RUANG IKLAN

SILAKAN BERIKLAN DI BLOG SAYA.

Ruang Iklan

Space ini bisa Anda gunakan untuk mengiklankan produk Anda

BUKU KOMPUTER AKUNTASNSI ACCURATE ONLINE

SETUP AWAL DATA BASE- INPUT TRANSAKSI-PENYAJIAN LAPOAN KEUANGAN

Senin, 14 Januari 2013

Syaikh Hasan Al Banna di Mata Para Ulama


Islamedia - Hasan Al Banna merupakan Sosok Ulama asal Mesir yang telah mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan sekaligus menginspirasi perjuangan umat Islam di seluruh belahan dunia. Berikut adalah komentar beberapa Ulama saat di tanya pendapatnya mengenai Sosok Imam Syahid Hasan Al Banna.


1. Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
الألباني يثنـي على حسن البنا ويذكر فضله
على الشباب المسلم
قال الشيخ الألباني رحمه الله :
وكانت لي بعض [ كلمة غير واضحة ] الكتابية التـحريرية ، مع الأستاذ الشيخ حسن البنا   رحمه الله ولعل بعضكم - بعض الحاضرين منكم - يذكر أنه حينما كانت مجلة ( الإخوان المسلمون )  تصدر في القاهرة، وهي التي تصدر طبعاً عن جماعة الإخوان المسلمين، كان الأستاذ سيد سابق بدأ ينشر مقالات له في فقه السنّة، هذه المقالات التي أصبحت بعد ذلك كتاباً ينتفع فيه المسلمون الذين يتبنون نهجنا من السير في الفقه الإسلامي على الكتاب والسنة .
     هذه المقالات التي صارت فيما بعد كتاب ( فقه السنة ) لسيد سابق، كنتُ بدأت في الاطلاع عليها، وهي لمّا تُجمع في الكتاب، وبدت لي بعض الملاحظات، فكتبتُ إلى المجلة هذه الملاحظات، وطلبتُ منهم أن ينشروها فتفضلوا، وليس هذا فقط ؛ بل جاءني كتاب تشجيع من الشيخ حسن البنا رحمه الله ، وكم أنا آسَف أن هذا الـكتاب ضاع مني ولا أدري أين بقي..
ثم نـحن دائماً نتـحدث بالنسبة لحسن البنا - رحمه الله - فأقول أمام إخواني ، إخوانا السلفيين، وأمام جميع المسلمين ، أقول: لو لم يكن للشيخ حسن البنا - رحمه الله - من الفضل على الشباب المسلم سوى أنه أخرجهم من دور الملاهي في السينمات ونـحو ذلك والمقاهي، وكتّلهم وجمعهم على دعوة واحدة، ألا وهي دعوة الإسلام ، لو لم يكن له من الفضل إلا هذا لكفاه فضلاً وشرفاً..هذا نقوله معتقدين ، لا مرائين، ولا مداهنين.

“Dahulu saya memiliki (ucapan tidak jelasAl Kitabiyah At Tahririyah, bersama Al Ustadz Asy Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah barangkali sebagian kalian –sebagian hadirin diantara kalian- ingat ketika majalah Al Ikhwan Al Muslimun terbit di Kairo, yang diterbitkan oleh penerbitan Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin. Saat itu Al Ustadz Sayyid Sabiq pertama kali menyebarkan artikelnya tentang Fiqhus Sunnah, setelah itu artikel ini menjadi tulisan yang bermanfaat bagi kaum muslimin  dengan mengambil   metode dalam Fiqih Islam, sesuai metode Al Quran dan As Sunnah.

Artikel ini pada akhirnya menjadi kitab Fiqhus Sunnah yang dikarang Sayyid Sabiq, saya pun mulai menela’ahnya, yakni ketika dia terkumpul menjadi buku. Saya memulai memberikan beberapa catatan, lalu saya menulisnya di Majalah, saya meminta mereka untuk menyebarkan dan memperbanyaknya, bukan hanya ini, bahkan sampai kepada saya tulisan yang memotivasi dari Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah, tetapi betapa saya sangat menyesali bahwa tulisan tersebut hilang, saya tidak tahu kemana sisanya ….   

Kemudian kita selalu berbicara tentang Hasan Al Banna Rahimahullah, maka saya katakan kepada saudara-saudaraku, saudara-saudara salafiyin, di depan semua kaum muslimin:seandainya Syaikh Hasan Al Banna –rahimahullah- tidak memiliki jasa dan keutamaan terhadap para pemuda muslim selain bahwa beliau menjadi sebab yang mengeluarkan mereka dari tempat-tempat hiburan, bioskop dan kafe-kafe yang melalaikan, lalu mengumpulkan dan mengajak mereka di atas dakwah yang satu, yakni dakwah Islam, -seandainya beliau tidak memiliki lagi keutamaan kecuali hanya perkara ini-, maka ia sudah cukup sebagai satu keutamaan dan kemuliaan. Ini saya katakan bersumber dari sebuah keyakinan, dan bukan untuk mencari muka dan tidak pula sekedar basa-basi". (Lihat Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyyah, Hal. 50)



2. Asy Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin Rahimahullah

Beliau adalah ulama Kerajaan Arab Saudi, berikut ini teksnya :

قال الشيخ ابن جبرين حفظه الله :
( هناك قوم اشتغلوا ببعض الأموات، مثل: سيد قطب، وحسن البنا.
الواجب أنهم يُلخّصون أخطاءهم ويـحذِّرون منها، وأما حسناتهم فلا يدفنوها، ولا يَقدح فيهم لأجل تلك الأخطاء أو تلك الزلات، لأن لهم حسنات..
إذا كانوا يذكرون السيئات، وينسون الحسنات؛ صدق عليهم قول الشاعر:
ينسى من المعروف طوداً شامخاً.... وليس ينسى ذرة ممن أساء
 فيـجب أ ن تُلخَّص الأخطاء، وأن يـحذَّر منها، وبقية علومهم يُستفاد منهم )

               
Berkata Asy Syaikh Ibnu Jibrin Hafizhahullah:[1]
“Ada kaum yang sibuk terhadap sebagian orang yang sudah wafat semisal Sayyid Quthb dan Hasan Al Banna. Yang wajib adalah mengoreksi kesalahan mereka  dan memperingatkan darinya, ada pun kebaikannya maka janganlah ditutup-tutupi, dan janganlah mencela mereka karena kesalahan-kesalahan itu atau ketergelincirannya, karena mereka memiliki banyak kebaikan …..
Jika mereka (kaum itu) hanya menyebutkan kejelekan dan melupakan kebaikannya, maka benarlah apa yang dikatakan oleh penyair:
Melupakan kebaikan adalah kesombongan yang memberatkan 
Namun dia tidak lupa dengan kejelekan walau sebesar atom
Maka, wajib memurnikan kesalahan mereka dan memperingatkan darinya, dan ilmu-ilmu mereka yang lainnya dapat diambil faidahnya …” (Lihat Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyyah, Hal. 51)



3. Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud Rahimahullah Ta’ala

Beliau adalah ulama Kerajaan Saudi Arabia, anggota Al Lajnah Ad Daimah (semacam komisi fatwa di Indonesia), berikut ini teksnya:
رأي العلامة ابن قعود رحمه الله
في حسن البنا
قال العلامة عبد الله بن قعود رحمه الله :
وأنا عندي أن البنا رحمه الله تعالى قام بدور أرجو الله أن يغفر له وأن يضاعف أجره ، والحقيقة أنه حرَّك الدعوة في مصر وانتشرت منه إلى غير مصر على ما له فيه من نقص لكن له السبق ، له السبق في تربية الشباب وفي تـحريك الشباب والناس
 إذا ربنا أكرمهم أكثر مما كانوا فالشباب الآن أصبحوا شباب سنة أكثر من ذي قبل وشباب التزام أكثر من ذي قبل والخير فيهم أكثر مما كان في بدايات ( الإخوان ) بلا شك لكن هناك بدؤوا في وقت تكاد تكون لا شيء ، فلا ينسى للناس فضلهم .
المرجع : شريط ( وصايا للدعاة – الجزء الثاني ) للشيخ العلامة عبد الله بن حسن ابن قعود رحمه الله


Berkata Al ‘Allamah Abdullah bin Qu’ud Rahimahullah:
“Bagi saya, sesungguhnya Al Banna Rahimahullah Ta’ala telah menjalankan tugasnya, saya harap semoga Allah mengampuninya dan melipatgandakan pahala baginya.
Pada kenyataannya, dialah yang menggerakan dakwah di Mesir dan menyebarkannya ke luar Mesir di atas sesuatu yang masih ada kekurangan, tetapi dia telah mendahului. Dia telah mendahului dalam mentarbiyah para pemuda dan dalam menggerakan para pemuda dan manusia.
Rabb kita telah memuliakan mereka lebih banyak dari sebelumnya. Lalu  pemuda sekarang  menjadi pemuda sunah yang  lebih banyak daripada sebelumnya,  dan pemuda yang memiliki komitmen  lebih banyak daripada sebelumnya, dan kebaikan pada mereka lebih banyak daripada  permulaan masa (Al Ikhwan), tanpa diragukan lagi.  Tapi mereka (Al Ikhwan) memulai pada saat hampir belum ada apa-apa, maka janganlah manusia   melupakan keutamaan yang mereka miliki …” sumber: kaset Washaya Lid Du’ah, Juz. 2. (Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyah, Hal. 53)


4. Asy Syaikh Manna’ Khalil Al Qaththan Rahimahullah

Ulama terkenal, pakar Tafsir dan Hadits. Mantan Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh dan dosen paska sarjana di Universitas Muhammad bin Su'ud, Saudi Arabia. Ia berkata:
"Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Asy Syahid Hasan Al Banna dipandang sebagai gerakan keislaman terbesar masa kini tanpa diragukan. Tidak seorang pun dari lawan- lawannya dapat mengingkari jasa gerakan ini dalam membangkitkan kesadaran di seluruh dunia Islam. Maka dengan gerakan ini ditumpahkan segala potensi pemuda Islam untuk berkhidmat kepada Islam, menjunjung syariatnya, meninggikan kalimahnya, membangun kejayaannya, dan mengembalikan kekuasaannya. Apa pun yang dikatakan mengenai peristiwa¬peristiwa yang terjadi atas jamaah ini namun pengaruh intelektualitasnya tidak dapat diingkari oleh siapa pun juga." (Istilah Asy Syahid asli dari Syaikh Manna' sendiri. Lihat Studi Ilmu-Ilmu Al Qur'an, hal. 506)

5. Asy Syaikh Muhammad Amin Al Husaini Rahimahullah
 
Beliau adalah mufti besar Palestina pada zamannya. Ia berkata:
 "Sesungguhnya, sifat yang sangat menonjol pada diri AI Banna adalah Ikhlas yang mendalam, otak yang cemerlang, dan kemauan yang keras. Semua itu diperindah dengan kemauan yang kuat." (Syaikh Badr Abdurrazzaq Al Mash, Manhaj Da'wah Hasan Al Banna, hal. 89).
 Ia juga berkata, "Asy Syahid Hasan Al Banna dan para pengikutnya telah memberi sumbangan besar bagi Palestina. Mereka mempertahankannya dengan berjuang keras dan cita-cita mulia. Semuanya merupakan karya nyata dan kebanggaan yang ditulis dalam sejarah jihad dengan huruf yang terbuat dari cahaya." (Istilah Asy Syahid adalah asli dari Syaikh Amin al Husaini. Ibid, hal. 141-142)
 

6. Asy Syaikh Hasanain Makhluf Rahimahullah. 

Beliau adalah mantan mufti Mesir pada zamannya. Ia berkata:
"Syaikh Hasan Al Banna semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menempatkannya bersama para shalihin- adalah salah seorang tokoh Islam abad ini. Bahkan ia merupakan pelopor jihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. Beliau berdakwah dengan menempuh manhaj yang benar, meniti jalan yang terang yang diterjemahkannya dari Al Qur'an, Sunnah Nabi, dan ruh tasyri' Islam. Beliau melaksanakan semua itu dengan penuh hikmah, hati-hati, dan sabar, dan 'azzam yang kuat sehingga da'wah islam menyebar ke seluruh penjuru Mesir dan negeri-negeri Islam serta banyak orang bergabung di bawah bendera da'wahnya." (Ibid, hal. 91)

7. Kesaksian Da'i terkenal, ‘Alim Rabbani, Al 'Allamah Abul Hasan Ali Al Hasani An Nadwi Rahimahullah. 

Ia berkata dalam pengantar buku Mudzakkirat Da'wah wa Da'iyah-nya Imam Hasan Al Banna:
"Pengarang buku ini termasuk di antara pribadi-pribadi yang kami katakan memang sengaja dipersiapkan qudrah ilahiyah (kekuasaan Allah), dibentuk tarbiyah rabbaniyah, kemudian dimunculkan pada waktu dan tempat yang ditentukan.
Setiap orang yang membaca buku ini dengan dada bersih, sikap obyektif, jauh dari sikap fanatik, dan keras kepala pasti yakin bahwa pengarangnya adalah seorang yang memang dipersiapkan untuk dihibahkan (bagi umat manusia) yang bukan hanya tiba dan muncul begitu saja. Ia bukan sekadar produk sebuah lingkungan atau sekolah; bukan sekadar produk sebuah upaya keras, dan bukan produk dari sebuah percobaan. Ia merupakan salah satu produk dari taufik dan hikmah ilahiyah yang menaruh perhatian besar terhadap agama dan umat ini." (Syaikh Hasan Al Banna, Memoar Hasan Al Banna untuk Da'wah dan Para Da'inya, kata pengantar)
 
Dan masih banyak lagi selain mereka yang memberikan pandangan positif bagi Al Imam Hasan Al Banna Rahmatullah ‘Alaih. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam 

Farid Nu’man Hasan



[1] Saat itu Beliau masih hidup, sehingga menggunakan hafizhahullah (semoga Allah menjaganya), saat ini Beliau sudah wafat dan biasanya untuk orang wafat kita mendoakannya dengan rahimahullah.

Modul Tahsin

Menjadi kewajiban setiap muslim untuk membaca al quran dengan benar sesuai dengan petunjuk rasulullah SAW. Untuk dapat membaca alquran dengan benar kita perlu belajar tahsinul tilawah. Silakan klik di sini untuk mendownload modul tahsin karya akhuna Abu Zaky. Semoga jadi amal beliau dan amal saya dan amal kita semuanya. Amiin

Merindukan Subuh


Islamedia - Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca buku “Keajaiban Shalat Subuh” atau buku “SUBUH on FIRE” yang ditulis Nana W. el-Fariez. Sesuai dengan judul redaksinya, lewat kedua buku itulah pertama kali saya menjadi tahu tentang keutamaan shalat subuh. Bukan sekedar persoalan kewajiban menjalankan dua harakat. Namun lebih dari itu. Banyak keistimewaan-keistimewaan diwaktu subuh.

“Barang siapa yang menunaikan shalat subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janjinya. Barangsiapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat subuh, Allah akan menuntutnya sehingga ia akan dibenamkan mukanya ke dalam neraka” (H.R. Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Sebuah jaminan dari Allah bagi para pelaku shalat subuh.

Salah satu yang luar biasa lagi, diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda: ‘Tidak akan masuk neraka orang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.’” (H.R. Muslim). Terbebas dari api neraka. Keutamaan lainnya ialah memperoleh keberkahan, pahala dunia dan seisinya, dikabulkannya do’a dan yang paling penting shalat inilah pembeda antara orang-orang yang MUNAFIQ.

Lepas dari keutamaan-keutamaan itu. Sulit, itulah kata yang mewakili bagaimana saya dan mungkin sebagian orang yang lain melaksanakan shalat subuh. Jelas saja, waktu shubuh adalah waktu yang paling “enak” berada dipembaringan. Bisa jadi pun sebenarnya tidak merasakan “enak” tersebut. Tau-tau sudah terbangun setelah matahari telah menampakkan semua wajahnya. Bablas.

Terang saja, berbagai cara sudah dilakukan. Untuk mengantisipasi, sebelum tidur terlebih dahulu memasang alarm. Namun tetap saja terbangun setelah beberapa jam lewat “waktu alarm”. Sesekali terbangun karena alarm tersebut, tapi bukan kemudian bergegas untuk shalat melainkan mematikan alarm. Tidur jangan ditempat nyaman (kasur), akhirnya tidur di lantai beralaskan karpet saja. Tetap saja “nyenyak”, subuh lewat plus badan pegal.

Kegelisahan. Menyesal. Kadang marah. Perasaan yang muncul saat bangun tidur belakangan ini. Subuh terlewatkan begitu saja. Prasangka terhadap diri sendiri semakin kuat. Pasti ada yang salah. Sesekali merenung. Ketika kondisi ini terjadi yang teringat adalah kata-kata yang ada dibuku itu. Dikatakan bahwa kesulitan shalat subuh berjamaah bisa disebabkan oleh beberapa hal.  Adanya makanan atau zat yang haram masuk  ke dalam tubuh atau banyak melakukan maksiat. sebenarnya ada faktor-faktor lain lagi namun setidaknya dua faktor tersebut yang cukup menamparku.

Makanan haram? Ya Allah... apa benar ada zat ini didalam tubuhku? Sehingga darah, daging dalam tubuh ini seakan mati. tidak bisa merasakan apa-apa.

Banyak maksiat? tidak bisa menjaga hati, tidak bisa menahan pandangan, tak mampu mengendalikan bibir berbicara. Menutup mata, menarik nafas panjang. Astagfirullah... inilah mungkin penyebab utamanya. Terbangun untuk subuh tidak, merasakan nyamannya tidur pun tidak. Kotornya hati oleh dosa maksiat lagi-lagi tak mampu menggerakkan tubuh ini untuk sekedar terbangun. Alarm sekeras apapun tetap saja tidak berguna.

Benar. Benar bahwa subuh itu adalah hadiah. Semua orang bisa shalat subuh, tapi tidak semua orang bisa tepat waktu, tidak semua diberikan “kekuasaan” untuk berjamaah dimesjid. Hadiah dari Allah untuk orang-orang terpilih.

Merindukan subuh. Sangat merindukan subuh. Malu rasanya dengan tetangga, seorang bapak tua yang subuh berjamaah beliau sepertinya tidak pernah absen. Malu kalau membayangkan saat dia berangkat subuh dan lewat didepan rumah “anak muda” ini, apa yang akan beliau katakan?

Dan lebih malu lagi rasanya, “anak muda” ini dikampus mungkin dikenal sebagai seorang aktivisdakwah, aktif di Lembaga Dakwah Kampus dll. Tidak salah, label MUNAFIQ mungkin pantas tersemat. Naudzbillah...

Astagfirullah. Tak pantas  memperoleh jaminan bebas dari neraka, tak ada keberkahan, terlewatkan waktu terkabulnya do’a dan dekat dengan kemunafiqan..! Suara-suara itu menyelimuti jiwa. Serasa semakin menyempitkan dada. Menyesal.

Ya Allah... aku merindukan subuh.

PKS No Urut 3 pada Pemilu 2014

Hari ini, nomor urut partai politik peserta pemilu tahun 2014 di undi. PKS, melalui ust Anis Matta mendapatkan no urut 3. Hal ini menjadi pemicu bangkitnya motivasi para kader dan simpatisan PKS untuk menembus 3 besar pada pemilu 2014 sesuai  dengan amanat munas PKS beberapa waktu lalu.
Selengkapnya simak beritanya  di sini.

"Risalah untuk para Ikhwah menuju Marhalah Baru" | Muhammad Badi'





Risalah Akhir Tahun 2012 
Mursyid 'Am Ikhwan, Prof. Dr. Muhammad Badi'

  1. "Ikhwahku yang tercinta, saya hendak mengirim risalah ini untuk Antum."

  2. "Sebelum kita mulai marhalah baru bagi usia negeri dan dakwah kita, agar kita belajardan meraih pelajaran yang menerangi marhalah ke depan.."

  3. "Kita wajib meluruskan orientasi, mengikhlashkan amal kita, memurnikan gerak & diam kita (al An'am:162). Dalam ikhlas ada jalan keluar..."

  4. "Dalam ikhlash ada kebaikan & berkah dunia-akhirat. Sebagaimana kita wajib berpegang teguh pada akhlak, nilai & prinsip yg Islam ajarkan kepada kita..."

  5. "Kita juga wajib menjadi representasi terbaik bagi Islam & Dakwah kita dengan amal dan gerak kita di tengah masyarakat, berakhlak Quran.."

  6. "Kehidupan para da'i bukan seperti kebanyakan manusia yang umumnya mengejar hidup nyaman, enak dan serba berlebih..."

  7. "Tapi para da'i adalah ia yg berkorban utk agama, negeri dan saudara-saudaranya, lalu ia temukan puncak bahagianya dalam berkorban..."

  8. "Balasan Allah setimpal sesuai kualitas amal, usaha, jihad, kelelahan/kecapekan dan pengorbanan.."

  9. "Kita ingat-ingat terus ajaran Mursyid al-Banna; 'Jihad jalan hidup kita'. Aljihad sabiluna.."

  10. "Jihad merupakan keseluruhan daya upaya di berbagai bidang utk Proyek Islam, proyek besar bagi negeri & umat kita.."

  11. "Kita dan dunia melihat bahwa ada berbagai kekuatan lokal-regional-internasional berusaha menggagalkan upaya dan pengalaman yg baru lahir ini (Masyru' Islam), tapi Allah Maha Kuat..."

  12. "Ikhwahku tercinta, mari kita izzah dg berintima' kpd agamamu dan dakwahmu. Jadikanlah syi'ar-syi'ar kita yang menyejarah sebagai penerang jalan..."

  13. "Syiar-syi'ar ini dikuatkan dg 10 sifat pribadi muslim yg dirancang Imam Syahid bersumber dari Quran, Sunah & kebutuhan realita juga masa depan"

  14. "Hiasilah dirimu dg 10 sifat ini, juga sifat-sifat Ibadurahman di QS. Al Furqon & al Mukminun. Lalu disiplinlah dg 10 rukun Bai'at.."

  15. "10 sifat dan 10 rukun bai'at ini adalah perisai penjaga setelah Allah dari beraneka bentuk error, keterplesetan & penyimpangan..."

  16. "Banyaknya pergolakan publik & pergesekan politik selama ini harus tidak berpengaruh atas kebeningan hati kita kepada sesama rekan kita..."

  17. "Antum wajib sibuk dg urusan yg utama bukan yg remeh & sepele. Hati-hati terjebak konflik pinggiran yg melalaikan mu dari target-target besarmu..."

  18. "Hempaskan perpecahan & konflik, krn itu sumber kekacauan dan penyakit (Anfal:46). Jadilah bagian dari solusi bukan bagian dari problem.."

  19. "Himpunlah hati-hati sebelum fisik, jangan membesar-besarkan hal biasa, atau meremehkan yg besar, berimbanglah! Maka Antum raih ridho Allah & manusia."

  20. "Sungguh, ukhuwah, cinta antara kita dan persatuan merupakan rahasia kekuatan kita."


*Diterjemahkan dan ditwitkan oleh  Suhartono Mesir @bangtono1433, www.pkspiyungan.org

Selamat Jalan Isteriku, Engkau Layak Atas Karunia Syahid itu...


17 tahun yang lalu
, saat masih aktif menjadi penulis buletin dakwah, aku membaca nama pelanggan yang memesan buletin tersebut. Hj. Robiatul Adawiyah, pasti wanita yang sudah tua. Sudah naik haji dan namanya jadul sekali. 

“Akhi, seperti apa sih ibu Robiatul ini,” tanyaku kepada Pak Marjani yang bertugas mengantar buletin. ”Ndak tahu, nggak pernah ketemu, yang saya tahu dia pesan buletin itu untuk dikirim via bis ke Kotabangun”. 

Wah wanita yang mulia, mau menyisihkan uang untuk berdakwah kepada masyarakat di hulu sungai Mahakam. Tak lama kemudian setelah kita menikah, Buletin Ad Dakwah dari Yayasan Al Ishlah Samarinda diantar ke rumah. Ternyata wanita mulia tersebut adalah engkau istriku, bukan wanita tua seperti yang kukira. Melainkan mahasiswi yang aktif mengajar di Taman Al Quran.

Istriku, beruntung aku dapat memilikimu. Sudah beberapa pemuda kaya yang mencoba mendekatimu tetapi selalu kau tolak. Kelembutanmu dan kedudukanmu sebagai putri seorang ulama besar menjadi magnet bagi para pria yang ingin memiliki istri sholehah. Kamu beralasan belum ingin menikah karena mau konsentrasi kuliah. Padahal alasan utamanya adalah kamu masih ragu dengan kesholehan mereka. Ketika Ustadzah Purwinahyu merekomendasika­n diriku, tanpa banyak tanya kau langsung menerimaku. Hanya karena aku aktif ikut pengajian kau mau menerimaku, tanpa peduli berapa penghasilanku.

Istriku, semua orang mengakui bahwa kau wanita yang tangguh. Jarang seorang wanita bercita-cita memiliki delapan anak sepertimu. Melihatmu seperti melihat wanita Palestina yang berada di Indonesia. Jika bertemu dengan Ustadz Hadi Mulyadi, suami mba Erni ustadzahmu, pasti pertanyaan pertama kepadaku adalah, “ Berapa sekarang anakmu?”. Sering orang bertanya kepadaku, “ Gimana caranya ngurus anak sebanyak itu?” Mudah, rahasianya adalah menikahi wanita yang tangguh sepertimu.

Kehangatanmu membuat anak-anak kita merasa nyaman di dekatmu. Di saat kau lelah sepulang dari mengisi halaqoh atau ta’lim mereka segera menyambutmu dan melepaskan kekangenan mereka. Kadang lucu melihat mereka membuntuti kemana kamu pergi. Kamu ke dapur mereka bergerombol di sekitarmu, pindah ke ruang tamu, pindah pula mereka ke ruang tamu. Masuk ke kamar, berbondong-bond­ong mereka ke kamar. Sampai ada anak yang selalu memegang-megang­ bajumu dan kamu berkomentar,” Nih anak kayak prangko aja, nempeeel terus.” Jangan salahkan mereka, akupun memiliki perasaan yang sama dengan mereka.

Kadang jika cintaku meluap aku berkata padamu, ”Bener nih kamu ndak nyantet aku? Aku kok bisa tergila-gila begini sama kamu?” Kamu tersenyum dan berkata, "cinta Umi ke Abi lebih besar dari cinta Abi ke Umi, Abi aja yang ndak tahu.”

Rasulullah bersabda, "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” (HR. Ahmad). Sungguh aku merasa telah mendapatkan segalanya dengan kau di sisiku.

Kepribadianmu yang mudah bergaul menjadikanmu disenangi oleh banyak orang. Kamal berkata, “Umi terkenal banget di sekolah. Aku, Mba Aisyah, Mas Nashih, Hamidah, Hilma ini terkenal di sekolah karena anak Umi. Guru-guru kenal kami karena kami anak umi.” Aku ingat perjuanganmu menggalang beberapa orang tua murid ke kantor diknas untuk meminta tambahan kelas agar anak kita yang terlalu muda bisa diterima sekolah. Akhirnya SDN 006 Balikpapan mendapat tambahan kelas dan anak kita bisa bersekolah di sana. Seharusnya aku yang melakukan hal itu, bukan kamu.

Aku terpesona dengan caramu menjalin silaturahim dengan keluarga besarmu. Ketika kita pindah ke Balikpapan, sering kakak-kakakmu menelpon menanyakan kapan liburan ke Samarinda. Mereka rindu kepadamu. Kakakmu KH. Fachrudin, seringkali menelpon, "Kita mau ngadain acara ini, kamu ke Samarinda kah?” Sya’rani, kakakmu yang sering bepergian ke Jawa, ketika mendarat di Balikpapan pun sering berkata, "Baru dari Jawa, mau ikut saya sekalian naik mobil ke Samarinda?” Keponakan-kepon­akanmu pun sering bertanya, “Acil Robiah kapan ke Samarinda?” Jika kita liburan ke Samarinda, maka kemeriahan meledak begitu mendengar suaramu mengucapkan salam. “Wah, Haji Robiah dari Balikpapan.”

Aku kagum dengan semangatmu melaksanakan amanah dakwahmu. Sering kerinduanmu kepada keluargamu tertahan karena ada amanah dakwah yang harus kamu kerjakan. ”Sebenarnya akhir pekan ini keluarga besar kumpul. Ada acara keluarga. Tapi ada halaqoh ini dan majelis talim ini jadi ndak bisa ke Samarinda.” Semoga Allah SWT memasukkanmu ke dalam barisan orang-orang yang berjuang menegakkan agama ini.

Kesibukanmu berdakwah memang menyita waktumu. Tapi aku ridho karena kau tetap komitmen untuk mengurus rumah tangga dengan baik. Aku ridho ketika PKS berdiri, kamu bergabung dan berdakwah bersama mereka. Kulihat kau begitu menikmati hidupmu yang mungkin bagi pandangan sebagian orang sangat melelahkan.

Kamu juga aktif mengisi kajian Siroh Shahabiyah di Radio IDC FM. Ketika engkau ingin berhenti karena hamil dan mengajukan ustadzah lain, mba Irna yang mengasuh acara menolak dan mengatakan sebaiknya cuti saja dan sementara akan diputar ulang rekaman yang terdahulu. Saya tahu mereka pun telah jatuh cinta kepadamu.

Saat Ustadz Cahyadi mengadakan pelatihan keluarga, beliau meminta para peserta menulis tentang pasangannya. Aku terkejut ternyata engkau mengenaliku dengan baik. Engkau tahu makanan yang kusukai dan kubenci, teman-teman yang kuanggap shahabatku, karakter-karakt­erku, dan teman-teman Halaqohku. Diam-diam engkau memperhatikanku­. Terimakasih telah memahami diriku.

Pernah kau mengatakan bahwa kau ingin naik haji bersamaku. Aku mengatakan bahwa kamu sudah naik haji sehingga tidak wajib lagi. Kalau aku punya uang aku akan mengajak anak kita naik haji bukan kamu. Kamu berkata, “Aku akan kumpulkan uang daganganku agar bisa naik haji bersamamu.” Kamu pernah bercerita bahwa saking nikmatnya berada di Kota Mekah, kamu pernah berusaha tukar kloter dengan orang lain agar bisa bertahan lebih lama di kota Mekah.

Istriku, aku suka dengan caramu berbakti kepadaku. Ketika ustadz Muhadi mengajakku mendirikan SDIT Nurul Fikri Balikpapan kau pun mendukungku. Padahal kau tahu bahwa ini akan kembali mengurangi jatah uang belanja untukmu. Bahkan kau berkata, "Aku akan alihkan infaq-infaq yang selama ini ke lembaga zakat ke Nurul Fikri.” Selama ini kau memang menyisihkan uang transport dari mengisi majelis-majelis­ ta’lim untuk menunjang dakwahmu.

Istriku, aku menikmati sentuhan bibirmu ke pundakku sambil memelukku di saat kita naik motor berdua. Mungkin itu caramu menunjukkan kesetiaanmu. Aku tersanjung dengan gayamu menunjukkan cemburumu. Aku merindukan caramu menegurku jika engkau melihatku lalai dalam urusan agama kita. Aku merasa bahagia saat kau memujiku. Aku merasa hebat ketika engkau bermanja kepadaku.

Aku salut dengan kecintaanmu terhadap ilmu. Setiap ada ta’lim yang mendatangkan ustadz yang berkualitas kau berkata, “Harus duluan nih biar dapat duduk di depan.” Sayang, karena begitu banyaknya anakmu terkadang kau terhambat untuk berada di depan. Pernah kau begitu sedih karena tidak dapat menghadiri ta’lim yang diisi DR. Samiun Jazuli. Terlintas di dalam pikiranku, kelak aku akan membiayaimu untuk melanjutkan kuliah S2 agar kau bahagia.

Kau juga begitu bersemangat mengikuti tatsqif (Kajian Tsaqofah Islam) yang diadakan oleh PKS. Ketika ada ujian tatsqif, kau berusaha mengerjakan soal-soal tanpa berusaha menyontek. Tiba-tiba kau mendengar peserta ujian yang lain di sebelahmu saling berbisik tentang jawaban soal yang engkau tidak bisa mengerjakannya.­ Kamu pun menulis jawaban tersebut. Sepulang ke rumah engkau begitu menyesal dan gelisah. Engkau merasa berbuat curang karena mengerjakan soal dari mendengar percakapan orang lain. “Gimana nih Mas, aku sudah nyontek?” tanyamu. Aku jawab sambil bercanda, "Telpon dosennya, minta dicoret jawabanmu yang dapat dari hasil mendengar itu”. Ternyata engkau benar-benar menelpon ustadz Fahrur agar jawaban atas soal tersebut dicoret saja. Itu yang sering kulihat darimu, begitu takut akan dosa-dosamu. Aku bangga padamu istriku.

Istriku, hal yang sering membuatku bergetar adalah di saat melihat engkau sholat. Begitu khusyuk dan menjaga adab. Tidak pernah aku melihatmu terburu-buru di dalam sholat. Aku menikmati melihat caramu menghadap Tuhanmu. Selelah apapun dirimu kamu selalu berusaha membaca Quran satu juz perhari. Engkau juga tidak ingin meninggalkan dzikir harianmu. Haru rasanya saat-saat melihatmu tertidur dengan Quran masih berada di tanganmu.

Sering aku berangan-angan aku akan membahagiakanmu­ kelak saat anak-anak sudah besar. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan ke kota wisata. Aku akan membelikanmu perhiasan walaupun sekedarnya. Karaktermu yang tidak pernah meminta memang membuatku lalai memperhatikan kebutuhanmu. Bahkan motor pun tidak pernah kubelikan. Motor butut yang kau pakai adalah motor yang memang telah kau bawa dan kau miliki sejak masih gadis.

Aku yakin bahwa kebersihan hatimulah yang memancarkan aura persahabatan dari wajahmu. Banyak yang mengatakan kepadaku, ”Beliau adalah tempat saya menyampaikan curhat.” Terkadang kau terlambat pulang dari mengisi pengajian, ketika ku tanya kenapa terlambat, kau menjawab, “Kasihan ada yang pingin curhat, jadi dengerin dia dulu. Semoga Allah segera kasih dia jalan keluar.” Saya yakin mereka curhat kepadamu karena mereka merasakan kebaikanmu.

Kamu sering memujiku, “Suami yang pintar”. Kulihat, kamulah yang lebih pintar mengaplikasikan­ teori ke dalam praktek dunia nyata. Sebenarnya aku banyak belajar darimu. Kamu pintar sekali memulyakan orang lain. Kamu sering memberikan sesuatu kepada tetangga-tetang­ga kita. Terkadang aku malu karena yang kau berikan adalah hal-hal yang sederhana. “Malu ah ngasih ke tetangga segitu. Nggak level buat mereka.” Ternyata sikap perhatianmu kepada tetangga inilah yang membuat mereka mencintaimu.

Kamu mengatakan kepada pembantu kita, “Kumpulkan teman-teman yang lain, nanti saya yang membimbing bacaan Qurannya.” Dengan sabar kamu melatih mereka membaca Quran. Kau pun membelikan peralatan memasak sebagai hadiah kepada mereka yang lulus dan melanjutkan bacaan ke jilid berikutnya. Pernah kau melihat salah seorang diantara mereka sedang berlatih mandiri di rumahnya. Kau berkata, "Bahagianya aku Bi melihat mereka mau melatih bacaan secara mandiri.” Sampai terucap dari mulut pembantu kita,“Bu, saya ini mendapat hidayah dari tangan Ibu lho.”

Terkadang aku lupa untuk memberikan uang belanja, ketika kutanya engkau menjawab,”Aku pakai uang daganganku”. Kau­ kadang membelikanku baju sebagai hadiah ulang tahunku. Aku memang seorang yang berprinsip minimalis, terkadang jika ada barang yang menurutmu harus dibeli, aku mengatakan bahwa itu tidak perlu dibeli, kita da’i tidak usah terlalu mengejar kesempurnaan. Seperti biasa kau pun mengalah dan berkata, "Ya sudah pake uang aku aja.”

Ketika engkau mengalami pendarahan saat melahirkan anak kita yang ke delapan, engkau mengalami step. Sungguh hancur hatiku melihatmu menderita. Ketika dokter mengatakan butuh tiga kantung darah, aku segera keluar berlari menuju PMI tanpa sempat mengambil alas kaki. Aku sangat takut kehilangmu. Ketika diberitahu bahwa putra kita telah meninggal, aku sudah tidak peduli lagi, “Tolong selamatkan istri saya dok.” Setelah dioperasi kau sempat tersadar, aku tidak tega untuk mengatakan bahwa putra kita telah meninggal. Aku tidak ingin kau tahu bahwa kandungan yang sangat kau cintai dan sering kau elus-elus dengan penuh cinta telah mendahuluimu.

Dokter mengatakan bahwa kondisi sangat kritis, biasanya kondisi ini berakhir dengan kematian. Dengan kesedihan yang terus mengelayuti aku berkata, ”Umi tidak usah ngomong apa-apa, semua abi yang urus, Umi nyebut Allah saja.” Aku berharap seandainya Allah memanggilmu, maka ucapan terakhirmu adalah Allah. Walau tidak ada suara yang kudengar, kulihat mulutmu menyebut nama Allah dua kali. Saat itu aku bernazar, aku punbertawashul dengan segala amalku agar Allah memberikan kesempatan agar engkau masih bisa bersamaku. Dan ternyata anak-anak kita bercerita bahwa saat itu di rumah mereka juga bernazar agar ibu mereka selamat.

Dengan sisa harapan yang tersisa di hatiku, aku berusaha membangkitkan semangatmu, ”Cep­at sembuh, anak-ana­k kita menunggumu di rumah.” Engkau mengangguk-angg­uk. Ternyata Allah SWT sangat mencintaimu. Allah SWT ingin memberimu karunia syahid. Kematianmu karena melahirkan putra kita menunjukkan bahwa Allah ingin memberikan yang terbaik untukmu. Sebagaimana Rasulullah mengatakan bahwa wanita yang mati karena melahirkan termasuk orang-orang yang mati syahid.

Seorang shahabatmu, Ustadzah Mahmudah, menelponku, "Mba Robi itu kalau saya perhatikan sangat khusyuk kalau memimpin doa atau mengaminkan doa. Kalau berdoa, saat kalimat wa amitha 'ala syahaadati fii sabiilik (matikanlah jiwa kami dalam syahid di jalan-Mu) sering saya lihat mba Robi meneteskan air mata. Ternyata kita memang tidak boleh meremehkan kekuatan doa.”

Pak Emil tetangga kita berkata, ”Saya tidak pernah berinteraksi dengan almarhumah. Hanya istri saya yang bergaul dengannya. Tapi kepergiannya membuat saya merasa kehilangan sampai dua hari”. Mungkin dia shock karena melihat istrinya terguncang.

Ustadzah Sujarwati berkata, "Saya mengisi pengajian dekat SMPN 10, mereka bercerita bahwa almarhumah ustadzah Robiah yang merintis majelis ta’lim ini. Mereka semua kemudian menangis karena teringat istri sampeyan.” Banyak yang terkejut dengan kepergianmu. Ada yang baru mendengar kematianmu, datang ke rumah untuk kemudian menangis karena kehilanganmu.

Hari kematianmu menjadi saksi atas kesholihanmu. Begitu banyak yang datang untuk memberikan penghormatan kepadamu. Ustadz Muslim mengatakan, "Sahabat-sahabat­nya dari pesantren Al Amin, Madura sudah siap-siap mau beli tiket untuk ke Balikpapan, tapi mendengar jenazah akan di bawa ke Samarinda mereka tidak jadi datang.” Beberapa ustadz datang dari Samarinda. Bahkan Ustadz Masykur Sarmian, Ketua DPW PKS Kaltim pun datang dari Samarinda dan menjadi imam yang mensholatimu. Aku pun melihat ustadz Cahyadi Takariawan, penulis buku dari Yogya, hadir di masjid itu. Mungkin Allah sengaja mengutus orang-orang sholih tersebut untuk mensholatimu dan menyempurnakan pahalamu. Motor-motor memenuhi jalan masuk ke komplek kita. Seseorang dengan heran mengatakan bahwa kemarin kepala kantor meninggal di komplek ini yang datang nggak sebanyak ini. Ini cuma ibu rumah tangga kok banyak banget yang datang.

Sesudah disholatkan di masjid Balikpapan, engkaupun dibawa ke Samarinda. Sampai di masjid Ar Raudhah, Aku melihat KH. Mushlihuddin, LC Koordinator Qiroati untuk Kalimantan hadir di sana. Kamu sering berkata bahwa kamu sudah menganggap beliau, guru mu membaca Quran, seperti ayah sendiri. Kecintaanmu kepada Quran membuat kamu mencintai beliau yang selalu komitmen berjuang menegakkan Al Quran di muka bumi. Sering kamu mengatakan bahwa kamu kangen dengan gurumu, ustadz Mushlih. Segera aku meminta beliau untuk menjadi imam sholat jenazah untukmu.

Kakakmu, Ibu Mursyidah berkata, ”Kepergiannya persis seperti ayahnya, KH. Abdul Wahab Syahrani. Disholatkan dari masjid ke masjid.” Sebelum meninggal beliau berwashiat untuk dikuburkan di Kotabangun. Karena washiat itu beliau disholatkan di tiga masjid di tiga kota oleh murid-murid beliau. Pertama disholatkan di Islamic Centre Samarinda, kemudian disambut oleh Bupati Kutai Kartanegara (Beliau adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Kukar) dan disholatkan di masjid agung Tenggarong, kemudian disholatkan kembali oleh murid-murid beliau di masjid Kotabangun.

Dengan lelehan airmata aku ikut memandikanmu, mengangkatmu, memasukanmu ke liang lahat. Seseorang berkata, "Antum duduk saja biar yang lain saja.” Tidak, Aku tidak mau kehilangan kesempatan ini. Aku sudah kehilangan kesempatan membahagiakanmu­ di dunia. Aku sudah kehilangan kesempatan membalas dengan baik pelayananmu kepadaku. Biarlah hari ini aku melayanimu walaupun sekedar mengurus jasadmu.

Terimakasih istriku, selama hidupmu kau selalu berusaha tidak merepotkanku. Ketika aku ke bengkel untuk menambal ban, aku mengabarkan kematianmu dan memohon doa untukmu. Tukang tambal ban, mendoakannya dan berkata, "Istri sampeyan sering ke sini sendiri, menuntun sepeda motor untuk menambal ban, atau kadang ganti ban motor”. Sekuat tenaga ku tahan airmataku. Aku tahu sebenarnya itu adalah tugasku. Kubayangkan adakah wanita lain yang mau menuntun motor ke bengkel untuk menambal ban karena tidak ingin merepotkan suaminya.

Mungkin kamu saat ini telah tersenyum bahagia bercanda bersama Abdullah, putra kita. Mungkin kamu sudah bertemu dengan ayah ibumu yang sangat kamu cintai. Walaupun aku betul-betul kehilanganmu, aku tahu bahwa karunia syahid yang Allah SWT berikan kepadamu adalah yang terbaik untukmu.

Istriku, aku menulis ini untuk menumpahkan rindu yang bergejolak di hatiku. Aku juga berharap agar orang yang membacanya mau meringankan lidahnya untuk mendoakanmu. Aku berharap tulisan ini dapat membalas jasamu kepadaku. Sungguh betapa lambatnya hari-hari berlalu tanpamu. Ingin rasanya aku segera masuk ke surga agar dapat bertemu kembali denganmu. Selamat jalan Khadijahku.....



Balikpapan, hari ke sembilan belas tanpamu di sisiku

Yang bersyukur mendapatkanmu

Suamimu,
Abu Muhammad
COPAS dari www.pkspiyungan.org

Minggu, 13 Januari 2013

Diet Ala Rasulullah SAW


Diet Rasulullah SAW Rupanya tanpa Kita sadari, dalam makanan yang Kita makan sehari-Hari, Kita tak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan Dan lain-lain penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yang lainnya. Ini pun adalah diet Rasullulah SAW Kita juga. Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-Hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, Anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan. Jangan makan SUSU bersama DAGING Jangan makan DAGING bersama IKAN Jangan makan IKAN bersama SUSU Jangan makan AYAM bersama SUSU Jangan makan IKAN bersama TELUR Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD Jangan makan SUSU bersama CUKA Jangan makan BUAH bersama SUSU (Contoh: KOKTAIL) CARA MAKAN * Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih dahulu, baru makan nasi. * Tidur 1 jam setelah makan tengah Hari. * Jangan sesekali tinggal makan malam. Barang siapa yg tinggal makan malam dia akan dimakan usia Dan kolesterol dalam badan akan berganda. Nampak memang sulit.. Tapi, kalau tak percaya. Cobalah... Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek. Akan berpengaruh bila Kita sudah tua nanti. * 
Dalam Al-Quran juga melarang Kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah Kita makan ikan bersama susu karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+(positif) sedangkan dalam ikan mengandung ion-(negatif), jika dalam makanan Kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus Kita. * Al-Quran Juga mengajarkan Kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain: 1. Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk. 2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit). 3. Waktu sembahyang subuh disunatkan Kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit setelah membaca DOA). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari perlu Kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut. 4. Nabi juga mengajar Kita makan dengan tangan Dan bila habis hendaklah menjilat jari. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis alat percerna makanan). Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan insya Allah. Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya,

♥ Selamat Mencoba ♥