedih". Lalu Ummu Khansa menjawab "aku bersedih bukan karena ketiga putraku syahid, aku bersedih karena tidak ada yang bisa ku infaqkan lagi untuk agama ini."

Subhanallah... 
Ummu Khansa mengajari kita makna ikhlas, kesabaran dan hakikat keimanan. Darinya memancar mutiara ketegaran. 
Sahabatku,
JIka semuanya terjadi dan dalam keadaan kita dijalan Allah, apapun itu...tiada ada yang perlu membuat kita bersedih.. mari terus ber sabar...Yaa ayyuhalladziina aamanushbiru wa rabithu...


Belajar IKhlas

Sahabat, ikhlas , sebuah kata yang singkat namun mengandung berkat. Ikhlas merupakan awal dan landasan dari setiap amal. Ia, menurut ulama merupakan syarat syah diterimanya seluruh amal. Yah, amal jasmani, amal lisani, maupun amal qalbi.

SAbahat, kalau kita renungkan hidup ini, Allah telah menganugerahkan tiga potensi besar pada diri manusia (thaqah al insan), yaitu hati, aqal dan anggota badan. Ketiganya Allah anugerahkan agar kita beramal dengan ketiganya. 

Tulisan ku ini mencoba mengurai dan berbagi ikhlas dalam amal batin/qalbu kita. Amal yang  tak kelihatan namun berdampak luas pada kehidupan kita. Para ulama memberikan contoh amal batin itu seperti kesabaran, rendah hati, dan lain-lain. Bahkan ada yang menuliskan ikhlas itu termasuk amal batin/qalbi itu juga.

Sabahat, hidup ini tidak linier, seperti roda yang berputar begitu sebagian orang mengatakan. Ada lagi ungkapan apik yang saya baca di bungkus permen Fox... bukan promosi lho... . Hidup ini seperti roda yang berputar, harus kita kayuh agar dia berputar. 

Susah senang silih berganti, detik-detik kehidupan kita akan terisi dengan senyum dan air mata. Begitulah sejak dahulu kala, suka dan duka selalu bergiliran dalam hidup kita. Bahkan kadang di dalam air mata ada suka dan didalam duka ada senyum tawa. Itulah hidup. 

Menurut saya, bukan senyum atau air mata itu yang penting, tapi apa yang ada dibalik senyum dan air mata itulah yang barang kali akan membedakan kita di hadapan Nya. Apa yang membuat kita bahagia, apa yang menjadi alasan bagi kita untuk berduka.  

Sungguh indah ungkapan Baginda yang menyatakan, " sungguh ajaib orang mukmin itu, semua urusan baik baginya, jika dia mendapat nikmat, bahagia dan kesuksesan maka dia bersyukur, dan syukur itu baik baginya, dan tatkala rundungan duka nestapa menghampirinya, ia bersabar, dan sabar itu baik pula baginya."

Sabahat, ungkapan Baginda ini mengandungi bermacam tarbiyyah (pendidikan) untuk kita semua. Dalam kacamata saya, Baginda sedang mengajarkan pada kita hakikat dari suka dan luka. Bahagia dan nestapa, keduanya secara hakiki sama, Ujian dari Allah yang Esa. Keduanya adalah pemberianNya, dan pemberianNya adalah tanda cintaNya. Maka seolah Baginda ingin menyatakan, jangan kau lihat wujud dari nikmat atau ujiannya, tapi hendaklah kita fokus pada siapa yang memberikannya. Jika kita fokus pada si Pemberi yaitu Allah yang Esa, maka tiada berduka karena diri di uji dan tiada tinggi hati tatkala diri di sanjung dengan nikmat.

Sahabat, bagi saya, Baginda juga ingin mengajarkan jangan lihat penampakan atau pencitraan dari sesuatu, tapi rasakan dengan hati yang bersih dan mendalam, getaran hikmah yang dilahirkan bersamaan dengan nikmat dan ujian itu.  Jangan kehilangan orientasi, nikmat dan ujian adalah sarana bagi kita menebar kebaikan. 

Baginda sedang mengajarkan kepada kita, makna ikhlas. Ikhlas yang bermakna ... apapun kondisi kita selalu mengalirkan kebaikan ... saat dapat nikmat kita berbagi manfaat.. saat kita berduka kita berbagi doa dan belajar memiliki jiwa hamba. 

Sahabat, Baginda ingin mengajak kita untuk hidup bahagia, ya..bahagia dengan keikhlasan.. karena tak pernah ada bahagia bagi jiwa yang tidak ikhlas.. kaya ingin dipuja...shalih ingin di puji...saat di uji berkecil hati...saat berduka..jiwa putus asa... lalu dimana bahagianya??

Sahabatku, selamat menikmati hari-hari dengan jiwa ikhlas, bahagiakan diri dengan ikhlas. 

Sabtu, 19 Januari 2013

Tiga Penampakan Akhlak

Sahabat, akhlak adalah respon spontan seseorang atas sesuatu yang mengenainya. Ia adalah sesuatu yang autonomus.. tidak bisa direkasaya. Ia merupakan akumulasi internalisasi atas nilai-nilai yang diyakininya. Maka akhlak merupakan buah dari ideologi dan keyakinan. 

