Rabu, 18 Desember 2013

Keberkahan Hidup



Kita sering mendengar kata-kata berkat/berkah. Semoga rezekimu berkah. Semoga ilmunya berkah. Semoga umurmu berkah. Dan kata-kata semacam itu.

Apakah pernah muncul dalam pikiran kita pertanyaan apakah yang dimaksud dengan berkah? Atau apakah pernah muncul pertanyaan tentang makna kata-kata "mubarakan" di dalam ayat berikut ini?

(وجعلني مباركًا أين ماكنت)

"Dan menjadikan aku diberkati di manapun aku berada". (Maryam: 31)

Bagaimana caranya kita bisa menjadi orang yang diberkati?

Yang paling penting, apakah kita selalu meminta keberkahan kepada Allah?

Supaya muncul di dalam diri keinginan untuk meminta keberkahan, sepertinya kita perlu memahami apa makna dari kata-kata berkah itu sebenarnya.

Berkah adalah tumbuh berkembang dan bertambah.

Dia adalah puncak dari rasa optimis yang dirasakan manusia. Jadi berkah itu mengandung makna turunnya kebaikan ilahi..

Keberkahan itu adalah salah satu dari tentara Allah yang dianugerahkan Allah kepada orang yang hatinya dipandang baik oleh Allah. Siapa hatinya penuh kemungkaran tidak akan mungkin diberi Allah keberkahan dalam segala aspek kehidupannya.

Keberkahan tidak akan datang dengan maksiat. Dia juga tidak bisa tiba sesuka hati manusia. Keberkahan hanya datang dari sisi Allah, diberikan kepada siap yang Dia kehendaki.

"
تبارك الذي بيده الملك ".

"Maha Berkat Allah yang ditangan-Nya lah segala kerajaan" (Al Mulk: 1)

Di antara contoh orang yang minta keberkahan, seperti yang dilakukan oleh ibu Anas bin Malik ketika beliau datang menemui Rasulullah. Ia berkata: "Ini pelayanmu Anas, do'akanlah ia supaya diberi keberkahan".

Lalu Rasulullah mendo'akannya: "Ya Allah, karuniakanlah kepadanya harta dan anak-anak yang banyak, dan berkatilah padanya".

Di dalam hadits yang lain Rasulullah mendo'akan keberkahan untuk berbagai permasalahan. Seperti perkawinan:

"بارك الله لك و بارك عليك و جمع بينكما في خير".

"Semoga Allah memberkatimu, dan memberikan keberkahat atas dirimu serta mengumpulkan kalian berdua dalam segala kebaikan".

Rasulullah mendo'akan orang yang sudah menjamu beliau makan dengan do'a:

{اللهم بارك لهم فيما رزقتهم و اغفر لهم وارحمهم}.

"Ya Allah berilah mereka keberkahan pada rezeki yang Engkau karuniakan kepada mereka, ampuni dan rahmatilah mereka".

Keberkahan itu adalah faktor-faktor kebahagiaan. Apabila sesuatu yang sedikit mendapat keberkahan dia akan menjadi banyak. Apabila sesuatu yang banyak mendapatkan keberkahan dia akan bermanfaat.

Kita butuh keberkahan dalam hidup ini dari segala aspek.

1. Dari segi umur. Dengan keberkahan, seseorang mampu dengan umur yang pendek melakukan dan menghasilkan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang hidupnya lebih lama.

Sebagai contoh: shahabat Rasulullah Sa'ad bin Mu'adz masuk Islam di usia 30 tahun dan meninggal pada usia 36 tahun. Akan tetapi ketika beliau meninggal 'Arsy sampai berguncang dalam rangka menyambut kedatangan rohnya. Padahal ia hidup hanya 6 tahun dalam pangkuan Islam.

Begitu juga dengan shahabat Rasulullah Mu'adz bin Jabal, beliau hidup cuma 33 tahun. Tapi banyak hadits yang beliau riwayatkan dari Rasulullah.

Apabila orang menyebut ilmu nahwu-sharaf (tata bahasa Arab) akan segera terkenang dengan seorang yang bernama Sibawaihi. Karyanya begitu monumental. Padahal ia hidup cuma 32 tahun.

Khalifah adil yang legendari Umar bin Abdul Aziz hidup cuma 41 tahun. Imam Nawawi hanya 46 tahun. Dan banyak yang lain.

2. Keberkahan pada waktu. Artinya: keluasan dan kemampuan dalam menggunakannya.

Misalnya: Sebagian orang tidur selama 10 jam, tapi dia bangun dalam kondisi malas dan loyo. Seolah-olah dia belum tidur sama sekali. Di sisi lain ada orang yang tidur cuma 4 jam, tapi dia bangun dalam keadaan semangat, hati tenang disebabkan keberkahan waktu tidur.

Di antara waktu yang paling berkah adalah waktu pagi, karena dido'akan secara khusus oleh Nabi. Siapa yang susah melakukan sesuatu, maka cobalah lakukan di waktu pagi.

Semua orang diberi Allah karunia waktu 24 jam sehari semalam. Dengan modal waktu yang sama ada orang yang mampu menyelesaikan banyak pekerjaan, mengurus ini dan itu. Tapi ada juga orang, jangankan untuk mengurus ini dan itu, mengurus dirinya sendiri tidak bisa.

3. Keberkahan pada rezeki. Rezeki yang berkah itu dapat mencukupi. Betapa banyak orang yang gajinya jutaan, bahkan puluhan juta, tapi di akhir bulan dia selalu mempunyai hutang yang harus di bayar. Masih saja mengatakan kehidupannya susah. Di balik itu ada banyak orang yang berpenghasilan sedikit, hidup pas-pasan, tapi selalu cukup. Apa yang dibutuhkan bisa dicapai. Hidupnya tentram, damai dan bahagia. Senyum selalu mengembang di wajahnya.

4. Keberkahan pada ilmu. Apabila kita mendengar satu ayat, atau satu hadits, atau sepatah kata yang mengandung hikmah, lalu kita terapkan sepanjang kehidupan, dan ia membawa dampak positif untuk diri kita, itulah dianya ilmu yang berkah.

Ilmu dan pengetahuan yang tidak membawa dampak perubahan apa-apa pada diri pemiliknya, betapapun tinggi dan luasnya, berarti itu bukanlah ilmu yang berkah.

Betapa banyak orang yang mendengarkan ceramah, berulang kali menerima nasehat dan hikmah, akan tetapi tidak ada pengaruh positif pada kehidupannya.

Betapa banyak orang yang tersentuh dengan suatu nasehat, bahkan sampai meneteskan air mata, tapi setelah itu dia kembali lagi kepada sifat aslinya.

Keberkahan ilmu itu terbukti dengan kemampuan selalu dalam taat kepada Allah, sampai kita kembali kembali menemui-Nya. Orang yang mampu konsisten dalam ketaatan akan diberi Allah tambahan keberkahan.

5. Dan banyak lagi keberkahan yang lainnya. Keberkahan pada rumah yang membuat kita nyaman tinggal di dalamnya. Keberkahan pada istri dan anak-anak yang membantu kita taat kepada Allah. Mampu menghapus duka lara dari sanubari. Keberkahan pada pertemanan yang membuat kita lebih giat beramal kebaikan. Keberkahan pada guru yang selalu membimbing kita menuju kepada hal yang lebih baik. Dan begitulah seterusnya.

Ya Allah, karuniakan kami keberkahan dalam segala karunia yang Engkau berikan kepada kami.


0 komentar: