RUANG IKLAN

SILAKAN BERIKLAN DI BLOG SAYA.

Ruang Iklan

Space ini bisa Anda gunakan untuk mengiklankan produk Anda

BUKU KOMPUTER AKUNTASNSI ACCURATE ONLINE

SETUP AWAL DATA BASE- INPUT TRANSAKSI-PENYAJIAN LAPOAN KEUANGAN

Tampilkan postingan dengan label PKS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PKS. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Desember 2013

PLEDOOI / NOTA PEMBELAAN PRIBADI : TERDAKWA LUTHFI HASAN ISHAQ

PLEDOOI / NOTA PEMBELAAN PRIBADI

OLEH TERDAKWA
LUTHFI HASAN ISHAAQ
()


Dalam Perkara Pidana No. Reg: 38/Pid.Sus/TPK/2013/PN.JKT.PST
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh

Segara puji kita panjatkan kepada Alloh SWT Rabb semesta alam, sholawat
dan salam semoga tercurah kepada Rasululloh SAW qudwah hasanah kita

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Alhamdulillah, setelah menjalani proses yang panjang selama lebih kurang
10 bulan, akhirnya kita tiba pada penghujung proses persidangan dimana
saya diberi kesempatan untuk memberikan pledoi pribadi saya, pledoi yang
bersifat materi hukum insya alloh akan disampaikan oleh tim penasehat
hukum saya setelah saya membacakan pledoi pribadi ini, perlu saya
sampaikan bahwa pledoi pribadi saya ini merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan pledoi yang akan disampaikan oleh penasehat
hukum saya.

Pledoi pribadi saya bukan saja merupakan sebuah keberatan atas tuntutan
Jaksa Penuntut Umum KPK, akan tetapi merupakan sebuah hal yang benar –
benar saya alami dalam kehidupan saya baik sebagai pimpinan partai
ataupun sebagai anggota DPR RI

#2

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Saya menemukan sejumlah uraian JPU KPK yang kontra diktif, baik yang
tertuang dalam dakwaannya maupun dalam tuntutannya, antara lain dalam
menilai hubungan saya dengan Ahmad Fathonah.
Saudara Jaksa penuntut umum KPK mendasarkan perkenalan saya dengan
Ahmad Fathonah sebagai teman sejak kuliah sebagai keakraban, dan
kemudian mendasarkan kepada bentuk percakapan saya ditelepon dengan
Ahmad Fathanah sebagai sebuah keakraban. atas dasar itu JPU KPK
mengkategorikan saudara Ahmad Fathanah sebagai orang kepercayaan
saya,
Saudara JPU KPK dalam waktu yang sama mengakui bahwa saya pun
mengetahui bahwa saudara AHMAD FATHANAH pernah dipidana di Autralia
karna masalah traficking, pernah dipidana dalam soal penipuan dan sengketa
keuangan dengan mitra usahanya, dan JPU KPK pun tahu bahwa saya
pernah melaporkan saudara AHMAD FATHANAH ke polda metro jaya akibat
pemalsuan tanda tangan saya, sebagai mana JPU pun telah mendengar
saudara AHMAD FATHANAH dan saksi2 di persidangan bahwa saudara
AHMAD FATHANAH punya hutang yang belum dibayarkan kepada saya
sejak thn 2004/ 2005 hingga sekarang.
Dalam persidangan saudara Ahmad Fathanah mengakui bahwa seluruh
tindakan nya yang terkait dengan dakwaan ini adalah perbuatan perbuatan
yang dia lakukan tanpa sepengetahuan saya, dan bahkan seringkali
mancatut nama saya. dan tidak pernah sekalipun saya memerintahkan atau
menugaskan saudara AHMAD FATHANAH untuk melakukan hal hal yang
didakwakan kepada saya.
Saudara JPU KPK pun faham bahwa saya tidak mengetahui tindak tanduk
dan personal behavieur saudara AHMAD FATHANAH terhadap wanita, baik
terhadap istrinya maupun kepada banyak wanita diluaran sana.
Namun demikian saudara jaksa penuntut umum KPK menganggap saya
begitu mempercayai ahmad fathonah, dan tidak tanggung tanggung, JPU
KPK memposisikan AHMAD FATHANAH sebagai tangan kanan saya, orang
kepercayaan saya dalam masalah keuangan, dalam mendulang uang, dalam
melakukan transaksi - transaksi keuangan, dalam melakukan kesepakatan
kesepakatan tentang uang atas nama saya dengan banyak kalangan
pengusaha.

Majelis Hakim yang mulia,

#3

Jaksa Penuntut Umum KPK yang terhormat,
Tim Penasehat Hukum yang saya cintai,
Para Hadirin siding yang saya hormti,

Apakah wajar dan patut hal semacam itu saya lakukan atau dilakukan oleh
orang yang berakal sehat. Sementara saudara JPU tidak pernah berusaha
menggali, untuk mendapatkan pembanding, tentang istilah-istilah yang JPU
KPK gunakan untuk mendakwa saya, setidaknya tentang katagori akrab
dikomunitas saya, tentang kepercayaan dan orang yang dianggap dapat
dipercaya, dilingkungan komunitas saya, komunitas partai keadilan sejahtera,
yang menjadikan kedisiplinan menjalankan agama sebagai parameter
kepribadian.
Saya berharap, yang mulia majelis hakim dapat menilai dengan seksama,
istilah-istilah yang digunakan jaksa dalam mendakwa, bahwa siapapun akan
memiliki parameter yang berbeda tentang istilah-istilah kenal, akrab, percaya,
dipercaya, kepercayaan, tangan kanan, masing-masing kalimat tersebut tentu
memiliki ukuran dan makna yang tidak jauh berbeda bagi setiap orang,
apalagi jika istilah "percaya dan kepercayaan" dalam masalah keuangan, dan
dalam jumlah yang begitu besar.
Apalagi, dalam kapasitas saya sebagai Presiden Partai, sebagai anggota
DPR RI, sungguh tidak ada halangan sedikitpun bagi saya untuk menelpon
langsung saudari Maria Elizabet, atau memanggilnya agar datang menemui
saya, guna mengklarifikasi kepastian cerita-cerita soal uang, soal komisi,
apalagi dalam jumlah yang begitu besar, jika saya benar-benar memiliki
motivasi untuk mendapatkan uang dalam upaya-upaya membantu mengatasi
krisis daging ini, ntuk apa harus saya percayakan kepada saudara AHMAD
FATHANAH.

Majelis Hakim yang mulia,
Jaksa Penuntut Umum KPK yang terhormat,
Tim Penasehat Hukum yang saya cintai,
Para Hadirin siding yang saya hormti,

Dalam mengungkapkan fakta2 yang terkait dengan PT Sirat Inti Buana, jaksa
penuntut umum kpk telah memberikan penjelasan dalam dakwaan yang
berlanjut dituangkan dalam tuntutan, dengan uraian yang kontradiktif dan
tidak konsisten, diantaranya seperti yang diuraikan dibawah ini :

di jelaskan dalam tuntutan bahwa saya terbukti dalam fakta persidangan tidak
pernah mengambil uang dari PT. Sirat Inti Buana, karena seluruh apa yang
harusnya saya peroleh telah saya peruntukkan buat menyantuni keluarga
para almarhum yang dulu membantu saya, hal itu didasarkan pada

#4

keterangan Abdurahman Hakim yang bertugas mencatat keuangan PT. Sirat
Inti Buana, dan memang dalam catatan administrasi demikian adanya.
Namun dalam uraian tuntutan penyitaan, JPU KPK menyebutkan bahwa
alasan penyitaan rumah saudara Ahmad Zaky di jalan samali, dianggap milik
saya, karna diuraikan bahwa PT. Sirat Inti Buana pada tahun 2012 telah
mengirimkan uang senilai satu milyar ke rekening saudari Suryani Salam,
selaku penjual rumah jln Samali, dengan barang bukti dalam slip pengiriman
yang ditulis oleh saudara Abdullah sani tertlis "dari pt sirat inti buana".
Saat sdr. abdurrahman hakim dihadirkan sebagai saksi, ia ditanya
dipersidangan apakah pernah mengeluarkan uang satu milyar untuk
membayar rumah samali, dia jawab tidak, sementara saudara Abdullah sani
di tanya siapa yang menyuruh dia menuliskan kalimat "dari PT Sirat inti
Buana" dia jawab inisiatif dia sendiri, tidak ada yang nyuruh. dan saudara
Ahmad Zaky selaku pembeli dan pemberi uang pada saudara Abdullah Sani,
saat bersaksi ditanya, apakah uang itu dari atau milik PT Sirat Inti Buana ?
dia jawab "tidak" dan takala ditanya apakah penulisan di slip pengiriman uang
tersebut atas perintah saudara saksi Ahmad Zaky, dia jawab "tidak".... lalu
berdasarkan fakta persidangan yang mana Jaksa penuntut umum kpk
menyatakan bahwa rumah itu adalah milik saya selaku terdakwa ?
apakah hanya karna saya menempati rumah tersebut lalu rumah itu dianggap
milik saya, sementara antara saya dengan saudara Ahmad Zaky ada
sejumlah transaksi keuangan yang diantaranya adalah pembayaran
pembangunan rumah di Jln Batu Ampar kepadanya selaku kontraktor,
didalamnya termasuk pembayaran sewa yang tidak dia ingat untuk rumah jln
haji Samali...
Selaku kontraktor sdr Ahamd zaky telah melakukan one prestasi untuk skedul
penyelesaian rumah yang dia bangun di jln Batu ampar sehingga saya tidak
bisa menempati rumah tersebut, Lalu saudara ahmad zaky mempersilahkan
saya untuk melanjutkan tinggal sementara di rumahnya jln h samali, tanpa
harus membayanya untuk tahun berikutnya, dan itulah yang selalu diingat
saudara ahmad zaky, menyilahkan saya untuk tinggal, tanpa dipungut biaya
sewa.

Majelis Hakim yang mulia,
Jaksa Penuntut Umum KPK yang terhormat,
Tim Penasehat Hukum yang saya cintai,
Para Hadirin siding yang saya hormti,

saya siap didlolimi jaksa penuntut KPK, tapi saya mau dan tidak ingin
mendlolimi saudara Ahmad zaky, sehingga saya bertanya tanya, apakah
perampasan rumah saudara zaky yang dituntut oleh jaksa penuntut umum

#5

KPK dengan fakta-fakta sebagaimana tersebut diatas sudah sesuai dengan
norma keadilan hukum yang berlaku di negri kita ini ? keadilan yang
mengatas namakan Tuhan yang maha esa.

jika rumah tersebut dirampas hanya karna perbuatan saya yang dianggap
melawan hukum, tidakkah sepatutnya sayalah yang diberi hukuman atas
keteledoran saya, bukan dengan merampas hak orang lain yang bukan
diakibatkan oleh perbuatan dia sendiri.

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Mengenai Tindak Pidana Korupsi yang dituduhkan kepada saya pada
kesempatan untuk melakukan pembelaan ini harus saya sampaikan bahwa
saya tidak pernah menerima janji apapun dari Maria elizabet Liman, apalagi
menerima uang total Rp. 1,3 Milyar seperti yang didakwakan kepada saya.
Mengenai tambahan quota daging sapi impor juga belum terjadi, karna saya
tidak pernah mengusahakan untuk mendapatkan tambahan quota tersebut,
lagi pula saya sebagai anggota DPR di komisi I sama sekali tidak ada
hubungannya dengan masalah quota impor daging sapi. Komisi I
membawahi bidang Pertahanan, Luar negeri, BIN dan Kominfo.
Dan perlu dijadikan catatan tentang kewenangan saya sebagai
penyelenggara Negara yaitu anggota DPR bukan Presiden PKS. Lalu
bagaimana mengaitkan kewenangan saya yang di DPR sebagai anggota
Komisi I sementara mitra kementrian pertanian adalah komisi IV yang
mengurus masalah quota daging sapi impor?
Bahwa memang pada awalnya saya sebagai pimpinan Partai Politik merasa
sangat prihatin dengan keadaan kelangkaan daging sapi serta mahalnya
daging sapi ditambah maraknya peredaran daging sapi celeng (babi) , tikus
yang telah beredar serta daging sapi oplosan dan lain sebagainya. Oleh
Ahmad Fathanah keprihatinan saya kemudian difasilitasi dengan
mengenalkan kepada seseorang bernama Elizabeth Liman, menurut Ahmad
Fathanah orang ini sangat mengetahui tentang masalah langkanya daging
sapi. Bahwa motif saya hanya itu saja tidak ada yang lain semata-mata
sebagai anggota DPR dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera.
Saya berharap Majlis Hakim dapat mencermati tiga kelompok kepentingan
yang disebut oleh JPU KPK telah bekerja sama secara terorganisir.
Kelompok pertama adalah Maria Elizabeth Liman, seorang
pengusaha terhormat yang telah menjalankan usahanya, dan terlibat
aktif dalam menyediakan kebutuhan masyarakat kita akan daging.

#6

Pekerjaannya di jalankan secara profesional sejak puluhan tahun yang
lalu.
Kelompok kedua adalah saudara ahmad Fathonah rekan nya yang
semata-mata mencari keuntungan pribadi,
kelompok ketiga adalah saya sendiri, Luthfi Hasan Ishaaq, yang
hanya didorong oleh sebuah keprihatinan atas sebua eksiden krisis
daging, lalu berusaha untuk membantu mentri mencarikan jalan keluar
dan mengumpulkan informasi buat sang mentri.
Motifasi yang tidak sama dan langkah masing-masing yang berbeda-beda,
lalu didakwa dengan dakwaan yang sama, dan dituntut dengan hukuman
yang tidak berbeda. apakah itu sebuah keadialan hukum menurut tuhan yang
maha esa ?
Bahwa ibu Elizabeth Liman sebagai mantan ketua asosiasi pengusaha
daging sapi dan yang belakangan baru saya ketahui sebagai importir
daging. Benar Ahmad fathanah terus mendesak saya untuk membantu
Elizabeth liman mengenai impor daging sapi namun tidak pernah saya
tanggapi dan tidak pernah saya jalankan, karena saya fokus kepada masalah
mahalnya daging sapi, kenapa bisa sangat mahal dipasaran sampai ada
pedagang berbuat curang sehingga bersiasat mencampur daging sapi
dengan daging celeng secara ilegal dan sembunyi-sembunyi, bagaimana
nasib masyarakat khususnya ummat Islam yang jumlahnya lebih dari 80%,
apabila sampai mengkonsumsinya, baik sesekali, apatah lagi jika terus
menerus.
Bahwa memang benar saya mempertemukan menteri Pertanian Suswono
dengan Elizabeth Liman dari kalangan swasta karena berdasarkan
kebutuhan Suswono sendiri terkait siapa yang mempunyai data dan informasi
tentang teori rumusan ketersediaan swasembada, tidak lain hanya itu dan
dalam pertemuan tersebut hanya soal perdebatan-perdebatan soal data
angka-angka saja yang pada akhirnya data yang dimiliki oleh Elizabeth liman
dianggap tidak cocok dan tidak valid oleh Suswono dan harus diuji publik
apakah benar atau tidak data tersebut, selebihnya tidak ada pembicaraan
soal janji akan mengeluarkan quota daging sapi maupun transaksi lainnya,
apa yang saya lakukan hanya sebatas itu dalam kapasitas saya seorang
ketua umum partai islam yang peduli terhadap krisis daging sapi yang
menyebabkan beredarnya daging babi bahkan daging tikus dipasaran yang
meresahkan masyarakat , dan telah disampaikan keluhan mereka pd
saya, Lantas apakah hal tersebut salah melanggar hukum ?

#7

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Sungguhpun direksi PT. Indoguna sudah diputus bersalah, sungguhpun
Ahmad Fathonah telah diputus bersalah, namun saya tetap mempercayai
objektifitas ketua dan para anggota majlis hakim yang mulia dalam menelaah
dan mencermati fakta-fakta persidangan, pada peradilan ini, yang
mendasarkan hukum dan keadilan berdasarkan Tuhan Yang maha Esa.
Apakah dakwaan dan tuntutan JPU KPK yang ditulis berdasarkan hasil
rangkai-merangkai berbagai penggalan kejadian, yang tidak pernah saya
hadiri, bahkan tidak saya ketahui, adalah benar merupakan perbuatan saya
yang telah terjadi dan telah saya lakukan, dan harus saya pikul tanggung
jawabnya.

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Bahwa saya dituduh, didakwa dengan dakwaan melakukan tindak pidana
korupsi dalam perkara quota impor daging sapi yaitu sebagaimana dimaksud
Pasal 12 huruf a atau b UU No.31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang berbunyi :
“Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui
atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;
saya pernah mendengar Bahwa seorang Profesor ahli Pidana yang turut
menggodok Undang-undang tentang korupsi ini yaitu Prof. Ramli
Atmasasmita dalam pernyataannya yang di publish secara umum dimedia
televisi maupun cetak menjelaskan, Delik atau unsur pidana yang dituduhkan
atau didakwakan kepada saya sama sekali tidak ada dan tidak terbukti,
karena apa yang saya alami jauh dari yang dituduhkan oleh penyidik maupun
Jaksa KPK, karena pada kenyataannya adalah sebagi berikut :
Penambahan Quota Impor daging sapi juga tidak ada dan tidak
dikeluarkan oleh menteri pertanian ataupun menteri Perdagangan. (

#8

karena memang tidak pernah fakta "penyampaian, apalagi permintaan
penambahan quota impor daging kepada mereka oleh terdakwa.) Yang
telah terjadi hanyalah sebuah pertemuan pemaparan data dan
informasi, yang berakhir denganan tidak adanya kesesuaian antara
data Mentan Suswono dengan data dilapangan yang dimiliki mantan
ketua asosiasi pengusaha daging sapi dan importir daging sapi tersebut
(elizabet liman);
Tidak bisa dikatakan penyelenggara negara karena tidak berkaitan
dengan permasalahan yang membidangi, seandainyapun membidangi
pada kenyataannya belum terjadi quota impor daging sapi ini, siapa
yang saya gerakkan? Mentan yang notabene dari Partai yang saya
pimpin, ataukah aparat kementrian pertanian, yang faktanya menolak
surat permohonan dari perusahaan yang dipimpin oleh elizabeth liman
karena datanya dianggap tidak valid;
Bahwa hadiah dalam pasal 12 huruf b adalah tidak masuk unsur
delik karena saya sama sekali tidak menerima uang 1,3 M dari Ahmad
Fathanah tersebut, sepeserpun saya tidak pernah menerimanya.
Adapun sejumlah nilai 40 Milyar tersebut yang didakwakan sungguh
sangat menggelikan karena belum perna terjadi pembicaraan antara
saya dengan saudari Maria Elizabeth Liman perihal fee Rp. 5000 per–
kg. apalagi sebuah kesepakatan, deal, transaksi, ijab kabul atau apalah
namanya, antara saya dengan pemegang otoritas resmi dari PT.
Indoguna soal quota daging. Yang ada hanyalah "bualan" ahmad
Fathonah, yang tidak pernah saya percaya, dan atau pembeciaraan
antara ahmad fathonah dengan Bunda, bunda Elda Deviana Adiningrat,
yang juga bukan pengambil keputusan di PT indo guna.

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Saya yakin Maelis hakim mengetahui, bahwa:
Saya tidak menyentuh apalagi mengambil uang dari APBN maupun
APBD,
saya tidak pernah menerima uang sepeserpun dari Ahmad
Fathanah yang dia terima dari PT. Indo Guna,
saya tidak menggerakkan siapapun dari kementrian pertanian, siapa
yang saya gerakkan apakah Ahmad Fathanah? Ahmad Fatanah
bergerak sendiri dengan kreasinya saya tidak mampu dan tidak punya
kendali untuk mengaturnya.
Quota Imporpun tidak ada perubahan dan tidak terjadi penambahan,

#9

saya sebagai anggota DPR yang tidak membidangi mengenai
permasalahan ini.
Apakah suap Rp. 1,3 M telah terjadi didalam kasus ini seperti dakwaan jaksa
KPK? Fakta pertama KPK tidak bisa membuktikan uang itu benar-benar
sampai ke saya. KPK baru bisa membuktikan uang tersebut sampai ke
Ahmad Fathanah. Total 1,3 Milyar itu di berikan dalam 2 tahap yaitu 300 juta
sebagai permulaan dan berikutnya diberikan kpd Ahmad Fathanah 1 M saat
tertangkap tangan oleh KPK, 300 juta yang diberikan Indoguna telah habis
dipakai oleh Fathanah dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya di
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Berikutnya uang 1 M diterima
Ahmad Fathanah dan di hotel Le Meridien uang itu hendak dibayarkan ke
Felix Radjali (sales dari Williams Mobil) sebesar 400 juta sebagai
pembayaran mobil, sekitar 495 juta lainya akan dibayarkan Fathanah untuk
pembayaran interior rumahnya kepada Ilham sebagai pihak yang
mengerjakan interior. Tak ada satu rupiah pun yang saya diterima.
KPK hanya meyakini sekalipun uang itu belum sampai ke tangan saya, sudah
ada kesepakatan antara Ahmad Fathnanah dengan saya untuk urus quota
daging sapi impor. Bukti yang disodorkan KPK adalah rekaman penyadapan
saya dan fathanah, sebagai bukti petunjuk. Mengapa petunjuk? Sebab
sadapan itu tak menunjukan jelas adanya kesepakatan urus quota PT.
Indoguna. Yang ada baru indikasi wacana janji suap oleh orang yang tidak
punya otoritas mengeksekusi janjinya, secara sepihak pula, yaitu Ahmad
fathanah dalam bentuk cerita (audito) ke saya bila saya dapat membantu
mengurus Quota untuk indoguna.
Bahwa Pertemuan antara Ahmad Fathanah, Elizabet Liman, dan Suswono
serta saya itu hanya bicara soal salahnya data Kementan soal stok daging
hingga Quota impor TOTAL turun. Untuk kepentingan siapakah adu data
kecukupan daging nasional itu?
Apakah jika indoguna bisa meyakinkan data mentan salah, indoguna pasti di
untungkan? Importir daging bukan hanya indoguna. masih ada banyak
importir daging sapi lainnya, lebih dari 20 importir, bahkan yang terdaftar dalam kementan, menurut kesaksian salah satu dirjennya, lebih
dari 60 importir.
Sampai disini fakta kedua ini tidak meyakinkan ada kausalitas naiknya Quota
indo guna dengan pertemuan medan. Dan faktanya kuota indoguna memang
tidak naik dan fakta juga Mentan tidak berubah keyakinannya dan tetap
menolak.
Kaitan fakta ini dengan PMH (PerbuatanMelawanHukum) Saya, apakah ada
pelanggaran dilakukan saya dengan fasilitasi rakyat adu data dengan
Mentan? Tak ada pelanggaran hukum karena memfasilitasi adu data
tersebut.
Lalu apa permasalahan saya ? apakah karna ternyata saya seorang Presiden
PKS yang menjadi saingan atau kompetitor partai lain yang bisa saja

#10

terancam dengan statement-statement saya untuk memotivasi kader saya
untuk pemenangan pemilu, ataukah karna sikap2 politik partai saya terhadap
kebijakan pemerintahan selama ini.
Tuduhan tanpa dilandasi kebenaran dan bukti yang sah adalah suatu
kekejaman dari fitnah hukum, namun saya tetap tegar dan siap menjalani
serta menerima seluruh proses hukum yang dihadapkan atas diri saya untuk
diputus oleh Majelis Hakim dengan seadil-adilnya. Unsur politik sangat kental
nuansanya dalam perkara ini saya merasa seperti dipaksakan menjadi
pesakitan dalam persidangan ini.
Bahwa KPK menangkap saya hanya berdasarkan dugaan-dugaan dan
asumsi saja dan hanya menampilkan festivalisasi dalam penegakan hukum
yang sebenarnya tidak tegak karena menangkap dan mempidanakan orang
dengan dendam dan amarah. Kepada Allah Swt jualah saya berharap kiranya
keadilan akan benar –benar ada melalui majelis Hakim yang mulia yang akan
memutus berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap, bukan dengan
amarah, dendam apalagi untuk memuaskan opini publik yang sudah digiring
sedemikian rupa, semoga majelis hakim Yang Mulia terbuka hatinya dan
memutus seadil-adilnya.
Saya berharap kepada majelis hakim, dalam persidangan ini, dapat
membaca posisi saya dimata hukum, dan saya yakin, bahwa majelis hakim
yang mengadili saya, adalah orang2 yang menjadi tangan Tuhan di muka
bumi indonesia ini, dalam menjaga keadilan dan supremasi hukum

Masalah dakwaan dan tuntutan TPPU
Izinkan saya memulai penjelasan saya dengan menguraikan sumber2 dana
yang saya kelola, dan saya mulai dari PT Sirat inti Buana
1. Pola transaksi keuangan
perusahaan ini sejak tahun 2002-2003 hingga sekarang dalam bisnisnya
berinteraksi dengann para pengusaha kecil, ratusan pengusaha kecil yang
bergabung dengan PT. SIB selaku Vendor IKPP, sejak awal hanya bisa
bertransaksi secara cash keras, cash and carry, hampir tidak ada yang
bertransaksi melalui perbank an.. meskipun nilai transaksinya perhari antara
200 juta jingga 500 juta, maka perusahaan harus selalu menyediakan uang
cash untuk satu atau dua hari tansaksi di kantor cabangnya di serang
selaku Vendor, PT SIB menerima pembayaran melalui transaksi per bank an
setiap pekan nya, yang dikirim melalui PT. IKPP ke rek PT. SIB di bank BII
warung buncit, dan dari situ dilakukan pemindah bukuan (PB) ke rek pegawai
SIB di serang, untuk pembayaran pelanggan di serang secara tunai. dan
dilakukan petarikan tunai dari bank BII warung buncit untuk keperluan
transaksi SIB jakarta, maupun untuk pengembangan usaha

#11

2. Pemegang otoritas keuangan 2003-2008
otoritas pengeluaran keuangan dan penerimaan pembayaran pt. SIB yang
diterima dari hasil pembayaran penjualan / suplay barang ke pt.IKPP
semuanya ada di jakarta hingga thn 2008
kantor SIB serang hanya punya otoritas pembayaran kepada para pelanggan
yang datang ke pt SIB., pembayaran gaji pegawai di serang, penyiapan ATK,
konsumsi serta pembayaran sewa kantor yang ada di Serang dari uang yang
di dikirim dari Jakarta.
urusan marketing, pencarian pelanggan baru, pengembangan bisnis dan
kebijakan penggunaan uang sepenuhnya ada di kantor Jakarta.
pada periode inilah kantor jakarta melakukan transaksi pembelian rumah di
Cipanas maupun tanah di Leuwiliang dan pembelian aset2 lain (bukti
penarikan dana cash dari rek pt. SIB terlampir sebagai barang bukti)

3. Pemegang otoritas keuangan 2008/9 hingga sekarang
Pada tahn 2008, karna adanya perubahan persyaratan sebagai Vendor di
IKPP,dan paska wafatnya dua pegawai utama pt. SIB, yaitu
orang tua Delly (zaidel Latief) ditahun 2007 dan kemudian orang tua
Abdurahman Hakim (Syahril) di tahun 2008, maka SIB
memutuskan untuk tidak lagi menjadi vendor, tetapi cukup sebgai sub.
suplayer saja
sejak pt SIB menjadi sub. suplayer ke IKPP maka bisnis di serang dikelola
penuh oleh cabang serang, dan otoritas keuangannya dikelola oleh mereka
sendiri hingga sekarang, sedangkan jakarta hanya menerima laporan
maka tidak ada lagi penggunaan uang usaha pt. SIB kecuali atas persetujuan
penanggung jawab kantor cabang serang

4. PT. SIB periode 2003-2008
pada periode ini, dari rek pt. sib., telah dilakukan sejumlah mutasi keuangan,
yang berupa transaksi perbangkan / "pindah buku" ke rek. saudara Syahril selaku penanggung jawab kantor cabang serang yang
sepenuhnya digunakan untuk pembayaran pelanggan pt, sib. yang datang ke
serang.
pada periode ini pula telah dilakukan penarikan tunai oleh kantor jakarta,
yang peruntukannya digunakan untuk :
1) pencarian pelanggan baru,
2) pengembangan usaha,
3) penyeteron tunai ke bank BCA (untuk memudahkan pengiriman
uang)
4) pinjam meminjam dengan para pelanggan dan mitra usaha kami,
5) talangan2 untuk berbagai keperluan operasional, pembelian
beberapa asset, yang antara lain adalah :

#12

sebuah rumah di Cipanas senilai 700 / 750 juta rupiah yang pembayarannya
saya ambilkan dari rek bank perusahaan,(pembelian tersebut dilatar
belakangi oleh semangat membantu guru saya Ust. Hilmy yang saat itu
sedang memerlukandana segar, saya menduga rumah tersebut akan
diambilnya kembali, kerna terletak di lingkungan keluarga besarnya sendiri.
Itulah sebabnya rumah tersebut tidak segera dibalik nama),
membeli 5 bidang tanah di leuwiliang senilai 3,5 miliar yang pembayarannya
antara thn 2007-2008 (yang latar belakang pembeliannya adalah untuk
pengembangan usaha).
menalangi pembayaran mobil Nissan Navara yang kemudian pelunasan nya
adalah dari hasil pembiayaan bank Mandiri syari'ah cabang Purwakarta (bukti
dokumen terlampir)

C. nilai penarikan uang tunai dari rek pt. sib di bank BII cabang Buncit
Raya dalam kurun waktu tersebut, tercatat sbg berikutt :
Tahun 2003 senilai Rp 6.370.961.800,-
Tahun 2004 senilai Rp 9.439.121.000,-
Tahun 2005 senilai Rp 991.000.000,-
Tahun 2006 senilai Rp 2.919.270.000,-
Tahun 2007 senilai Rp 6.706.866.000,-
Tahun 2008 Senilai Rp 264.500.000,-
Total penarikan Rp 26.961.718.000,-
D. Lampiran nominal penarikan perbulan nya kami sertakan

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Dengan demikian aset yang kami beli, berupa sebuah rumah di Cipanas
diatas tanah seluas 700 m persegi, dan limabidang tanah di leuwiliang seluas
6 hektar (bukan 7 hektar sebagai mana ditulis oleh jaksa penuntut dlm
tuntutannya), menggunakan dana yang bersumber dari hasil usaha kami
yang legal, yaitu hasil pembayaran-pembayaran yang kami terima dari pt.
ikpp, atas apa yang telah kami suplaikan selaku vendor, dimana
pembayarannya dilakukan melalui transaksi perbankan / ditransfer ke rek.
perusahaan pt. sib, untuk kemudian kami kelola sebagai mana mestinya
sebuah usaha, dan bukan berasal dari sebagaimana yang didakwakan oleh
Jaksa penuntut umum KPK.

Untuk menjalankan bisnis di serang setelah pengalihan modal tersebut, pada
tahun 2007 kami menggunakan fasilitas standby loan atau "smart money"
dari bank HSBC senilai 200 ribu USD, dan kemudian menggunakan fasilitas

#13

kridit uasaha kecil dari BSM dengan nilai yang sama pda tahun berikutnya.
(dokumen bukti pinjaman atau penggunaan fasilitas bank2 tersebut kami
lampirkan)

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

Pendapatan "tetap" dan pendapatan "tidak tetap"
Tentu semua orang tau bahwa posisi anggota dewan itu hanya dijabat lima
tahun, untuk memperpanjang ke periode berikutnya bukanlah sebuah
kepastian yang dapat diandalkan karena sejumlah faktor yang sudah menjadi
rahasia umum.

Sementara, menjalani kehidupan di negeri ini dengan segala tantangan dan
konsekwensi finansial nya, akan berlanjut sampai puluhan tahun, dan seumur
hidudp, hingga seseorang dapat mengantarkan keluarga dan anak2nya kelak
dapat hidup mandiri dan tidak menjadi beban masyarakat apalagi beban
negara.

sense of responsibilty seperti ini pasti dimiliki oleh semua orang, termasuk
saya sebagai kepala rumah tangga sebuah keluarga besar yang mendapat
anugerah dari Allah 15 orang anak yang lucu2 dan cerdas2, dan atau
mungkin akan lebih dari 15 anak. Tentu tidak wajar dan tidak patut hanya
mengandalkan pendapatan tetap dari jabatan anggota dewan yang hanya
berdurasi 5 tahun. Untuk itu dalam BAP saya, yang mulia Majlis hakim, saya
jelaskan bahwa saya tidak punya penghasilan tetap lain nya selain dari DPR.

Tetapi yang mulia Majlis Hakim,
Apakah saya dianggap melanggar undang2 tindak pidana korupsi jika saya
me maintaince, memelihara dan menjaga profesi dasar saya, baik sebagai
cifitas akademika maupun sebagai pengusaha, agar nanti, setelah saya
selesai menjalani tugas sebagai anggota dewan, saya dapat melanjutkan
memikul tanggung jawab saya sebagai seorang pria yang menjadi kepala
rumah tangga, dan sebagai informal leader bagi masyarakat yang masih
membutuhkan profesi saya.

#14

profesi tersebut saat saya menjadi anggota dewan memang tidak saya kelola
secara profesional, tetapi saya jalani hanya sebagai "side job" dan untuk
mendapatkan "side income" yang tidak tetap dan tidak pasti, karna tidak tetap
dan tidak pasti, maka bagaimana mungkin harus saya daftarkan atau saya laporkan di LHKPN yang pelaporannya hanya 5
tahun sekali itu.

Sebagai salah satu contohnya, pada periode kepengurusan partai yang lalu,
saya menduduki jabatan sebagai ketua DPP untuk urusan luar negri, dalam
menjalankan tugas-tugas luar negri, saya dapat meyakinkan sejumlah
lembaga sosial di beberapa negara timur tengah, agar berpartisipasi
menyalurkan dana mereka untuk membangun fasilitas umum, sarana
pendidikan dan rumah ibadah di indonesia.

Sejak periode tersebut, saya telah berhasil mengelola penyaluran dana
pembangunan masjid saja, lebih dari 700 masjid, ditambah lagi dengan
sarana pendidikan dan asrama atau rumah yatim piatu,di sejumlah profensi di
negri ini, hingga di papua sana.

dalam catatan saya, uang yang saya tarik tunai dari rek yayasan yang saya
pimpin, dapam tempo 3-4 tahun belakangan ini dapat saya uraikan per tahun
nya dibawah ini:
Tahun 2008 senilai Rp 7.102.051.158,-
Tahun 2009 senilai Rp 6.247.681.832,-
Tahun 2010 senilai Rp 1.956.322.764,-
Tahun 2011 senilai Rp 24.705.243.512,-
Tahun 2012 senilai Rp 21.136.767.696,-
Total penarikan Rp 61.148.066.962,-
Rincian penarikan perbulannya saya lampirkan dengan dilengkapi dokumen
perbankan sebagai barang bukti
Kalau di jumlahkan antara penarikan uang tunai dari rek. Perusahaan saya
dan dari rek. Yayasan yang saya pimpin, dalam periode tahun 2003 s/d 2012
adalah senilai Rp 88.109.784.962,-

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian
dari seluruh dana-dana sosial yang kami peroleh dari berbagai lembaga2
social di negara2 teluk (nama lembaga dan asal negaranya tertera dalam
dokumen barang bukti), yang kemudian pendistribusian nya dikelola oleh
yayasan yang saya pimpin, sesuai dengan kontrak kerja sama yang kami
sepakati, selain digunakan untuk membangun berdasarkan apa yang kami

#15

sepakati, tentu ada anggaran taktis yang disisihkan untuk mengantisipasi
fluktuasi harga material bangunan dan perbedaan biaya tukang bangunan di
masing2 daerah, serta berbagai kemungkinan lainnya. Sudah barang tentu
otoritas penggunaan dana tersebut berada di tangan saya langsung sebagai
ketua yayasan.

dari seluruh penarikan tunai itulah kemudian kami setorkan ke rekening
seluruh ketua panitia pembangunan, dan atau ke rekening para koordinator
kawasan, dan atau juga ke rek BCA atas nama saya, guna untuk
memudahkan penarikan tunai dan atau pengiriman uang2 tersebut kepada
yang di anggap merlukan nya, saat saya melakukan pengecekan lapangan,
selain digunakan sebagai biaya operasional saya dan keperluan pribadi saya
selaku ketua yayasan, sesuai dengan akad dan kesepakatan dengan fihak2
terkait.

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian
Itulah gambaran profil keuangan saya dan yang dibawah otoritas saya
selama ini, dengan sumber yang jelas tertera dalam dokumen perbangkan
yang kami lampirkan dalam bundel barang bukti, namun itu semua tidak saya
cantumkan dalam LHKPN saya, karna itu semua memang bukan milik saya,
namun penggunaan nya dibawah otoritas saya.

dari sisa-sisa dana pembangunan yang sering kali harus kami lakukan
subsidi silang, lantaran perbedaan harga dan upah pekerja serta faktor2
alam, lingkungan dll., jika masih ada, barulah kami bagikan kepada para
pekerja sosial yang bergabung di yayasan yang saya pimpin tersebut. jadi
yang Mulia, itulah sebabnya saya tidak mengkategorikan itu sebagai
pendapaatan tetap saya yang perlu dilaporkan, karna ketidak pastian
tersebut., dan yang sering kali terjadi, pada bulan bulan tertentu di tahun
tahun tertentu, justru kami lebih dominan hanya bekerja sebagai relawan
murni.

Majelis Hakim Yang Mulia
Penasehat Hukum Yang Terhormat
Jaksa KPK Yang terhormat
Serta hadirin sidang sekalian

#16

Demikianlah pledoi pribadi ini saya sampaikan, semoga apa yang saya
uraikan diatas dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim yang mulia sebagai
bahan pertimbangan dalam memutus perkara ini dengan seadil – adilnya.
Sungguhpun demikian, kami memahami bahwa banyak hal yang akan
dipertimbangkan oleh yang mulia majelis hakim dalam memberikan putusan
nantinya, oleh karenanya saya sangat meyakini bahwa persidangan saat ini
bukanlah persidangan yang terakhir, pada saat nya nanti kita akan berkumpul
kembali dalam persidangan Alloh Subhanahu Wa Ta’la, sebuah persidangan
yang akan dipimpin langsung oleh Dzat Yang Maha Adil.

Terakhir saya sampaikan :
Hasbunalloh wa ni’mal wakiil
Ni’mal maula wa ni’mannasir

Jakarta, 4 Desember 2013

LUTHFI HASAN ISHAAQ

Sabtu, 07 Desember 2013

Politik dan Sejarah

Oleh: M Anis Matta 

 Anis Matta: Capres PKS Tak Mesti Presiden Partai

 
POLITIK bisa punya banyak makna dan kebanyakan dari pemaknaan itu bertalian dengan kekuasaan. Tidak salah, tetapi saya ingin membahas politik dari sudut pandang yang berbeda. Saya ingin memahami politik sebagai  ”industri” pemikiran.Sebagai bursa pemikiran, politik bertugas memberi arah bagi kehidupan masyarakat. Politik terancam gagal jika masyarakatnya mengalami rasa kehilangan arah yang dituju (sense of direction). Hilangnya sense of direction tersebut tampak dari suasana hati publik (public mood) yang diwarnai kemarahan dan kecemasan kolektif, menggantikan kepercayaan dan harapan kolektif mereka.


 Agar dapat menjalankan tugas memberi arah itu, politik—dalam arti kehidupan politik secara keseluruhan—harus mampu memahami, merekam, dan menangkap perubahan fundamental yang terjadi di tengah masyarakat serta memberi arah yang benar bagi perubahan itu.
  
Jika kita melihat rentang sejarah, dinamika perubahan sosial merupakan interaksi empat elemen: manusia, ide, ruang, dan waktu. Manusia adalah pusat perubahan karena merupakan pelaku atau aktor di mana ruang dan waktu merupakan panggung pertunjukannya. Ide jadi penggerak manusia dalam seluruh ruang dan waktunya. Setiap kali ada perubahan yang penting dalam ide-ide manusia, kita akan menyaksikan perubahan besar dalam masyarakat mengikutinya.

 Manusia bergerak dalam ruang dan waktu secara dialektis, antara tantangan dan respons terhadap tantangan tersebut. Ide atau gagasan yang memenuhi benak manusia merupakan manifestasi dari dinamika dialektis itu. Hidup manusia bergerak dan terus bertumbuh karena merespons tantangan di sekelilingnya. Hasil dari respons baru tersebut selanjutnya melahirkan tantangan-tantangan baru yang menuntut respons-respons baru. Begitu seterusnya.

Dalam perspektif itulah, politik bertemu dengan sejarah. Sejarah adalah cerita tentang manusia di tengah seluruh ruangnya dalam rentang waktu yang panjang. Sejarah adalah cerita tentang tiga orang: orang yang sudah meninggal, orang yang masih hidup, dan orang yang akan lahir. Jika politik ingin memahami drama perubahan sosial secara komprehensif, politik harus memahami cerita tentang tiga orang itu. Politik menjadi dangkal jika ia hanya memahami cerita tentang satu orang, yaitu orang yang masih hidup. Itu adalah jebakan kekinian, di mana kita tampak seperti telah menyelesaikan masalah hari ini ketika sebenarnya yang kita lakukan justru memindahkan beban masalah itu kepada generasi yang akan lahir esok hari.

Berpijak pada sejarahJika sejarah adalah cerita tentang hari kemarin, hari ini, dan hari esok, sejarah bukan saja metode untuk memahami masa lalu dan masa kini, melainkan juga menjadi jalan paling efektif menemukan alasan untuk tetap berharap bahwa esok hari cerita hidup kita akan lebih baik.

Membaca sejarah adalah cara menemukan harapan. Harapanlah yang membuat kita rela dan berani melakukan kebajikan-kebajikan hari ini walaupun buah kebajikan itu akan dipetik mereka yang baru akan lahir esok hari. Tugas politik adalah memberi arah bagi kehidupan masyarakat agar mereka merasa memiliki satu arah yang dituju, memiliki orientasi. Rasa memiliki arah ini merupakan sumber kepercayaan diri dan harapan yang kuat bagi masa depan.

Sebaliknya, chaos dan anomi membuat orang merasa tersesat dan limbung. Untuk dapat menemukan arah itulah, kehidupan politik harus berpijak pada sejarah. Berpijak pada sejarah tidak berarti melulu melihat ke belakang atau memuja kejayaan masa lalu; berpijak pada sejarah harus dimaknai sebagai keyakinan merancang masa depan.

Muatan sejarah menghindarkan politik dari kedangkalan dan membawanya pada kedalaman kesadaran. Dengan memahami sejarah, politik akan bergeser dari pandangan sempit sekadar berebut kekuasaan menuju keluasan cakrawala pemikiran, dari sekadar perdebatan mengurusi kenegaraan menjadi perbincangan arsitektur peradaban.

Pertanyaan yang segera menghadang kita adalah apa yang akan terjadi pada Pemilu 2014? Apakah pesta demokrasi tahun depan itu sekadar menjadi ajang peralihan kekuasaan secara damai, sesuatu yang business as usual di dalam demokrasi?

Pemilu 2014 adalah momentum peralihan sejarah yang didorong oleh perubahan struktur demografis Indonesia. Penduduk berusia 45 tahun ke bawah mencapai sekitar 60 persen dari populasi. Bukan sekadar mendominasi dari segi jumlah, kelompok ini bercirikan pendidikan yang tinggi, kesejahteraan yang membaik, dan terkoneksi dengan dunia luar melalui internet. Kita juga menyaksikan lahirnya native democracy, yaitu mereka yang sejak lahir hanya mengenal demokrasi. Pemilih pemula yang berusia 17 tahun pada 2014 adalah mereka yang lahir pada 1997. Mereka tidak merasakan perbedaan suasana otoriter pada masa Orde Baru dengan kebebasan pada masa kini. Bagi mereka, demokrasi dan kebebasan adalah sesuatu yang terberi (given) dan bukan hasil perjuangan berdarah-darah.

Mayoritas baru ini memerlukan jawaban baru dari partai politik. Ada hal-hal yang akan dianggap usang. Mereka ingin melihat visi dan agenda baru. Untuk menjawab tantangan itu, politik harus bisa mendefinisikan di mana kita berada sebagai sebuah bangsa dan sebuah entitas peradaban sekarang ini. Sejumlah gelombang sejarah telah kita lalui sebagai negara-bangsa dan banyak pelajaran penting yang dapat kita sarikan. Pertanyaan mendasar ini menghindarkan kita dari jebakan kedangkalan politik. Sejarah adalah  kompas bagi politik dalam mengarungi masa yang akan datang.

M Anis Matta, Presiden Partai Keadilan Sejahtera

Jumat, 22 November 2013

Distorsi Penegakkan Syariat Islam

Soal penegakkan syari'at Islam, perlu kita pahami dulu apa hakekatnya. Karena istilah ini telah mengalami distorsi luarbiasa dalam perspektif politik Indonesia. (halaman. 108)

Distorsi pertama, orang selalu menganggap bahwa syari'at Islam itu adalah aspek hukum dari Islam dan secara khusus aspek hukum itu adalah hukum pidana. Padahal siapapun yang mempelajari dengan baik masalah-masalah hukum dalam Islam, akan menemukan fakta bahwa dari 6666 ayat al Qur'an, menurut Imam as Suyuthi, hanya sekitar 500 ayat yang berkaitan dengan hukum. Jika kita lihat hukum pidana dalam Islam, itu hanya terkait dengan 5 poin saja: berzina, mencuri, dan lain-lain. Berbeda dengan hukum positif, berzina tidak dimasukkan dalam aspek pidana kecuali pemerkosaan. (halaman. 108-109)


Penerapan hukum ini tidak mungkin terjadi kecuali masyarakat itu sudah menjadi baik. Oleh karena itu menurut Ibn Khaldun, "Negara hanya diperlukan kalau jumlah orang jahat itu masih banyak." Kalau semua masyarakat sudah baik pada umumnya, maka negara itu tidak diperlukan. Jadi buat apa orang shalih kita atur-atur. (halaman. 109)

Kalau kita bahas tentang distorsi, distorsi tentang syari'at ini lebih parah lagi, orang mempersempitnya begitu saja. Sekarang kalau misalnya semua orang tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh. Tapi semua miskin, tidak bisa makan, dan tidak punya lapangan kerja. Dalam kondisi seperti itu, saya tidak dapat membayangkan kalau ada deklarasi negara Republik Islam Indonesia. (halaman. 109)


Setelah 10 tahun berkuasa di Madinah, Rasulullah tidak memberi nama Madinah sebagai negara Islam. Sebab jauh lebih penting meningkatkan kualitas hidup umat. Menurut saya, hal ini tidak perlu ada pemisahan lagi. Faktanya 90% yang hidup di atas tanah Indonesia ini adalah muslim, yang tidak perlu lagi memisahkan identitas: Saya sebagai muslim dan saya sebagai orang Indonesia. Tidak perlu. Karena kita adalah bangsa Indonesia dan saya muslim. Titik. Nama negaranya cukup seperti itu: Republik Indonesia. (halaman. 109-110)

Dalam al Qur'an itu ada 114 surat. Surat Madaniyah yang sebagian besarnya itu berbicara tentang hukum hanya 28 surat dari 114 surat. Artinya menerapkan hukum itu jauh lebih mudah, apabila masyarakat sudah siap. (halaman. 111)

Berbicara tentang Islam, mengomunikasikannya secara de fakco lebih mudah, daripada mengomunikasikannya secara teori. (halaman. 112)

Dulu pada zaman Rasulullah, sebaik-baiknya kurun, siapa menteri keuangannya pada masa itu? Siapa bendaharanya di zaman itu? Tidak ada yang namanya bendahara. Tidak ada yang namanya kas negara, karena semua uang yang masuk habis terbagi. (halaman. 113-114)

Yang namanya baitul maal itu baru ada di zaman Umar bin Khaththab. Hal ini ada karena setelah harta rampasan perang dibagi, saldonya masih banyak. Jadi orang ini berpikir bagaimana caranya untuk menyimpan saldo ini. Akhirnya mereka mencari ide tentang baitul maal, itu bukan dari Islam tapi berasal dari Persia. Waktu perang melawan Persia mereka melihat ada gudang-gudang tempat penyimpanan harta benda. Itu yang dimaksud dengan baitul maal. (Halaman. 114)


Oleh karena itu, saya lebih tertarik pada bagaimana kita meningkatkan leverage (pengaruh) kita sebagai umat dan leverage untuk memimpin orang. (halaman. 114)

[Seri Pemikiran Anis Matta: Integrasi Politik dan Dakwah, terbitan DPP Bidang Arsip dan Sejarah, tahun 2007]


Oleh : H.D Gumilang

Rabu, 20 November 2013

Welcoming the third wave of Indonesian history | Kolom Anis Matta di The Jakarta Post

Pemilu 2014 semakin dekat, mari kita pemandangan luas-mata dari sejarah kita . Pemilu 2014 ini penting bukan hanya karena itu menandakan pergeseran kekuasaan dalam pemerintahan , tetapi juga karena berfungsi sebagai momentum untuk gelombang ketiga sejarah Indonesia .

Gelombang pertama terjadi pada abad 17 ke abad pertengahan ke-20 , yang saya sebut sebagai proses " menjadi Indonesia " .

Gelombang kedua berlangsung antara proklamasi kemerdekaan kita pada tahun 1945 dan hari ini , seperti yang kita telah berurusan dengan masalah " menjadi negara-bangsa modern " . Dari tahun 2014 dan seterusnya , kita akan memasuki gelombang baru dalam sejarah , di mana kita akan menghadapi tantangan yang sama sekali baru di tengah lingkungan yang berbeda .

Gelombang pertama dalam sejarah Indonesia berlangsung sekitar 300 tahun . Setelah integrasi koloni , yang disebut sebagai Hindia Timur atau Hindia Belanda , nama Indonesia berkembang menjadi gagasan ekonomi politik.

Setelah sejarah panjang perjuangan dan penderitaan , rakyat Indonesia menyadari imperialisme yang tidak bisa ditaklukkan oleh kekuatan dibagi dari kerajaan kecil dan groupd etnis banyak yang ada . Satu-satunya cara ke depan adalah untuk menggabungkan semua node primordial menjadi satu kekuatan yang kuat . Saat itulah para pendiri bangsa ini membuat pergeseran spektrum .

Itu tidak mudah untuk memilih satu nama untuk menyatukan semua kelompok etnis yang berbeda , dan nama Indonesia adalah simbol perjanjian , lahir dari kemauan dan solidaritas , sebagai akibat dari sejarah panjang .

Setelah deklarasi kemerdekaan , Indonesia menghadapi tantangan untuk menemukan sistem yang kompatibel yang relevan dengan sejarah dan budaya . Untuk menjadi bangsa yang modern, kami membutuhkan sebuah konstitusi modern, lembaga-lembaga negara yang kuat dan budaya demokrasi .

Selama hampir 70 tahun , kami telah memperdebatkan ideologi yang paling cocok , sistem politik , ekonomi dan pemerintahan untuk negara kita . Perjuangan ini untuk mengidentifikasi sistem yang tepat adalah zeitgeist yang membentang sepanjang jalan melalui Orde Lama , Orde Baru hingga era Reformasi .

Ini juga merupakan alasan di balik episode perdebatan sengit antara berbagai ideologi Islam , nasionalisme , sosialisme dan banyak orang lain yang kita pergi melalui sebagai bangsa . Kami telah selamat diskusi panjang dan melelahkan selama hubungan antara agama dan negara dan atas sistem ekonomi yang tepat untuk melaksanakan .

Sayangnya , semua perjuangan ini adalah seperti pendulum yang berayun dari satu titik ekstrem ke yang lain . Orde Baru sebagai antitesis Orde Lama . Di era ini kita telah menemukan untuk diri kita sendiri lembaga negara yang kuat tetapi dengan mengorbankan kebebasan dan kemerdekaan rakyat. Ini adalah inti dari kritik ditujukan pada gerakan reformasi .

Era Reformasi membawa keseimbangan baru bagi Indonesia . Ini menjadi sintesis Lama dan Baru Orders , di mana kita telah berhasil mencapai keseimbangan.

Pertama , keseimbangan hubungan antara negara dan agama . Kami akhirnya bertemu konsensus bahwa kita dapat menggunakan prinsip-prinsip Islam dalam bangsa , seperti yang kita dapat menempatkan Pancasila sebagai panggung terbuka untuk identitas yang berbeda .

Kedua , kita mulai menemukan keseimbangan antara kebebasan dan kesejahteraan rakyat . Meskipun kita belum mencapai standar yang ideal belum, kita dapat mengatakan bahwa kami mendapatkan ada .

Ketiga , kami juga menemukan beberapa keseimbangan antara demokrasi dan pembangunan , antara kebebasan dan keamanan; antara otonomi negara dan integrasi nasional .

Kami telah berhasil melampaui tantangan eksistensial sebagai negara-bangsa dan mengubah diri dari negara yang rentan dengan sejarah pemberontakan dan konflik menjadi kuat negara-bangsa siap menghadapi gelombang sejarah baru .

Pada saat ini , kita memasuki gelombang ketiga sejarah Indonesia , dengan sopir utama yang berbeda dari perubahan . Sebelum kita harus menghadapi tantangan eksternal ( yaitu imperialisme , Perang Dingin ) , sekarang kita harus berurusan dengan satu set baru driver internal perubahan , yang merupakan perubahan signifikan dalam komposisi demografis .

Perubahan utamanya adalah karena munculnya kelas menengah baru. Kelompok ini akan mencapai 60 persen dari total populasi . Belakangan ini telah menjadi " mayoritas baru" di Indonesia . Ekonom dan ahli demografi merujuk kepada mereka sebagai " bonus demografi " atau " bonus demografi " .

Tantangan politik yang akan segera timbul akan menjadi kebutuhan mendesak untuk kategorisasi baru tidak didasarkan pada ideologi untuk mewakili kelompok baru ini . Polarisasi politik lama , terutama polarisasi ideologi Islam terhadap nasionalisme , sudah tidak relevan lagi . Kita harus mendefinisikan " Indonesia berikutnya " .

Penguatan kelas menengah baru ini telah berdampak besar-besaran pada struktur sosial serta meningkatkan daya tawar masyarakat vis - a-vis negara sipil. Selain itu , kelas menengah baru ini akan mendapatkan lebih percaya diri karena perekonomian dunia mulai bergerak menuju wilayah Asia.

Kami sekarang juga menyaksikan kelahiran generasi demokrasi asli, generasi yang hanya mengalami demokrasi. Mereka tidak pergi melalui Orde Baru ke era Reformasi . Mereka menganggap demokrasi sebagai sesuatu yang diberikan dan bukan sesuatu yang dicapai melalui perjuangan berdarah . Selanjutnya , untuk kelompok ini , keadaan kacau lanskap politik kita sekarang bisa memberi makan ke dalam rasa apatis terhadap demokrasi .

Karena ini gelombang baru didorong oleh perubahan demografi , karena itu, orientasi terhadap kemanusiaan sebagai puncak tersebut . Tidak harus ada lagi perbedaan antara negara dan masyarakat sipil . Negara harus kembali ke definisi inti sebagai organisasi sosial untuk menciptakan ketertiban . Konsolidasi sosial akan membantu pertumbuhan masyarakat .

Negara ini kemudian diuji kapasitas : Dapatkah negara berhasil memberikan perannya ? Otoritas negara tidak lagi relevan jika kapasitasnya untuk fungsi tersebut tidak memenuhi harapan ini mayoritas baru . Oleh karena itu , saya percaya , untuk mengatasi masalah ini kita perlu pendekatan kepemimpinan baru .

Pemilu 2014 tidak hanya akan mengakomodasi pergeseran kekuatan , tetapi juga pergeseran masuk gelombang sejarah baru . Sebuah pergeseran kekuatan tidak jarang dalam demokrasi .

Namun, apa yang lebih mendesak dan penting sekarang adalah memahami apa artinya ini bagi kita sebagai bangsa . Artinya, apa yang saya percaya , kita harus benar-benar menggali dan mendiskusikan sekarang.

Naskah ASli:

As the 2014 election nears, let us take a bird’s-eye view of the course of our history. The 2014 election is important not only because it signifies a power shift in government, but also because it serves as momentum for the third wave of Indonesian history.

The first wave occurred from the 17th century to the mid-20th century, which I refer to as the process of “becoming Indonesia”.

The second wave took place between proclamation of our independence in 1945 and today, as we have dealt with the issue of “becoming a modern nation-state”. From 2014 onward, we will enter a new wave in history, in which we will face entirely new challenges in amid a different environment.

The first wave in Indonesian history lasted around 300 years. After the integration of the colonies, which were referred to as the East Indies or Dutch East Indies, the name Indonesia evolved to become a political economic notion.

After a long history of struggle and suffering, the Indonesian people realized that imperialism could not be conquered by the divided power of the small kingdoms and many ethnic groupd that existed. The only way forward was to merge all the primordial nodes into one powerful force. It was then that the founding fathers of this nation made a spectrum shift.

It was not easy to pick one name to unify all the different ethnic groups, and the name Indonesia was a symbol of agreement, born from willingness and solidarity, as a result of a long history.

After the declaration of independence, Indonesia faced the challenge of finding a compatible system that was relevant with its history and culture. To become a modern nation, we needed a modern constitution, strong state institutions and culture of democracy.

For nearly 70 years, we have been debating the most suitable ideology, political, economic and government system for our country. This struggle to identify the right systems was the zeitgeist that stretched all the way through the Old Order, New Order until the Reform era.

This is also the reason behind the episodes of heated argument between various ideologies of Islam, nationalism, socialism and many others that we went through as a nation. We have survived long and tiring discussions over the relationship between religion and state and over the right economic system to implement.

Unfortunately, all these struggles were like a pendulum that swung from one extreme point to another. The New Order came as an antithesis of the Old Order. In this era we had found for ourselves a strong state institution but at the expense of freedom and liberty of the people. This was the core of the criticism aimed at the reform movement.

The Reform era brought a new equilibrium for Indonesia. It became the synthesis of the Old and New Orders, in which we have successfully attained balance.

First, the balance of the relationship between state and religion. We have finally met a consensus that we can use the Islamic principles within the nation, as we can put Pancasila as an open stage for different identities.

Second, we start to find a balance between the freedom and welfare of people. Even though we have not reach the ideal standard yet, we can safely say that we are getting there.

Third, we have also found some balance between democracy and development; between freedom and security; between state autonomy and national integration.

We have managed to surpass the existential challenge as a nation-state and transformed ourselves from a vulnerable country with a history of rebellion and conflict into a strong nation-state ready to face the new historical wave.

At the moment, we are entering the third wave of Indonesia history, with different main driver of change. Before we have had to deal with external challenges (i.e. imperialism, the Cold War), now we have to deal with a new set of internal drivers of change, which is the significant change in our demographic composition.

The ultimate change is due to the emergence of new middle class. This group will make up 60 percent of the total population. It has recently become “the new majority” in Indonesia. Economists and demography experts refer to them as “demographic bonus” or the “demographic dividend”.

The political challenge that will soon arise will be the urgent need for new categorizations not based on ideology to represent this new group. Old political polarizations, especially the ideological polarization of Islam versus nationalism, is no longer relevant. We have to define “the next Indonesia”.

The strengthening of this new middle class has impacted massively on social structures as well as improving the bargaining power of the civil society vis-a-vis the state. Moreover, this new middle class will gain more confidence as the world economy starts to move toward Asian territory.

We are now also witnessing the birth of native democracy generation, a generation that has only experienced democracy. They did not go through the New Order into the Reform era. They perceive democracy as something that is given and not something that is achieved through bloody struggles. Furthermore, for this group, the chaotic state of our political landscape right now could feed into a sense of apathy toward democracy.

As this new wave is driven by the demographic changes, therefore, orientation toward humanity as the pinnacle. There should no more divergence among the state and the civil society. The state should go back to its core definition as a social organization to create order. Social consolidation will help grow communities.

The state is then put to the test of capacity: Can the state successfully deliver its role? The state authority is no longer relevant if its capacity to function does not meet the expectancy of this new majority. Hence, I believe, to address this issue we would need a new leadership approach.

The 2014 election will not only accommodate the shift in power, but also the incoming shift of this new historical wave. A shift in power is not uncommon in democracy.

However, what is more pressing and important right now is to understand what this means to us as a nation. That is, what I believe, we must really dig into and discuss right now.

*The writer is president of theProsperous Justice Party (PKS).

(Terbit di koran The Jakarta Post edisi 19 Nov 2013 dan edisi ONLINE)

Rabu, 21 Agustus 2013

Surat Muhammad Beltaji Pada Putrinya, Asmaa, yang Syahid di Rabaa Al-Adawiyah

Letter from Dr Mohamed Beltaji to his martyred daughter

Putriku tercinta dan guruku bermartabat Asma al-Beltaji, aku tidak mengucapkan selamat tinggal padamu, tapi kukatakan bahwa besok kita akan bertemu lagi.

Kau telah hidup dengan kepala terangkat tinggi, memberontak melawan tirani dan belenggu serta mencintai kemerdekaan. Kau telah hidup sebagai seorang pencari cakrawala baru untuk membangun kembali bangsa ini, memastikan  tempatnya di antara peradaban.

Kau tidak pernah dijajah diri dengan apa yang menyibukkan mereka dari usiamu. Meskipun studi tradisional gagal memenuhi aspirasi dan ketertarikanmu, kau selalu yang terbaik di kelas.

Aku tidak punya cukup waktu untuk membersamaimu dalam hidup singkat ini, terutama karena waktuku tidak memungkinkan untuk menikmati kebersamaan denganmu. Terakhir kali kita duduk bersama di Rabaa Al Adawiya kau berkata padaku, "Bahkan ketika Ayah bersama kami, Ayah tetap sibuk" dan kukatakan "Tampaknya bahwa kehidupan ini tidak akan cukup untuk menikmati setiap kebersamaan kita, jadi aku berdoa kepada Tuhan agar kita menikmatinya kelak di surga."

Dua malam sebelum kau dibunuh, aku melihatmu dalam mimpiku dengan gaun pengantin putih dan kau terlihat begitu cantik.  Ketika kau berbaring disampingku aku bertanya, "Apakah ini malam pernikahanmu?" kau menjawab, "Waktunya adalah di sore hari Ayah, bukan malam". Ketika mereka bilang kau dibunuh pada Rabu sore aku mengerti apa yang kau maksud dan aku tahu Allah telah menerima jiwamu sebagai martir. Kau memperkuat keyakinanku bahwa kita berada di atas kebenaran dan musuh kita berada pada kebathilan.

Aku merasa sangat terluka karena tidak berada di perpisahan terakhirmu dan tidak melihatmu untuk terakhir kalinya, tidak mencium keningmu, dan memilki kehormatan untuk memimpin shalat jenazahmu. Aku bersumpah demi Allah sayang, aku tidak takut kehilangan nyawaku atau penjara yang tidak adil, tapi aku ingin membawa pesan yang telah berkorban nyawa untuknya,  untuk menyelesaikan revolusi, untuk menang dan mencapai tujuannya.

Jiwamu telah dimuliakan dengan kepala terangkat tinggi melawan tiran. Peluru tajam telah membelah dadamu. Yang menurutku luar biasa dan penuh dengan kebersihan jiwa. Aku yakin bahwa kau jujur kepada Allah dan Dia telah memilihmu di antara kami, memberimu kehormatan dengan pengorbanan.

Akhirnya, putriku tercinta dan seorang guru yang bermartabat... aku tidak mengucapkan selamat tinggal, tapi aku mengucapkan sampai jumpa kita akan segera bertemu dengan Nabi kita tercinta dan sahabat-sahabatnya di surga, dimana keinginan kita untuk menikmati kebersamaan kita akan  menjadi kenyataan.


__
NB: Asmaa Mohamed El Beltaji berusia 17 tahun dan adalah antara yang dibunuh pada tragedi berdarah di Medan Rab'ah (14/8/2013). Beliau adalah putri satu-satunya Mohammed El Beltaji, seorang pimpinan Ikhwanul Muslimin.