Bagi kita seorang muslim, yang telah mengkirarkan rodhitu billahi rabba wabil islamidiina wabil muhammadinabiya wa rasuula... maka akhlak kita mencerminkan implementasi dari ketiganya.
Bagaimana suatu akhlak itu menampakkan diirinya...

Pertama, apabila engkau berusaha sendiri dengan sungguh-sungguh tanpa merampas harta seseorang atau hak orang lain, maka usahamu adil adanya.
Kedua,  apabila engkau menemui kesulitan dalam berusaha dan dengan bersusah payah memikul beratnya bersikap terhormat dan berlaku adil, maka dengan demikian engkau telah melakukan kesabaran.
Ketiga, apabila dalam usahamu ini engkau dihadapkan dengan bahaya-bahaya, kemudian engkau tetap bersikeras untuk menerobosnya, tetapi tidak menemukan jalur yang mudah, maka engkau tergolong orang yang pemberani.

Keseluruhannya kembali kepada satu asal, yakni merupakan makna adil yang sejalan dengan keutamaan-keutamaan jiwa dan menajdi sumber kebaikan. 
(Syaikh Shaleh Syaadi dalam Ta'amulat fi kitab Madarij as Salikin li Ibn Al Qayyim al Jauziyah)

Lima Penambah Iman danKeyakinan

Ibnu Qudamah pernah meriwayatkan, bahwa Dzulqarnain pernah bertemu dengan salah satu malaikat. Lalu dia berkata,"Ajarkanlah kepadaku  suatu ilmu agar dapat menambah iman dan keyakinanku". Malaikat itu menjawab:
Pertama,  janganlah enngkau suka marah, karena syetan lebih mudah menguasai diri anak adam tatkala sedang marah.
Kedua, usirlah amarahmu dengan menahan diri dan dinginkan ia secara pelan-pelan.
Ketiga, janganlah engkau tergesa-gesa, sebab jika engkau tergesa-gesa engkau akan salah menempatkan diri.
Keempat, jadilah engkau orang yang luwes dan lemah lembut kepada orang yang dekat dan orang yang jauh, dan
Kelima, janganlah engkau menjadi orang yang keras lagi suka membangkang. 
(Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin)

Delapan Buah dari Kedengkian

Sahabat, kedengkian merupakan salah satu karakter yang menghinggapi hati insan. Ia bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, suka atau tidak suka. Pertanyaannya adalah apa yang harus kita lakukan atau sikap seperti apa yang harus kita munculkan kala kedengkian itu menghampiri qalbu kita.

Paling tidak, kita bisa menghindari atau menghilangkan atau menetralisir kedengkian dengan memahami bahayanya.

Delapan buah kedengkian antara lain:
  1. Kedengkian itu bisa membawamu menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain, artinya engkau bersedih jika orang lain mendapat nikmat dan gembira jika orang lain mendapat penderitaan. Bahasa saya, senep lihat orang seneng dan senang lihat orang lain senep. Atau orang sering singkat SMS, Senang Melihat Susah (kesusahan orang lain). Ini termasuk perbuatan orang munafik.
  2. Engkau semakin memendam kedengkian di dalam batin sehingga engkau merasa gembira atas mushibah yang menimpa orang lain.
  3. Engkau menjauhi dan memutus orang itu sekalipun dia datang kepadamu dan mencarimu.
  4. Engkau berpaling darinya karena merendahkannya.
  5. Engkau membicarakannya dengan `dengan pembicaraam  yang tidak dibenarkan seperti dusta, ghibah,  menyebarkan rahasia, menodai harga dirinya dan lain-lain-lain.
  6. Engkau menirukannya sebagai pelecehan dan penghinaan terhadapnya,
  7. Engkau menyakitinya dengan memukul dan hal yang menyakiti badannya, dan
  8. Engkau menghalangi haknya seperti pembayaran utang dan silaturahim.
Semuanya ini adalah haram (Imam al Ghazali). Semoga Allah menolong kita agar terhindar dari kedengkian baik memiliki sifat dengki maupun dari kedengkian orang lain.

Doa yang selalu kita panjatkan agar jauh dari kedengkian:
"Rabbanaghfirlana walikhwaninalladzina sabaqunabil iman wala taj'al fi quluubina ghilalilladzina amanu. Rabbana innaka roufur rahiim. "
Doa kita agar di jauhkan dari orang yang dengki, seperti dalam QS Al Falaq:
"Qul a'udzu birabbil falaq..wamin syarri hasidin idza hasad".

Sahabat, hidup ini terlalu naif jika di isi dengan kedengkian. Saling mendengki akan menjauhkan ketenangan, apalah artinya hidup tanpa ketenangan. Selamat berjuang menghapus dengki. 

Tips dari Nabi agar kita saling dekat dan saling mencintai adalah tebarkan salam dan saling berbagi hadiah... terimalah salam dari saya , "Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh...."  Kalau hadiahnya..tulisan di blog ini saya hadiahkan untuk sahabat semua. He..he..