*diterjemahkan oleh @nastarabdullah dari http://www.middleeastmonitor.com/news/africa/7007-letter-from-dr-mohamed-beltaji-to-his-martyred-daughter

Jumat, 01 Maret 2013

Anis Matta, Anugerah Tuhan untuk Indonesia

“Sengsara membawa nikmat” adalah salah satu novel yang kemudian difilmkan dan menjadi legenda di Indonesia. Saya sendiri tidak pernah membaca novel yang ditulis tahun 1928 ini. Saya hanya pernah menonton mini serinya di TV. Itu pun waktu saya kecil tahun 90-an dan saya lupa alur ceritanya. Yang saya tahu, ending dari film tersebut adalah happy ending.
Salah satu yang menarik dari novel/film ini adalah judulnya. Ya, judulnya yang membawa kesan optimisme bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Sebagaimana tanah liat yang harus merasakan sakitnya tempaan dan panasnya bakaran api untuk menjadi gelas keramik yang cantik. Atau sebagaimana anakan pohon yang harus merasakan sakitnya dicabut sampai ke akarnya untuk bisa dipindahkan ke tempat yang membuat anak pohon itu bisa leluasa bertumbuh menjadi pohon yang lebih besar lagi.
Hal ini lah yang mungkin dialami PKS saat ini. Ujian yang menimpa PKS beberapa hari yang lalu, yang notabene terasa pahit bagi kader-kadernya, kalau diibaratkan pohon, kuncup-kuncup bunganya sudah mulai terlihat. Sebegitu cepatnya. Dari berita dan cerita yang sampai kepada kita, banyak masyarakat yang jadi ingin tahu lebih dalam (termasuk saya) pada partai ini. Masyarakat yang kritis mencoba untuk menganalisa berita sampai mereka menyimpulkan bahwa memang terjadi konspirasi pada partai ini. Simpati dan kasihan bermunculan terhadap partai yang terzolimi ini, bahkan dari orang yang sebelumnya antipati. Bahkan diantara mereka ada yang mendaftar sebagai anggota baru partai yang sering memberi kejutan ini.
Namun ternyata, ujian itu tidak hanya memunculkan satu jenis kuncup bunga saja (banyaknya simpati yang berdatangan), tapi juga semakin dikenalnya salah seorang kader terbaik di partai ini. Dia lah presiden PKS yang baru : Anis Matta.
Saya sendiri tidak pernah bertemu dengannya. Namun saya mencoba mencari referensi tentangnya dan dari pidato-pidatonya serta tulisan-tulisannya. Ketika pada orasi perdananya pasca dilantik menjadi presiden PKS, dia menyampaikan bahwa peristiwa yang menimpa PKS saat ini justru malah membangunkan macan yang tertidur. Macan-macan yang tertidur itu adalah para kadernya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berada pada tataran grass-root. Dan Anis Matta lah raja macannya. Macan yang sebenarnya tidak tertidur, tapi sebagai bagian dari rencana besar partai, sang macan yang terjaga ini dikandangkan dulu sembari menunggu momen yang tepat. Namun ternyata sejarah tidak berjalan linier, menanggapi kejadian luar biasa yang menimpa PKS, sang macan terpaksa dikeluarkan dari kandangnya.
Dia langsung berbuat. Bahkan pada hari hari pertama dia dilantik menahkodai partai itu. Pidato perdananya yang sebenarnya ditujukan untuk menggetarkan dan menguatkan jiwa para kadernya, justru juga membuat masyarakat Indonesia yang menontonnya menjadi terharu, terpesona dan tercerahkan, bahkan tertarik untuk bergabung. Pada hari itu juga, dia mengumumkan untuk melepaskan jabatannya sebagai salah satu pimpinan DPR sekaligus keanggotaannya di DPR. Peristiwa yang jarang ditemukan di negeri ini (untuk saat ini).
Kunjungan ke Jawa Barat, Sumatera Utara, Jogjakarta, Jawa Timur, Makassar (-ed) dan Bali secara berturut-turut non stop dia lakukan di hari-hari berikutnya selepas pelantikannya, untuk menggelorakan semangat para kadernya. Pidato-pidatonya di lima (enam -ed) provinsi itu, yang kemudian diupload di Youtube oleh para netter, adalah pidato motivasi yang menggugah dan mengubah. Sangat jarang ada pidato politik yang memotivasi tapi juga tetap berisi. Hal ini memang karena dulu, jauh sebelum dia berpartai, dia sering mengisi training motivasi. Dia sudah menjadi trainer & motivator jauh sebelum profesi ini menjadi booming seperti yang terjadi sekarang ini. Dia sudah lebih dulu mendahului zamannya.
Dia “hanya” lulusan setara S1 dari jurusan syari’ah LIPIA. Namun kecerdasan dan keluasan ilmunya patut diacungi jempol. Dia pernah menjadi dosen di fakultas ekonomi UI. Dan dia sering mengisi seminar berbagai tema baik di dalam maupun luar negeri. Kegiatan ini lebih banyak dia lakoni sebelum dia berpartai. Maka saya pribadi merasakan sendiri ruh tulisannya, ketika ia menuliskan di bukunya Mencari Pahlawan Indonesia, bahwa ketika harus memilih diantara satu, maka pilihlah keberanian tanpa senjata di medan perang, atau, kecerdasan tanpa pendidikan formal di medan pengetahuan, katanya. Setelah lulus dari LIPIA, sebenarnya dia sudah mengantongi beasiswa S2 di luar negeri. Namun melalui istikhorohnya, beasiswa itu tidak dia ambil. Ada hal yang lebih besar yang harus dia lakukan daripada “sekedar” kuliah S2 pikirnya waktu itu.
Namun Anis Matta tetaplah Anis Matta yang cerdas. Bahkan dari sini kita jadi tahu bahwa kecerdasan logikanya tidak mampu mengalahkan kecerdasan hatinya. Salah seorang dosennya di LIPIA pernah berujar bahwa seandainya ada nilai yang lebih tinggi dari A+, maka nilai itu akan aku berikan untuk Anis. Dia pun sempat mengikuti pelatihan di LEMHANAS dan menjadi lulusan terbaik. Malahan setelah itu dia pun didaulat menjadi pengajar para jenderal di lembaga itu.
Kecerdasan dan keluasan wawasannya ini adalah anugerah tuhan yang tumbuh subur pada diri Anis. Karena Anis memiliki pupuk yang baik berupa kekuatan tekad dan kebiasaan membaca yang dahsyat. Bahkan waktu liburan pada masa sekolahnya dulu, dia isi dengan membaca buku. Bayangkan saja, setelah dikurangi dengan kegiatan pokok: tidur malam, shalat lima waktu, makan dan MCK, selebihnya adalah membaca buku seharian semalaman. Dan itu dia lakukan sepanjang hari liburnya. Saya jadi teringat petuah motivator dunia, Jim Rhon: “The leader is a reader”.
Ketika dalam salah satu pelatihan Anis Matta tentang pengembangan diri, Anis Matta menjelaskan tentang potensi otak manusia yang dahsyat. Bahwa dalam otak manusia bisa diibaratkan ada berbagai macam kamar. Setiap kamar merupakan tema yang berbeda. Sehingga ketika kita mempelajari suatu materi/tema tertentu kita mengaktifkan kamar tertentu di otak kita. Ketika kita merasa lelah, sebenarnya yang lelah itu hanya bagian kamar yang sedang aktif itu saja, namun kita bisa mengistirahatkan kamar itu sambil mempelajari tema lain yang artinya kita mengaktifkan kamar yang baru.
Itulah sebabnya, katanya, mengapa dalam sejarah Islam banyak sekali ditemukan para ulama yang multitalented, yang menguasai ilmu agama, sejarah, geografi, kedokteran, sastra, matematika, kimia, politik, dan sebagainya sekaligus. Inilah juga yang mungkin diterapkan Anis pada dirinya. Bahwa menjadi spesialis dengan ilmu yang mendalam pada suatu bidang tertentu itu penting, tetapi juga menjadi generalis yang mengerti terhadap berbagai persoalan itu juga bukan suatu hal yang mustahil. Dan inilah yang diharapkan oleh Anis untuk dirinya dan para kadernya. Karena menurutnya, kualitas seperti inilah yang harus ada pada seorang pemimpin. Pemimpin besar adalah orang yang memiliki kualitas yang prima pada tiga dimensi manusia sekaligus: Jasadiyah (Fisiknya), Aqliyah (Otaknya), dan Ruhiyah (Jiwanya).
Pemikiran negarawan muda ini sangat brilian. Diantara salah satu gagasannya adalah tidak ada pemisahan antara urusan agama dan urusan negara. Belakangan saya jadi sadar, ternyata dasar-dasar syari’ah yang kuat yang pernah dia pelajari semasa kuliah, menjadi semacam kelebihan tersendiri baginya untuk berkreasi namun tidak melanggar norma. Hal ini dibuktikan dengan jujur apa adanya oleh dirinya dan rekan-rekannya dengan mendirikan sebuah partai yang berasaskan Islam. Asas yang menjadi spirit dan sumber motivasi hakiki baginya dan seluruh kader-kadernya untuk memajukan negeri Indonesia.
Bahwa katanya, antara Pancasila dan Islam tidak relevan lagi untuk dipertentangkan, karena memang tidak ada dalam Pancasila yang bertentangan dengan Islam. Ketika hal ini dijelaskan kepada para jenderal yang notabene sangat menjaga sekali dengan Pancasila, maka para jenderal itu pun menjadi mengerti, “Iya ya, ternyata memang tidak ada pertentangan antara Pancasila dengan Islam, kenapa dulu kita harus saling menumpahkan darah sesama bangsa sendiri”.
Namun kemudian sang jenderal bertanya, “Kalau memang tidak ada pertentangan antara Pancasila dengan Islam, lalu mengapa anda tidak menjadikan Pancasila saja sebagai asas partai Anda?”. 'Sang Macan' menjawab dengan cerdas, “Kita tentu sama-sama tahu bahwa kita pasti mati meninggalkan dunia ini. Dan kami yakin setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan lain yang abadi. Kami ingin di kehidupan yang abadi itu, kami hidup dengan nyaman. Dan kami ingin ada jaminan, bahwa perjuangan kami untuk memajukan negeri ini dibalas dengan kenyamanan hidup di kehidupan yang abadi itu. Itulah sebabnya kami menjadikan Islam sebagai asas kami agar menjadi jaminan dan sumber motivasi kami bahwa kerja keras kami membangun negeri ini berbalas syurga-Nya”. Sebuah sumber motivasi, yang membuat para kadernya senantiasa ikhlas berkorban untuk kemajuan negeri ini.
Entah mengapa, saya mempunyai firasat, suatu saat nanti, orang ini akan menjadi pemimpin bangsa yang besar ini: I N D O N E S I A.
DITULIS OLEH: FATIH 

*http://politik.kompasiana.com/2013/02/15/anis-matta-sang-macan-yang-terjaga-534577.html

Senin, 18 Februari 2013

Ada Apa dengan Daging Sapi????

 



Pagi tweps semua, semoga pagi yg cerah membawa semangat tak kenal bagi kita semua, sy akan share soal #daging yg ramai akhir2 ini

Kita akan awali soal#daging ini dengan pertanyaan : siapakah yg diuntungkan dgn pembatasan impor sapi dan#daging ini?

Dimedia ramai sekali dikatakan bhw rakyat menjerit krn harga#daging mahal, apa benar yg teriak rakyat?jgn2 importir nakal yg serakah

Pengamat byk menyoroti dari sisi harga#daging saja tanpa byk melihat kondisi peternak di desa2 yg punya sapi u tabungan sekolah anak2 mrka

Bhkn A.Samad via running tex TV One mnybt ada kartel pangan(#daging ) yg banyak terjadi di Kementan, wlaupun ini kmdian dibantah Kemendag

Komisioner KPPU:Munrokhim Misanam menyebut kelangkaan harga#daging ini terjadi krna kesalahan perencanaan.Apa benar demikian?terlalu sumir

Akhirnya politisi, pengamat bhkan akademisi menjadikan#daging ini semata2 urusan politik tanpa melihat dgn jernih kondisi ril peternak

Stlh opini yg dibangun media:daging mahal, perlu tambahan sapi dan daging impor, seolah2 rakyat SANGAT butuh, betulkan?kita ikut setuju?

Apa benar importir dan pengusaha rugi dgn kondisi harga daging sekarang? Apakah benar rakyat perlu tambahan impor #daging ?

Saya jawab: tidak, hanya berkurang saja keuntungan mereka#daging

Kok untung? Mari kita buat contoh kecil saja:harga daging sapi 1 Kg=120.000 paling mahal saat ini, jika dibuat Steak Dading Sapi#daging

Satu porsi Steak di hotel atau kafe2 berkelas:min 50.000 dgn porsi daging 10 ons,1 Kg jadi 10 porsi x 50.000=500.000, krg tax 15%#daging

500.000-75.000=425.000,bumbu dan bahan lain:50.000, msh : 375.000. Jadi 375.000 - 120.000=255.000, masih sangat untung#daging bg hotel

Itulah salah satu fakta ril soal #daging sapi yg para pengusaha teriak bhw daging mahal, padahal faktanya mreka masih untung

Sekarang kita akan bhs bgaimna kondisi ril peternakan nasional kita#daging

Bhw peternak kita saat ini sdg menikmati harga sapi yg terus membaik, pembatasan impor sapi dan daging membuat peternak semangat#daging

Impor sapi Brahman Cross dari Australia th 2009 u peternak binaan @ppnsi menjdkan harga ternak lokal hancur smpai 24.000/kg bobot hidup

Saat itu sapi BC diberikan pmrth via poknak u penambahan volume, nmn program ini gagal dan merugikan peternak#daging

Namun importir sgt diuntungkan,harga beli di Australia adlh sapi potong nmn di Indonesia bisa dipakai u calon induk#daging

Saat itu importir diam, bhkn saya pernah dtg cek sapi impor di kandang ternak di Jabar seluas mata memandang hanya sapi#daging

Kondisi ini membuat Kementan menguragi impor#daging dan sapi yg hanya menguntungkan importir krna tidak mendukung swasembada daging nas

Akhirnya BPS melakukan survey u memastikan : jumlah sapi, kerbau, ayam yg kita punya berapa?

Berdasar hasil sensus sapi yang berakhir pada Juni lalu, total sapi dan kerbau mencapai 16.077.192#daging sangat siap swasembada

Kerbau 1.258.319,sapi 14.818.873. sapi potong 14.253.732 dan sapi perah 565.141.Jatim 4,7 juta, Jateng 2,1 juta dan Sulsel 1 jutaan.

Pekan kmrin sy diskusi dgn pak @bayukr soal kondisi ternak kita, ada kesamaan visi bhw sbnrany kita siap swasembada#daging

Bahkan pak @hattarajasa pernah juga sy kirim gambar berita koran SM soal kecukupan ternak kita, beliau : RT artinya kita siap swasembada

Kembali ke laptop#daging soal keuntungan kebijakan pembatasan impor daging bagi peternak, krna sejatinya AS tdk ingin peternak kita sjtr

Inilah fakta kepedulian Kementan dalam melindungi peternak agar sejahtera#daging

2008:202 ribu sapi dan 91 ribu ton daging, 2009:234 ribu sapi dan 110 ton daging,2010:210 ribu sapi dan 140 ribu ton daging#daging

2011:122 ribu sapi dan 102 ribu ton daging,2012:102 ribu sapi dan 40 ribu ton daging, 2013:267 ribu sapi atau setara 48 ribu ton daging

Kita bisa lihat bhw sebenarnya importir sdh dimanja sejak puluhan tahun oleh penguasa dulu agar terus melakukan impor#daging

Importir skrg gerah dgn kebijakan pengurangan impor yg dilakukan pak @suswono dan Anton AP krna terbukti membuat peternak smkin sejtra

Buktinya peternak sejahtera saat ini harga sapi lokal berat hidup sdh 35-36 ribu/kg dr awalnya hanya 24 ribu/kg#daging

Peternak semakin bergairah dan tdk mau menjual sapinya, bhkan menambah jumlah sapinya u tabungan anak sekolah#daging

Kenapa para importir kita tdk bahagia saat peternak menikmati harga sapi yg bagus?hrsnya mereka adil kpd sesama anak bangsa#daging

Apakah juga media yg memberitakan soal impor daging paham kondisi ternak kita?#daging dan apa mrka juga mnghitng soal harga makan steak?

Jujurlah para importir, jujurlah pengamat dan politisi, jgnlah iri dengkimu membuat peternak dan negeri ini dikuasi asing#daging

Pak @hattarajasa juga menguatkan bhw tidak ada kartel pangan dan daging:http://t.co/ZPm3QOyP, jadi nampak sekali A Samad mengada2

fakta dan data serta dukungan kebijakan yg mendukung peternak, kita juga tahu bhw penikmat daging impor adlh hotel,bkn rakyat#daging

@ppnsi melalui berbagai media sdh mengusulkan u terus meningktkan pasokan sapi dan volume sapi dgn: memperbaiki pasar hewan dan transport

Temen2 sementara itu soal share #daging agar kita melhat dgn jernih bhw pembatasan impor ini sangat membantu bangsa ini

Kultwit @Riyono_PPNSI (Sekjen @PPNSI)



Follow @Riyono_PPNSI on Twitter !

Selasa, 12 Februari 2013

TRANSKRIP TAUJIH PRESIDEN PKS DI JOGJA DAN SURABAYA


Taujih Presiden PKS Bung Anis Matta di Jogja | Transkrip 

Sabtu, 09 Februari 2013

Pada kesempatan ini ikhwah sekalian, saya ingin menyampaikan 3 prinsip tentang cara kita keluar (dari situasi sulit).

PRINSIP YANG PERTAMA. “Jangan pernah kehilangan kegembiraan”. 

Dalam situasi apapun kita harus menyimpan kegembiraan didalam hati kita dan menyimpan sebuah bungker yang kuat diatasnya sehingga dibom sekuat apapun kita tidak akan kehilangan kegembiraan. Kita bisa melewati hari-hari yang sulit ini sambil tertawa. Karena musibah ini isyarat Allah kalau kita akan naik kelas.

Didalam kaidah fiqih: al amru idza dhoqat tasaa’ wa idzat tasaa…… Urusan itu kalau menyempit dia meluas, kalau meluas dia menyempit.

Contohnya sholat, kalau kita dalam kota tidak boleh jama qashar. Karena kita dalam keadaan ‘lapang’. Tapi kalau kita musafir, dalam kondisi ‘sempit’,  kita mendapatkan begitu banyak ‘kelapangan’ rukhshoh, kemudahan utk jama qasar. Itulah terapan dari kaidah ini. Urusan itu kalau menyempit dia meluas, kalau meluas dia menyempit. Jadi waktu kita kepepet disitulah letak peluang itu. Waktu kita terjepit disitulah Allah membuka peluang.

Itulah sebabnya ketika seluruh pasukan Khandaq sedang mengepung Madinah dan Rasulullah hanya mendapatkan sisa waktu 6 hari untuk bergerak membangun parit dengan lebar 6 m dan dalamnya 3 meter dan harus menutupi setengah kota madinah di tengah musim dingin. Dan yang mereka hadapi 10.000 pasukan koalisi.

Begitu tegangnya situasi ini sampai-sampai Allah menurunkan satu surat khusus dalam Al-Quran, surat Al-Ahzab ‘partai-partai, golongan-golongan, kekuatan-kekuatan semuanya menyatu memerangi’.

Dan luar biasa efek tekanan jiwanya bagi kaum muslimin ketika itu. 

Coba perhatikan al quran melukiskan situasinya dalam bentuk lukisan fisik… (33:10-11)

wa idz zaa ghotil abshar (dan ingatlah tatkala mata kalian membelalak),
wabalaghotil qulubul hanajir (dan jantung kalian sudah sampai tenggorokan),
wa tadzunnuna billahidzdzununaa (dan kalian mulai menduga-duga yang buruk terhadap Allah),
hunaalikab tuliyal mu’minun (ditempat itulah, di waktu itulah orang-orang mu’min diuji),wazulzilu zilzalan syadida (dan mereka digoncang segoncang-goncangnya).

Suatu saat kaum muslimin dalam penggalian parit itu menemukan batu yang sangat besar dan tidak bisa mereka pecahkan. Akhirnya Rasulullah mengambil kampaknya dan memukul batu karang itu, dan setiap satu pukulan Rasulullah mengucapkan…latuftahannar ruum… (nanti Romawi pasti kita bebaskan).

Antum tahu ikhwah sekalian, dimanakah Rasulullah menjanjikan pembebasan Romawi itu? Dan kapan situasinya Rasulullah menjanjikan pembebasan Romawi itu? Justru ketika mereka semuanya sedang terkepung. latuftahannar ruum…!!

Jadi ikhwah sekalian, berbahagialah antum semua karena kita akan menjalni sebuah taqdir yang lain. Bahwa apa yang tampak sebuah keterpurukan, apa yang tampak sebagai sebuah keterjepitan, apa yang tampak sebagai sebuah musibah sesungguhnya adalah sebuah pintu kecil yang akan mengantarkan kita kepada jalan panjang menuju kemenangan insya Allah.

Jadi kita harus mempertahankan harapan kita, optimisme kita, kebahagiaan kita. Jangan pernah membiarkan orang lain membuat kita sedih, jangan pernah membiarkan orang lain menciptakan peristiwa yang mengubah hidup kita, jangan pernah membiarkan orang lain menentukan masa depan kita sendiri.

Suatu saat presiden Bosnia waktu bertempur dibantai oleh Serbia, dan saya selalu mengulang-ulangi cerita ini karena ini luar biasa pengaruhnya bagi saya pribadi, di tahun 93-94 diwawancarai oleh majalah News Week, tentang pembantaian dan perang Bosnia-Serbia, beliau ditanya tentang masa depan perang Bosnia dan Serbia. Beliau mengatakan,“Yang akan memenangkan pertempuran ini bukanlah siapa yang membunuh lebih banyak, tapi siapa yang bisa bertahan hidup lebih lama”.

Jadi ikhwah sekalian, ini bukan tentang berapa korban yang ada dari setipa partai. Tapi di tengah semua upaya bumi hangus ini, yang akan memenangkan pertarungan itu nanti  adalah yang bisa bertahan hidup lebih lama. Dan insya Allah kita semua memiliki syarat-syarat kehidupan yang lama itu.

Itu prinsip yang pertama.


PRINSIP YANG KEDUA, ikhwah sekalian, berfikirlah dengan cara yang tidak dipikirkan oleh lawan-lawan kalian. 

Jangan membiarkan kalimat-kalimat para pengamat itu membentuk cara kalian berfikir. Tapi berfikirlah dengan cara yang tidak dipikirkan oleh para pengamat itu. Jangan biarkan komentar-komentar orang membentuk cara kalian berfikir, tapi berfikirlah dengan cara yang tidak mereka pikirkan. Maka kalian akan menemukan satu kekuatan karena kalian faham cara mereka berfikir tapi mereka tidak faham cara kalian berfikir.

Itulah rahasia kejeniusan Khalid bin Walid dalam perang Yarmuk, 36.000 pasukan melawan 240.000. 

Kalau antum membaca buku The Root Strategy, akar strategi, kita akan menemukan disitu suatu fakta bahwasanya strategi perang konvensional itu pertama-pertama diwariskan oleh orang-orang Romawi. Orang-orang arab yang berperang melawan romawai ini tidak punya pengalaman bertempur melawan pasukan konvensional seperti itu. Pengalaman mereka gerilya. 

Tapi Khalid bin Walid menguasai cara berfikir dan strategi perang konvensional itu, semntara orang-orang Romawi karena sudah terlalu terbiasa menjalani perang konvensional tidak tahu lagi cara-cara perang gerilya. Jadi begitu Khalid mengkombinasikan antara taktik perang gerilya dengan taktik perang konvensional, dia mempunyai satu sisi keunggulan, yaitu taktik perang gerilya yang tidak dimiliki oleh pasukan romawi. 

Tetapi untuk melawan pasukan yang sangat besar seperti itu, ikhwah sekalian, diperlukan suatu saat untuk melampaui ketakutan. Kenapa? Karena begitu kaum muslimin berhadapan dengan pasukan itu, dipelrukan waktu berapa bulan untuk saling berhadapan tapi tidak saling menyerang. Kenapa? Karena pasukan muslimin ini juga ragu-ragu menyerang, sebab mereka tidak pernah berhadapan dengan pasukan sebesar itu. Tapi orang-orang Romawi juga ragu-ragu menyerang, mereka memang besar, tapi pasukan kecil muslimin ini tidak pernah punya sejarah kalah. Jadi begitu Khalid datang, dia membaca situasi jiwa ini, dia segera mengambil aturan: kita gantian jadi komandan pasukan. Dan sekarang kita putuskan kita yang akan memulai menyerang. Satu bulan persiapan, satu bulan menyerang. 

Dalam pidato penyerangan ini khalid mengatakan.. “Ya ma’syaral muslimin… ini adalah satu hari dari sekian banyak hari-hari Allah… ikhlaskanlah jihad kalian untuk Allah SWT.” Selanjutnya Khalid mengatakan, dan ini yang saya garisbawahi, “Daripada kalian sibuk menghitung jumlah musuh kalian, lebih baik kalian sibuk menyembelih leher-leher musuh kalian”. Barulah perang dimulai, dan mereka menuntaskan perang itu. Khalid berfikir dengan cara yang tidak difikirkan oleg orang-orang Romawi.

Kalau kita ingin mengalahkan yang besar-besar, berfikirlah dengan cara yang tidak difikirkan oleh yang besar-besar itu. Itu sebabnya saya juga mengatakan, kalau kita ingin berfikir dengan cara yang tidak difikirkan oleh orang lain maka kita musti punya keberanian untuk ‘menjadi sendiri’, to state alone, untuk berdiri sendiri. 

Makanya saya mencoba-coba cari inspirasi dari Gangnam style. Tidak jelas koreografinya tapi yang jelas satu milyar yang mengklik (youtube). Kalau dia ikuti cara Justin Timberlake mungkin tidak sperti itu. Dan kita akan menempuh jalan-jalan yang tidak ada dalam metode untuk memahami cara kerja parta-partai. Kita akan menempuh jalan itu, insya allah.

Jadi ikhwah sekalian, bersiaplah untuk berbeda, bersiaplah untuk menjadi sendiri, bersiaplah untuk tidak sama sama sekali dengan orang lain. Siap? Siap? Siap? Allahu Akbar !!


PRINSIP YANG KETIGA, ikhwah sekalian, kita harus mempunyai mindset menyerang, bukan mindset bertahan.

Kita belajar dari khalifah pertama Abu Bakar. Begitu Rasulullah SAW wafat, wafatnya Rasulullah ini… itu sudah masalah besar bagi kaum muslimin, masalah kedua adalah pemilihan pemimpin.. itu juga masalah besar bagi kaum muslimin. Tapi masalah besar ketiga muncul, yaitu pemberontakan kaum riddah. Sementara Rasulullah punya wasiat untuk mengirim pasukan Usamah, sehingga datanglah seluruh sahabat untuk merayu Abu Bakar agar tidak memerangi kaum riddah, hanya mengirim pasukan Usamah tapi tidak melakukan perang kepada kaum riddah. Tapi Abu Bakar menjawab, “Pasukan Usamah ini harus berangkat karena ini wasiat Rasulullah, dan semua yang sudah diwasiatkan Rasulullah harus saya laksanakan. Adapun pasukan riddah ini juga harus kita perangi karena dia akan mengurangi satu bagian dari ajaran Islam, siapapun yang ingin mengurangi satu bagian ajaran Islam itu pasti akan saya perangi”. Tapi kaum sahabat terus menerus merayu agar Abu Bakar untuk tidak melakukan itu, bahkan yang paling kuat merayu adalah Umar bin Khathab. Sampai sampai Abu Bakar melompat dari tempat duduknya lalu menarik janggut Umar, “Apakah kamu akan jadi jagoan jaman jahiliyah dan jadi pengecut di jaman Islam. Demi Allah, kalau tidak ada dari kaum muslimin yang akan memerangi orang riddah itu kecuali hanya satu orang prajurit, maka sayalah prajurit itu.”

Otak ekspansi… otak ekspansi… antum perhatikan… otak ekspansi.

Jadi ikhwah sekalian, kita hanya akan menang kalau didalam benak kita setiap hari hanya ada satu kata “ekspansi”, hanya ada satu “menyerang”. Insya Allah kita akan menang.

Jadi kalau kita punya optimisme yang besar, dan kita berfikir dengan cara yang tidak biasa, dan kita punya otak sebagai penyerang, insya Allah kita memiliki tiga prinsip untuk memenangkan pertempuran 2014, insya Allah.

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…

Transkrip Pidato Presiden PKS Bung Anis Matta pada Rapat Akbar di Surabaya | Arsip

Selasa, 12 Februari 2013



Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahiladzi faradlol jihada ‘alal muslimin wa ja’alahu manata ‘ijihim wa rif’ihim. Asyhadu an laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalahu syahadatan shidqin wa haq wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu mab’ushu rahmatan lil ‘alamin. Allahumma sholli wa salim ‘ala hadza nabiyyil karim aladzi addal amanah wabalaghol risalah wa nashohal ummah wa jahada fillahi haqqa jihadi wa ‘ala ali baitihil athhar wa ashhabihil abrar aladzina amanu bihi wa shodaqu bi maja`a bihi wa saaru’ala nahjihi waqtadau bi sunnatihi wa ‘ala man ja`a bi man mina tabi’ina wa tabi’ihim wa ‘ala kulli man shoro ‘ala nahjihim bi ihsanin ila yaumiddin. Fa yaa ma’syarol ikhwani wa akhwati jami’an uhayyikum bi tahiyyatil islami kholidah wa tahiyyatul Islami salam.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kata pertama yang ingin saya sampaikan kepada antum semuanya adalah bahwa saya mencintai antum semua inni uhibbukum fillah, saya juga ingin menyampaikan salam cinta dari ketua Majelis Syuro KH. Hilmi Aminuddin kepada antum semua, juga salam cinta dari ustadz Luthfi Hasan Ishaq kepada antum semua, kita berdoa semoga Allah SWT memudahkan urusannya insya Allah.

Saudara-saudara sekalian, saya berharap antum mengikuti semua orasi yang saya sampaikan mulai dari pelantikan saya sebagai Presiden kemudian ceramah di Bandung kemudian di Medan dan di Jogja kemaren karena semuanya di upload ke Youtube, sudah nonton? Jadi saya tidak akan mengulangi apa yang saya sampaikan dalam ceramah-ceramah itu.

Saya sudah menyampaikan 3 syarat untuk keluar dari krisis, meminta pertolongan kepada Allah, memperkuat persaudaraan ukhuwah dan bekerja keras. Masih ingat? Saya juga telah menyampaikan 3 sumber inspirasi. Satu dari kisah nabi Yusuf waktu beliau berada dalam sumur karena jarak antara sumur dan istana terlalu dekat. Masih ingat? Sumber inspirasi kedua adalah dari kisah Rasululllah SAW dalam tiga situasi satu setelah wafatnya Khadijah dan Abu Thalib dan turunnya surat adh-Dhuha wal Insyirah.

Kedua adalah peristiwa kekalahan dalam perang uhud dan serangan-serangan kepada kabilah-kabilah di sekitar Madinah 3 hari setelah kekalahan itu sebelum orang-orang kabilah-kabilah itu berfikir bahwa kaum Muslimin sudah lemah di Madinah setelah kekalahan itu. Dan yang ketiga adalah peristiwa antara Mu’tah dan Yarmuk karena itu jaraknya juga sangat dekat.

Kemudian sumber inspirasi yang ketiga adalah saya menganjurkan antum semuanya menonton film Mission Imposible IV. Sudah nonton? Mission Imposible keempat karena kita akan memasuki pemilu yang ke empat judulnya Ghost Protocol, "no plan, no backup, no choice", ada yang tambahin no problem.

Kemudian saya juga menyampaikan 3 prinsip, 3 prinsip kerja kita untuk keluar dari kemelut ini yang kemaren saya sampaikan di Jogja. Mudah-mudahan antum juga sudah mendengarkan hal ini. Saya kira kalau antum mendengarkan hal ini antum pasti mendapatkan sumber kepercayaan diri lagi, betul tidak? yang saya gambarkan ini. Tapi saya lihat ikat kepala ini kan seperti ikat kepala mau hara kiri tapi ternyata tulisannya adalah saatnya kita naik, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Apa yang kita lakukan kalau orang lain menganggap kita tidak akan sanggup naik dan kita juga mungkin punya perasaan bahwa kita tidak tahu jalannya untuk naik. Apa yang kita lakukan?

Saya ingin menyampaikan tiga hal yang harus kita lakukan untuk itu, tiga hal, angkat tangannya tiga. Tiga hal yang harus kita lakukan kalau kita menemukan satu kenyataan dimana kita ragu-ragu sendiri dan belum tahu jalannya dan orang lain di luar sana tiap hari mendoktrin kita kalau kita memang tidak mampu. Tiap hari ada saja orang yang teriak bahwa PKS tidak akan mampu untuk naik, iya kan?

Nah ikhwah sekalian, 3 hal yang harus kita lakukan ini, pertama adalah berfikirlah terus tentang tujuan yang ingin kita capai, target yang ingin kita raih baik waktu kita bangun maupun waktu kita tidur. Kalau waktu kita bangun saya kira antum semua tahu caranya kan? Kalau waktu kita tidur itu bagaimana? Salah satu teori tentang mimpi itu adalah mimpi itu adalah kesinambungan dari fikiran yang kita bawa sebelum kita tidur.

Jadi kalau satu masalah terus menerus kita fikirkan itu pasti mengikuti. Kalau antum terus menerus memikirkan target yang ingin kita capai insya Allah target itu masuk ke dalam mimpi.

Saya ingin kasih contoh satu sejarah. Waktu kaum muslimin pasukan kaum muslimin sampai mau masuk ke Qodisiyah mau masuk ke Persi mereka dihalangi oleh sungai. Orang-orang Jazirah yang datang dari gurun ini tidak tahu berenang tinggal di gurun, kuda-kuda yang mereka tunggangi itu juga tidak tahu cara berenang. Cuma ini harus dilewati. Bagaimana caranya? Akhirnya mereka bangun tenda di tepi sungai duduk-duduk dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka duduk tiap hari disitu, sungai itu dilihat-lihat ditatap-tatap terus menerus bagaimana caranya melewati sungai ini. Kudanya juga tidak berani melewati sungai itu, tapi harus dilewati. No Choice, harus dilewati tidak ada pilihan lain tapi mereka tidak tahu caranya, nah inilah yang disebut dengan ‘amaliyatul istishal kita mencari ilham dari Allah SWT. Karena yang mereka pikirkan adalah targetnya yang diujung sana maka pikiran ini terbawa di dalam mimpi mereka.

Pada hari ketiga bukan hanya satu beberapa orang diantara mereka itu bermimpi mereka melihat diri mereka berjalan di atas sungai berjalan di atas air dan mereka melihat kuda-kuda mereka bergerombolan menyebrangi sungai. Nah dari situ mereka dapat pengetahuan baru. Pengetahuan itu mengatakan bahwasannya kuda gurun yang tidak biasa berengan itu takut kalau mereka berengan sendiri tapi kalau mereka berenang ramai-ramai dia tidak takut. Maka kuda itu dijejer-jejer dibuat berbaris kemudian didorong dan kemudian ternyata mau kuda itu lalu mereka berjalan di atas kuda-kuda berenang sampai ke seberang sana. Itulah yang dimaksud oleh Allah SWT wattaqullah wa yu’allimukumullah bertakwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajarkan kepada kamu ilmu-ilmu yang baru.

Sekarang mungkin antum belum tahu caranya bagaimana kita naik, kita sudah ada di dalam sumur dan kita belum tahu caranya untuk naik, tapi pikirkan saja terus bagaimana caranya naik terus menerus. Kalau tiap hari antum ngobrol waktu makan, yang kita obrolin adalah bagaimana caranya kita naik, nanti mau tidur ngobrol lagi sama istri bagaimana caranya kita naik, besok lagi ketemu anak ngobrol lagi bagaimana caranya kita naik, semua orang antum ajak ngobrol bagaimana caranya kita naik insya Allah nanti ketemu dalam mimpi, pasti ada caranya, pasti ada caranya.

Yang kedua ikhwah sekalian, cara kedua yang harus kita lakukan kalau ada satu penghalang yang Nampak terlalu berat bagi kita dan saya kira inilah yang diasumsikan orang penghalang besar bagi PKS untuk naik itu namanya citra, iya kan? Itu yang dipikirkan orang. Antum tahu caranya bagaimana melampui penghalang seperti itu. Tebarkan kepada orang tekad yang ada di dalam diri kita bahwa kita musti melampaui ini. Jangan orang melihat di dalam diri kita keragu-raguan. Tekad itu harus menyebar, aura kemenangan itu harus kita sebarkan kepada orang sebab itulah yang menakutkan. Itu yang akan menakutkan orang.

Dalam perang kinnasrin di Palestin pasukan salib itu dilindungi oleh benteng yang sangat kuat saat itu dan tidak ada dari kaum muslimin yang melewati itu, karena tidak bisa melewati itu berbulan-bulan dikepung tidak ada hasilnya, akhirnya dilakukanlah perundingan antara Khalid dan pasukan musuh yang ada di dalam benteng itu. Waktu perundingan itu terjadi mereka memberikan air kepada Khalid yang sudah diracuni. Dan Khalid tahu bahwa air ini ada racunnya. Tapi Khalid tahu ini jugalah pintu masuknya. Jadi di depan para pendeta itu diambil air itu lalu dia baca bismillahiladzi laa yadurru ma’asmihi syai’un fil ardly wala fi sama`, dia minum air itu wajahnya merah sebentar setelah itu kembali normal. Para pendeta itu mengatakan diracun saja tidak mati tidak ada gunanya melawan orang ini akhirnya mereka menyerah.

Tekad seperti itu harus sampai kepada orang bagaimana caranya sampai, pastikan bahwa semua orang yang antum temui melihat sorotan mata singa di dalam mata antum semuanya. Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar, Allah akbar. Jangan ada orang melihat keraguan di mata antum semuanya, kalau antum punya perasaan tidak enak jangan keluar rumah supaya begitu antum keluar rumah banyak orang lihat dari mata antum hanyalah sorot mata kepastian.

Cara yang ketiga adalah membidikan sasaran tembak secara jelas, membidikan sasaran tembak secara jelas. Waktu perang gajah itu berlangsung perang qodisiyah berlangsung mereka ini tidak punya pengalaman melawan gajah. Jadi pasukan kuda maju menyerang kuda itu diinjak-injak oleh gajah. Akhirnya korban dari kaum muslimin itu banyak. Balik lagi mereka musyawarah bagaimana caranya mereka melawan gajah susah bener bukan hanya gajahnya yang besar tapi jumlahnya juga banyak, bagaimana cara berhadapan dengan gajah itu. Mereka diskusi terus komandan pasukannya adalah sa’ad bin abi waqqash sampai mereka mempelajari tentang gajah, dimana kelemahannya gajah itu.

Akhirnya mereka menemukan kelemahannya bahwa ternyata kelemahannya itu ada satu yaitu ada di matanya. Kalau kita memanah dan panah itu kena ke matanya gajah itu akan berbalik berontak dia, dia tidak akan maju dia akan balik. Nah karena mereka tahu data itu kesimpulan itu maka kaum muslimin mengambil kesimpulan bahwa yang harus maju ke medan tempur itu bukanlah pasukan berkuda yang diperlukan adalah pasukan panah. Besoknya pasukan kuda ditarik semuanya biar maju pasukan panah. Begitu gajahnya maju dipanah kena matanya, nah ngamuk itu gajah berbalik dan waktu dia berbalik yang diserang adalah tuannya sendiri, yang diserang adalah tuannya sendiri. Itulah rahasia dari kemenangan kaum muslimin didalam perang qodisiyah ini. Sekarang antum tahu bagaimana cara membuat gajah berbalik supaya menyerang tuannya sendiri? Saya mau bertanya coba ulangi antum tahu bagaimana membuat gajah menyerang tuannya sendiri? Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.

Ikhwah sekalian, setelah acara ini selesai keluarlah dari ruangan ini cari masjid yang besar tempat antum sholat ashar berjama’ah biarkan orang lain melihat bahwa ada sorot mata kepastian dari mata antum semuanya. Sekali lagi biarkan orang lain melihat ada sorot mata kepastian dari sinar mata antum semuanya dan besok-besok insya Allah mereka akan tahu, sekarang antum sudah tahu bagaimana caranya membuat gajah itu berbalik menyerang tuannya sendiri. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh