RUANG IKLAN

SILAKAN BERIKLAN DI BLOG SAYA.

Ruang Iklan

Space ini bisa Anda gunakan untuk mengiklankan produk Anda

BUKU KOMPUTER AKUNTASNSI ACCURATE ONLINE

SETUP AWAL DATA BASE- INPUT TRANSAKSI-PENYAJIAN LAPOAN KEUANGAN

Rabu, 16 Januari 2013

Berdakwah dengan Fasih dan Penuh Kelembutan


Abu Maryam
على الداعية أن يصل إلى رتبة المُبَلِّغ وأن يسعى إلى البلاغ
“Seorang da’i harus sampai pada tingkatan penyampaian yang optimal dan selalu berusaha memberikan penyampaian yang menyentuh (balagh).”
zainuddin mzDalam mengemban misi dakwah, seorang da’i layaknya seorang penjual yang tengah mempromosikan barang dagangannya. Sang penjual biasanya mengemas daganganya sedemikian rupa sehingga dapat menarik hati para pembeli. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari mencari kata-kata yang eye catching, penyajian yang menarik, hingga promosi disertai bonus-bonus yang menggiurkan, tentu saja para pembeli langsung memburu dan ‘tergila-gila’ untuk mendapatkannya.
Begitu pula dalam berdakwah, bagaimana seorang da’i juga dituntut bisa mengemas dakwah ini menjadi menarik, sehingga risalah mulia ini dapat tersampaikan dengan begitu memikat, dan umat manusia pun tertarik untuk berbondong-bondong menyambut seruan kebenaran ini. Mereka menjadi terpaku dengan keindahannya, kedamaiannya dan kelembutannya, sehingga memilih Islam sebagai lentera dalam kehidupannya di dunia.
Diantara cara dalam menjadikan dakwah ini menjadi memikat adalah dengan penyampaian yang jelas, terang, tegas dan mampu menyentuh hati para mad’u (obyek dakwah). Hal ini yang dipesankan Allah Swt. kepada para nabi dan rasul melalui firman-Nya, “Maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An-nahl: 35)
Namun ketika dakwah itu justru direspon negatif dan kaum yang didakwahi berpaling menolak kebenaran yang dibawa, maka kondisi seperti ini merupakan akhir dari usaha yang telah disampaikan secara optimal. Sebagaimana fiman Allah tentang Nabi Shaleh As.. “Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat’.” (Al-A’raf: 79)
Tuntutan kesempurnaan dalam menyampaikan isi dakwah menjadi titik tekan sendiri yang Allah sampaikan kepada para Nabi Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al-Maidah: 67)
Imam Al-Qurtubi kemudian menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan, “Hal ini merupakan pengajaran yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw., bahwa dalam menyampaikan ilmu kepada umat agar tidak menyembunyikan sesuatu apapun dari Syariat yang telah ditetapkan”. Dengan kata lain, transfer ilmu yang disampaikan harus secara menyeluruh sebagaimana yang telah diturunkan, tidak setengah-setengah apalagi ada yang disembunyikan.
Disamping itu maksud dari kata البلاغ (penyampaian) tidak sebatas hanya memberi kabar tentang kebenaran saja, atau hanya mengumumkan tentang kebenaran itu, tapi yang seharusnya dilakukan adalah bagaimana caranya agar risalah mulia yang didakwahkan ini sampai kepada seluruh umat manusia dan dapat mereka serap dengan baik.
Agar pesan dakwah itu dapat tersampaikan dengan baik ke mad’u, maka seorang da’i perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, selayaknya seorang da’i menjiwai tentang apa yang ia sampaikan kepada orang lain. Karena mustahil sesuatu yang tidak lahir dari penjiwaan yang baik yang bersumber dari kesadaran di dalam hati, akan mendapat penerimaan yang baik pula dari hati.
Rasulullah Saw bersabda: “Allah telah memberi kenikmatan wajah yang berseri-seri kepada sesorang yang mendengar sabdaku lalu ia menyadarinya, menghafalnya, dan menyampaikannya, dan telah dekat orang yang mendalami ilmu kepada yang lebih mendalaminya. Ada tiga hal yang tidak boleh terhalang dari hati seorang muslim: ikhlas beramal karena Allah, menasehati pemimpin-pemimpin kaum Muslimin, dan komitmen dengan jamaah mereka, karena dakwah senantisa membentang di belakang mereka.” (HR. Tarmidzi)
Al Khitaby dalam penjelasan hadis ini memberikan tekanan dalam dua hal, pertamanadharahyang memiliki makna kenikmatan dan wajah yang berseri-seri hadir karena pengaruh dari penyampaian seorang da’i terhadap mereka yang mendengarnya, maka dari itu para da’i disebut sebagai pemilik wajah yang cerah baik di dunia maupun di akhirat. Kedua, makna “menyadari” dalam konteks hadis di atas, berdefinisikan menghafal teksnya lalu mengamalkannya dalam kehidupan. Disamping itu juga memahami makna-makna hadis secara utuh baik periwayat dan matannya, serta memahami penjelasan isinya.

Kedua, berdakwah dengan memilah-milih kata yang mampu memikat, sehingga dapat membekas di hati para pendengar. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt., “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (An-Nisa: 63)

Inilah pentingnya bagi seorang da’i untuk gemar membaca. Karena dengan banyak membaca,  seorang da’i menjadi kaya dengan pembendaharaan kata yang banyak, sehingga kata-kata yang terucap dari lisannya dapat mengalir indah dan membekas di setiap hati para mad’u-nya.

Kata-kata yang berbobot itu paling tidak mencakup hal berikut, yaitu berisikan kabar yang menyenangkan, menakutkan, peringatan, mengingatkan, motivasi pahala serta ancaman siksa. Dengan demikian mad’u pun akan tersentuh hatinya, gembira dengan janji yang menyenangkan, dan memiliki rasa cemas akibat kesalahan yang pernah dilakukan, sehingga memohon kepada Allah agar ia dijauhkan dari ancaman siksa neraka.

Ketiga, Al Quran telah menjabarkan pentingnya menyampaikan dakwah dengan lancar tak terabata-bata dan fasih secara lisan. Sebagaimana firman Allah Swt. yang diucapkan nabi Musa As. “Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (Thaha: 27-28)
Nabi Musa dalam hal ini menyadari bahwa dengan perkataan yang fasih menjadi kunci dari membekasnya penyampaian dan kokohnya argumentasi. Imam Ar-Razy kemudian menjelaskan, bahwa para Ulama berbeda pendapat terkait alasan Nabi Musa As. meminta kepada Allah agar dilepaskan dari kekakuan lidahnya, pertama, agar tidak ada kesalahan fatal yang terjadi ketika penyampaian, kedua, mencegah agar jangan sampai para pendengarnya kemudian bubar, karena kekakuan dalam berbicara memberikan pengaruh kepada para pendengar sehingga tak lagi menarik perhatiannya, ketiga, meminta agar dimudahkan dalam penyampaian, karena Nabi Musa As. dalam hal ini tengah berhadapan dengan Fir’aun yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan, sehingga butuh jaminan kemudahan dalam berbicara. Karena kalau sudah kesulitan dalam memulai pembicaraan di awal maka akan berlanjut hingga akhir.
Keempat, yang membantu seorang da’i memiliki penyampaian yang baik dan menyentuh adalah dengan menghadirkan rekan-rekan seperjuangannya yang lain, berada disampingnya untuk saling menguatkan, sehingga dapat memberi ketenangan dan kepercayaan diri yang lebih. Ini dalam konteks personal pribadi sang da’i, namun dari sisi lain, yaitu pihak mad’u, mereka akan melihat ternyata sang da’i tidak sendirian, dan menilai dakwahnya telah memberikan dampak positif, terbukti dengan adanya para pengikut ataupun rekan yang banyak. Sehingga dapat memantapkan kepercayaan mad’u tersebut untuk kemudian mendengarkan kata demi kata yang disampaikan oleh sang da’i.
Sebagaimana firman Allah Swt. kepada Nabi Musa As., “Allah berfirman: “Kami akan membantumu dengan saudaramu” (QS. Al-Qashash: 35) dan juga dalam QS. Toha: 29-32, Allah berfirman terkait permintaa Nabi Musa As., “Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku. (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku. Dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku”
Imam Ar-Razy menafsirkan ayat ini dengan dua kesimpulan, pertama, Nabi Musa As. meminta teman dalam hal ini saudaranya, Nabi Harun As. karena merasa keterbatasan dirinya sebagai seorang hamba yang memiliki kekurangan, sehingga ia butuh teman yang dapat menguatkan, dan yang kedua, dikarenakan untuk mendakwahi agama ini dibutuhkan kekuatan do’a, sehingga ia pun memohon kepada Allah Swt. agar ia diteguhkan.
Kelima, seorang da’i hendaknya memanfaatkan segala fasilitas yang ada sebagai wasilah untuk memudahkan penjelasan risalah mulia ini kepada umat. Di era modern seperti sekarang, para da’i dituntut untuk melek teknologi, sehingga dakwah ini ditampilkan secara menarik, tidak ketinggalan zaman dan berjalan sesuai dengan sarana modern yang ada, seperti dengan internet, film, nasyid, novel, slide power point, bisa pula melalui agenda rihlah melaui tadabur alam, out bound, games dan sarana menarik lainnya.
Al Quran sendiri telah menceritakan bagaimana dakwah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. dengan menggunakan perantara alam, untuk kemudian memberikan pelajaran kepada kaumnya agar kemudian menyembah Allah Swt.
Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya: “Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku” Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: Saya tidak suka kepada yang tenggelam”.Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. Al-An’aam: 76-79)
Keenam, untuk memiliki penyampaian dakwah yang optimal, seorang da’i harus kreatif dan cerdas melihat peluang dalam setiap waktu dan kondisi. Bisa jadi obyek dakwah yang ia seru kepada jalan kebaikan, ternyata tak biasa menerima secara spontan, tapi harus pendekatan perlahan. Ada yang tak bisa didekati pada waktu siang karena sibuk, maka cerdaslah untuk memilih waktu lain. Ada yang ketika sehat begitu keras untuk menerima kebenaran, dekatilah ia di waktu sakit, mungkin hatinya bisa lebih luluh pada saat itu. Maka berseni dan cerdaslah melihat peluang dalam menyampaikan dakwah.
Sebagaimana firman Allah Swt. melalui lisan nabi Nuh As. yang termaktub dalam QS. Nuh 5-10. Terkait ayat itu Ibnu Katsir kemudian mengatakan, “kreatiflah dalam berdakwah, agar misi menyampaikan risalah mulia ini berakhir dengan kesuksesan.”
Ketujuh, agar pesan dakwah tersampaikan dengan baik, maka seorang da’i selayaknya menyampaikannya dengan penuh kelembutan (layyinan), tidak dengan cara yang keras, memaksa, apalagi kasar. Dekati mad’u dengan cara yang baik, panggil ia dengan nama yang ia sukai, perlakukan dengan penuh sopan, buat ia terpikat, sehingga apa yang disampaikan pun dapat menyentuh hatinya.
Allah Swt. telah memerintahkan Nabi Musa As. mendakwahi Fir’aun dengan cara yang lembut, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran, “Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaha: 43-44)
Dalam ayat lain Allah Swt. juga memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk berdakwah  dengan penuh hikmah, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.An-Nahl: 125)
Wallahu al Musta’an
Disarikan dari kitab “Qawaidu ad-da’wah ila Allah” karya Dr. Hamam Abdurrahim Sa’id, cetakan Dârul wafâ, Manshurah, Mesir.

Ahdaful Musyarokah: Musyarakah dalam Politik


Ustadz Hilmi Aminuddin

Sejak awal, musyarokah kita—keterlibatan kita dalam pemerintahan—sama sekali bukan ditujukan untuk kemenangan zhahir saja yang cenderung diisi dengan al-kibr dan al-kibriya’, merasa besar dan sombong.

Kita bermusyarokah untuk mencapai kemenangan sejati, yang didefinisikan oleh Imam Ahmad ibnu Hanbal:

ما لازم الحق قلوبنا

Kemenangan sejati yang paling mendasar dan substansial adalah jika kebenaran tetap bersemayam di hati kita. Tidak terkontaminasi oleh racun-racun kehidupan, tidak tergoda oleh iming-iming apapun bentuknya, yang membuat hati kita diisi oleh nilai-nilai lain selain nilai kebenaran yang bersumber dari Allah SWT.

Kemenangan sejati juga adalah jika kita berhasil menegakkan kedaulatan Allah di dalam diri kita. Berhasil menegakkan kedaulatan Allah di dalam keluarga kita. Berhasil menegakkan kedaulatan Allah di rumah kita, di bangsa kita dan di negeri kita. Sehingga orientasi hidup bangsa kita adalah mardhotllah, ridho Allah semata.

Oleh karena itu pertama-tama yang harus kita pastikan adalah ahdaful musyarokah (tujuan-tujuan musyarokah) kita. Jangan sampai berpesong sedikitpun.

Al-Musyarokah littauhiid wal binaa’ ( المشاركة للتوحيد والبناء )

Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara ini sehingga mencapai kesejahteraan, kejayaan serta kedamaian dengan bangsa-bangsa lain dalam pergaulan internasional. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Persatuan dan kesatuan bangsa ini jangan sampai dirongrong, dirusak, dicerai-beraikan oleh agenda-agenda yang diprogram dari luar yang menghendaki perpecahan. Kita harus menjadi junudullah (prajurit-prajurit Allah) terdepan dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dan negeri ini. Karena negeri ini adalah anugerah besar dari Allah—ba’da al-iman, setelah iman—yang harus kita syukuri dengan memberdayakan, menjayakan dan mengunggulkannya. Sehingga mampu memberi kontribusi positif dalam pergaulan antar bangsa dalam kehidupan global.

Al-Musyarokah littaqwiyah wat tatsbit ( المشاركة للتقوية والتثبيت )

Selain mempersatukan dan membangun, berdaya kohesif dan menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara ini, musyarokah kita juga harus berkontribusi dalam mewujudkan negara yang kuat dan kokoh. Jangan menjadi negeri yang dilecehkan dan dideskreditkan tetangga-tetangganya. Jangan menjadi negara dan bangsa yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan menjadi beban dalam pergaulan internasional.

Untuk menjadi factor taqwiyah wa tastbit, memperkuat dan mengokohkan kehidupan berbangsa dan bernegara ini, modalnya hanya satu: bersyukur! Negeri ini menghendaki para kader, pemimpin, pejuang, dan mujahid yang pandai bersyukur. Allah sudah memberikan banyak sekali karunia-Nya kepada negeri ini. Namun banyak potensi yang belum terolah, sehingga terbengkalai dan mubadzir. Bahkan banyak potensi yang diekploitasi oleh kekuatan-kekuatan asing. Ini karena kelemahan dan kebodohan kita, terjebak oleh kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok, sehingga kekayaan yang diberikan oleh Allah ini tergadaikan kepada negeri asing dengan amat sangat murah.

Kita harus waspada dan berani mengevaluasi kebijakan-kebijakan lama yang menyiksa bangsa ini. Berani mengevaluasi seluruh produk-produk konstitusi, perundang-undangan, perda-perda, perjanjian-perjanjian dengan luar negeri yang melemahkan bangsa ini, yang menjadikan bangsa ini terpuruk. Kekayaan melimpah ruah, bukan dinikmati oleh rakyat. Tapi hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu. Bahkan mengalir setiap hari ke negeri-negeri asing. Bukan dalam kerjasama yang saling menguntungkan. Tapi kerjasama yang timpang yang mengandung unsur pelecehan, penipuan, dan konspirasi kepada bangsa ini. Semua ini harus dihentikan.

Al-Musyarokah lit taghyiir wat tajdiid ( المشاركة للتغيير و التجديد )

Kita tidak ingin bangsa ini statis, jumud dan mandeg. Oleh karena itu tujuan musyarokah kita yang ketiga adalah al-musyarokah lit taghyiir wat tajdiid. Musyarokah kita, kontribusi kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah melakukan perubahan dan pembaharuan.

Setiap hari Allah SWT memberikan pelajaran kepada kita bagaimana ciptaan-ciptaannya selalu berubah dan memperbaharui diri. Selalu tumbuh dan berkembang. Lahirnya seorang anak dimulai dengan jeritan tangis yang merupakan symbol kehidupan dan mulai berfungsinya organ-organ utama tubuh, terutama paru-paru dan jantung. Mula-mula matapun tidak bisa melihat, tulang-tulangnya lembek dan lemah. Tapi dari hari ke hari kita lihat matanya semakin berbinar terang. Pertama-tama yang ia tahu hanya ibunya. Kemudian akhirnya mulai bisa tahu ayahnya. Berkembang mulai bisa membedakan warna dan ukuran-ukuran. Bahkan membedakan manfaat-manfaat. Dan mulai bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak.

Kita lihat pertumbuhan biji-bijian. Biji-biji mulai terbelah merekah, memunculkan tumbuhan kecil. Lalu akarnya menghunjam ke tanah secara bertahap. Sementara batang pohonnya mulai tumbuh berkembang. Berdahan rindang, berdaun hijau, akhirnya berbuah menjadi bermanfaat. Seluruhnya adalah merupakan at-taghyiir wat tajdiid.

Daun-daun yang sudah tua, menguning dan rontok. Tumbuhlah daun-daun muda berkembang menghijau. At-taghyiir wat tajdiid adalah sunnatullah. Kalau bangsa ini tidak mau berubah, statis, dan mandeg, berarti bangsa ini melawan sunnatullah. Kita kader-kader dakwah harus mendorong agar bangsa ini mengikuti sunnatullah. Mengikuti fitrahnya yaitu fitrah perubahan dan pembaharuan.

Semuanya harus berubah, mustahil tidak berubah. Jika tidak mau berubah, dia akan menjadi korban perubahan. Akan digilas oleh perubahan. Makanya kalau kita tidak mau menjadi korban perubahan, kita harus menjadi pelopor perubahan dan pembaharuan.

Semangat perubahan dan pembaharuan adalah bagian penting dari gerakan dakwah. Dari sejak awal dalam manhaj takwiniyah kita tekankan bahwa harakatud dakwah (gerakan dakwah) adalah harakatut taghyiir (gerakan perubahan) dan harakatut tajdiid (gerakan pembaharuan). Kader-kader dakwah harus menjadi :

رُوْحٌ جَدِيْدَةٌ تَسْرِي فِي جَسَدِ الأُمَّةِ

Menjadi jiwa, semangat, moral baru, dan kekuatan baru yang mengalir di tubuh umat ini. Kita harus menjadi innovator perubahan dan pembaharuan di segala sector kehidupan. Jangan sampai bangsa ini tertinggal akibat segan berubah karena malas. Atau bahkan takut berubah, akibat mempertahankan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan-kepentingan kelompok/golongan. Karena perubahan dan pembaharuan berarti dinamisasi. Perubahan dan pembaharuan berarti repositioning segenap potensi bangsa.

Dengan musyarokah ini kita melakukan redinamisasi repositioning kita; politik, social, financial, budaya, sains dan teknologi. Kita harus mencapai posisi-posisi baru yang lebih maju, berdaya guna, dan berdaya saing. Juga lebih memberikan manfaat, bukan saja kepada bangsa ini, tapi juga bermanfaat kepada kemanusiaan. Karena bangsa muslim ini mengemban misi utama rahmatan lil’alamin.

Al-Musyarokah lil ishlah wal ihsan ( المشاركة للإصلاح والإحسان )

Karena kita mengemban misi rahmatan lil’alamin, maka musyarokah pun tujuannya adalah berkontribusi untuk selalu ishlah (melakukan reformasi). Ishlah berarti perbaikan dan selalu mengajak damai.

Musyarokah lil ishlah wal ihsan baru bisa kita gulirkan, kalau kita professional. Mempunyai kafaah muntijah (kesalehan kompetensi dan kemampuan produktif ) dan kafaah ijaabiyah (potensi dan kompentensi yang positif).

Kader-kader kita harus menjadi kader-kader unggulan di tengah-tengah pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tafawwuq ma’nawiy berbasiskan tafawwuq iimaniiy, keunggulan moral berbasiskan keunggulan iman. Tafawwuq fikri berbasiskan tafawwuq ‘ilmi, keunggulan idealisme berdasarkan keunggulan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Begitu juga tafawwuq ‘amaliy berdasarkan tafawwuq manhajiy, keunggulan dalam aktivitas berdasarkan keunggulan metode kerja. Sehingga seluruh lapisan masyarakat mendapatkan sentuhan ishlah wal ihsan dari kita. Seluruh lapisan masyarakat, segenap komponen bangsa, lintas partai, lintas ormas, lintas agama, lintas keyakinan, lintas suku, lintas pulau-pulau yang bertebaran beribu-ribu ini merasakan khuthuwat ishlahiyah dan khuthuwaat ihsaniyah kita.

Al-Musyarokah lit taqwiim wat tasydiid ( المشاركة للتقويم والتسديد )

Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam meluruskan dan mengakuratkan tujuan hidup dan perjuangan bangsa ini. Agar bangsa ini tidak menyimpang dari tujuan utamanya.

Allah memerintahkan kepada kita agar kita lurus, sesuai dengan fitrah diciptakannya.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (الروم : ٣٠

Tidak ada bangsa atau umat atau bahkan makhluk yang bisa hidup baik, tenang, tentram dan sejahtera kecuali harus lurus dalam fitrahnya. Nilai-nilai fitrah ini adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Al-Qur’an mengokohkannya dengan nilai-nilai syar’iyyah.

Sebagai kader dakwah kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan berbagai penyimpangan, penyimpangan diri dan penyimpangan di tengah-tengah umat dan bangsa ini. Kita harus menjadi unsur muqawwim (yang meluruskan) wat tasdiid (mengarahkan) agar bangsa ini jangan disorientasi.

Seluruh kader dakwah ini harus berusaha dan mampu mengkonsolidasi, mengkoordinasi, dan memobilisasi seluruh potensi positif konstruktif di dalam bangsa ini. Siapapun mereka, partai apapun mereka, ormas apapun mereka dan agama apapun mereka, suku bangsa apapun mereka. Penghuni pulau manapun mereka. Kita harus mampu melihat potensi positif dan konstruktif untuk membangun bangsa ini mencapai kesejahteraan, kedamaian dan kejayaannya.

Selain itu kita harus selalu berupaya untuk mempersempit ruang gerak, perilaku, dan peran potensi negative destruktif. Agar kehidupan berbangsa dan bernegara ini tidak terprovokasi, terpecah belah, terlemahkan, terkecoh , tergadaikan, bahkan terjual oleh potensi negative destruktif itu. Sehingga kehidupan bangsa kita tetap bersatu, damai, tentram dan bersemangat untuk kerja keras mencapai tujuan-tujuan nasional, yaitu menjadi bangsa dan Negara yang diridhai oleh Allah SWT.

Sejak awal, ikhwan dan akhwat digembleng diantaranya untuk misi amar ma’ruf nahi munkar. Dalam musyarokah lit taqwiim wat tasdiid inilah peran amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan dimanapun antum berada. Apakah di lembaga legislative, lembaga eksekutif atau yudikatif. Dalam mengelola jama’ah, kehidupan bermasyarakat, lembaga-lembaga social, pendidikan, kebudayaan, dan perekonomian. Tetap taqwim dan tasdiid adalah merupakan refleksi dari misi amar ma’ruf nahi munkar kita.


*)http://al-intima.com/taujih-ust-hilmi-aminuddin/ahdaful-musyarokah

Taujih Presiden PKS pada Temu Kader PKS Aceh | Safari Dakwah PKS

Www.pkspiyungan.org

Selasa, 15 Januari 2013 


Oleh: Faidul Hidayati Siska Ginting

Hari ini bahagia benar-benar melingkupi rongga dada. Bertemu sesama ikhwah memang selalu mampu meniup bara. Benarlah ungkapan yang menyatakan bahwa orang sholih dapat menularkan kesholihannya meski hanya dengan bertatap muka. Orang sholih itu adalah ketika kamu melihatnya maka kamu mengingat Allah.

Apa yang dirasakan Zainab Al-Ghazali ketika dipenjara dalam ruang teramat sempit di Mesir, tadi kurasakan juga, meski tak sampai seujung kuku. Jika Zainab merasa bertambah imannya ketika mendengar suara bersin yang diyakininya adalah suara bersin Sayid Quthb, maka tadi aku pun merasakannya. Bahagia benar-benar membuncah saat bisa menatap salah satu qiyadah Indonesia, Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq. Bertambah sumringah saat di belakang beliau turut pulaUstadz Tifatul Sembiring dan Ustadz Chairul Anwar (yang membuat saya bertekad harus membuat buku tentang sejarah dakwah).

Subhanallah, walhamdulillah, Allahu akbar.. semangat bertambah berlipat-lipat, pikiran menjadi lebih terang dan hati pun bahagia sekali. Padahal saat itu baru sampai tahap melihat beliau berjalan di depan mata, belum berkata apa-apa...subhanallah. Rasa-rasanya ingin kuserap sebanyak mungkin energi positif yang mereka pancarkan. Menyedot banyak-banyak semangat yang mereka tularkan. Maka saya pun tulis ulang beberapa taujih dari Ustadz Luthfi dan Pak Tif…

Ustadz Luthfi mengingatkan bahwa kita tidak boleh mendikotomikan antara Ishlahul mujtama' dan ishlahul hukumah. Tidak ada dikotomi dalam dakwah. Rasulullah dan para sahabat ra pun tidak pernah mendikotomikan dakwah. 

Mari kita renungi kembali sirah Rasulullah saw. Habibullah dan sahabat-sahabatnya mengajak tiap pimpinan Negara untuk berislam. Jika raja/kisra/pimpinan itu menolak, maka diminta untuk membebaskan yang tertindas di negeri tersebut. Jika ditolak juga, barulah setelahnya pengumuman perang dikumandangkan. 

Setelah itu siapakah yang ditunjuk Rasulullah saw sebagai pemimpin? Tentu saja para da'i-da'i terbaiknya, binaan-binaannya yang tangguh. Pemimpin yang memahami Islam secara kaffah. Artinya sangat tidak tepat jika kita menganggap da'i tidak boleh menjadi pemimpin negeri.

Jika kita sudah menyadari bahwa dakwah kita juga mengikuti dakwah Rasulullah. Kita meyakini bahwa yang kita lakukan selama ini adalah upaya-upaya kita mencontoh Habibullah. Harus yakin betul bahwa kita adalah kelompok yang berusaha keras menjadi sholih dan mensholihkan orang lain. Ada beberapa ketentuan yang harus kita yakini;

1. Dalam berkompetisi kita harus yakin bahwa tiada kemenangan kecuali kemenangan yang murni datang dari Allah. Tidak boleh bercampur-campur keyakinan ini. Tidak boleh ada keraguan. Jika kita masih berpikir kemenangan itu ada campur tangan lain, maka Allah akan cabut kemenangan itu. Bukti keyakinan kita yang tiada bercampur itu adalah adanyata'yid robbani. Karena kita sadar kemenangan itu datang dari Allah, maka kita pun terus mendekat kepadaNya.

2. Kita harus yakin bahwa Alah akan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang murni tujuannya untuk menegakkan kalimat Allah. Murni iqamatillah. Jika ada bisikan-bisikan lain dalam tiap usaha dakwah kita. Jika ada bersitan-bersitan kepentingan lain dalam dakwah kita. Mohon ampunlah. Jangan sampai kita mengikuti rayuan dunia itu sehingga Allah meng-exclude kan kita dari panggung dakwah. Karena kita tahu betul bahwa Allah akan tetap menangkan dakwah, dengan atau tanpa kita. Untuk memurnikan niat dalam berdakwah ini, dibutuhkan azzam dan himmah yang kuat. Biar godaan-godaan itu tidak melemahkan. Agar kita tidak dikeluarkan Allah dari panggung dakwah maka kita harus benar-benar berjuang dengan segala potensi yang kita miliki. Laksanakan sa'yul basari. Penuhi faktor-faktor kemenangan secara duniawi. Jika poin pertama kita tingkatkan kualitas hubungan dengan Allah. Maka poin ini kita juga harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas upaya dakwah kita. Lejitkan potensi kita untuk kemaslahatan dakwah.

3. Yakinlah akan datang pertolongan Allah. Allah telah berjanji akan menolong orang-orang yang menolong agamaNya. Kita juga harus ingat bahwa dosa-dosa pribadi kita bisa saja menyebabkan tertundanya pertolongan Allah. Contoh misalnya penyakit ujub. Padahal di hadist qudsi Allah berkata dengan jelas bahwa kebesaran dan kesombongan itu adalah pakaian Allah. Barangsiapa yang sombong maka akan dihinakan Allah. Jika tawadhu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Siapa yang lembut dalam bermuamalah maka akan banyak pengikutnya.

Kesombongan selalu membawa kehancuran. Lihat saja Belanda yang sangat pongah sampai-sampai berani berkata,'jika negeri lain adalah negeri yang diciptakan Tuhan, tapi kami menciptakan negeri kami sendiri. Kami yang mengatur air di lautan hingga bisa ditinggali. Kami membangun dam. Tiada andil Tuhan dalam negeri kami.' Maka Allah pun membuat Belanda banjir besar di akhir abad 20.

Maka ikhwah penuhi saja poin satu dan dua, maka poin ketiga akan menyertai. Ikuti sunnah robbaniyah dengan mendekatkan diri pada Allah dan penuhi juga sunnah kauniyyah dengan melejitkan potensi dan mujahadah dakwah, maka pertolongan Allah akan datang segera. Contoh Ibrahim as yang diminta membangun Ka'bah di gurun tak berpenghuni Mekkah. Lalu Allah pun memerintah agar Ibrahim menyeru orang-orang untuk mengunjungi Ka'bah. Ibrahim sebenarnya bingung, kepada siapa ia akan menyeru padahal lembah itu berpenghuni pun tidak. Tapi Allah berkata, serukan saja hai Ibrahim. Dan kini kita pun menjadi saksi betapa ramainya Ka'bah jika musim haji tiba.

Maka ikhwah, laksanakanlah segala perintah, dekatkan diri pada Allah, bekerja terus saja, masalah kekurangan dan kesulitan, biar Allah yang menambahkan dan memudahkan. Saat kita terus sa'yun basari, melakukan segala perintah dengan bermujahadah, maka insya Allah orisinalitas dakwah akan terjaga.

Orang-orang banyak berbisik meragukan dakwah kita dengan melihat kejadian di Jakarta. Apa kita tidak mempelajari sirah, bukankah Rasul saw juga tidak selalu menang dalam peperangan? Ada masa beliau kalah, dicaci-maki, dilempari kotoran, dilempari batu hingga berdarah-darah. Saat dakwah di Thaif misalnya yang begitu memilukan hati. Namun kejadian itu bukan melemahkan Rasulullah, tapi justru menguatkan. Membuat Muhammad saw semakin mendekat memohon kekuatan pada Allah swt. "Allah, aku tidak peduli apa yang terjadi padaku. Apakah aku akan dihajar musuh atau kembali pada kerabat. Aku tidak peduli apapun yang terjadi. Asal jangan Engkau murka padaku." Begitu Rasulullah saw curhat kepada Allah.

Jadi konsolidasi pertama yang harus kita bangun adalah konsolidasi kepada Allah. Koalisi kepada Allah haruslah mendahului koalisi-koalisi lain. selalu minta kekuatan dan petunjuk kepadaNya. Karena hanya Alah tempat berpegangan yang paling kuat.

"Siapa yang bersandar pada ketokohan, ia akan hancur. Siapa yang bersandar pada harta maka ia akan kekurangan. Siapa yang bersandar pada akal, maka ia akan sesat." Maka jelaslah hanya Allah tempat kita berpegang teguh.

Konsolidasi selanjutnya adalah konsolidasi ikhwah. Jangan pernah nodai ukhuwah. Jangan su'udzon terhadap saudara kita. Hak minimal yang harus kita penuhi terhadap ikhwah adalah senantiasa husnuzhan kepadanya. Ingatlah ikhwah, menodai ukhuwah bisa jadi membuat Allah palingkan kemenangan. Jangan pernah izinkan hati untuk iri dengki apalagi sakit hati kepada saudara sendiri.

Kita itu jundullah. Tentara Allah. Tentara itu, rijal itu, tahan banting. Kalau dibanting ia jatuh, namun bangkit lagi dan bisa membanting. Rijal itu tahan banting, bisa membanting, tidak akan pernah berubah aqidah, tidak akan merubah fikrah dan tidak juga merubah akhlakul karimah. Dengan siapa pun ia berbaur. Jadi tidak perlu khawatir. Apa guna tarbiyah bertahun-tahun jika digoda sedikit saja sudah berubah fikrah. Masa iya berbaur sedikit saja akhlak terpuji pun dilupa.

Ingat surat Al-Fath bahwa kemenangan nyata itu disebabkan konsolidasi kita dengan Allah. Kalaupun masih ada kurang-kurang, banyak-banyaklah beristighfar, biar Allah yang menyempurnakan. Jika kita bisa dengan baik berkonsolidasi dengan Allah dan ikhwah, maka dengan siapa pun kita bisa mewarnai dengan nilai-nilai dakwah.

Allahummanshur dakwatana wa baligh ukhuwatana Yaa Allah..
Allah, jadikan kami orang-orang yang menepati janji...
Jadikan kami orang-orang yang selalu berkontribusi sebaik yang kami mampu...
Jadikan kami orang-orang yang segera memuhasabah lalu memperbaiki diri.hingga kami pantas mengemban risalah ini. Menjadi rahilah-rahilah-Mu, yang selalu meringankan beban bukan malah menambah. Biar kami bisa selalu menjadi jundiMu yang berarti, bukan sekadar menambah deretan nama tanpa kontribusi.


Nangro Aceh Darussalam, Januari 2013

Faidul Hidayati Siska Ginting

LATIHAN UJIAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI SMK

Ujian nasional selangkah lagi, sudahkan kamu siap? Menguatkan ketaatan kepada Allah, terus berikhtiar berlatih dan berlatih adalah langkah penting bagi yang ingin sukses ujian nasional. Kali ini saya berbagi untuk anak-anak SMK KK Akuntansi beberapa soal teori produktif.

Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs, SMK dan SMA

Ujian Nasional di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tetap dilaksanakan di tahun 2013. Kegiatan tahunan untuk mengukur / pemetaan pendidikan khususnya di tingkat SMK kembali digelar dengan alasan tetap diperlukan. Seperti halnya UN SMK tahun 2012, Pemerintah menguji siswa kelas XII SMK dengan ujian nasional yang meliputi bidang studi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Teori Kejuruan, dan Praktek Kejuruan yang diselenggarakan secara non tertulis. Untuk persiapan ujian nasional tersebut, materi kisi-kisi UN 2013 yang telah dipublikasikan perlu kiranya diunduh dari situs ujian nasional. Selain, kisi-kisi UN SMK, kisi-kisi Ujian Nasional 2013 juga meliputi jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SDLB, dan SMPLB yang dibuat dan dipublikasikan berdasar pada peraturan BSNP No. 0019/P/BSNP/XI/2012 tentang Kisi-kisi Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2012/2013

Ujian Nasional tinggal beberapa bulan lagi, sudahkah anda memiliki kisi-kisinya? Jika Belum silakan Download di sini untuk INDOME SMK. 
Sedangkan SKL/kisi-kisi untuk SMP/MTs, SMA/SMK (Gabungan) silakan download di sini.
Untuk Ujian  produktif silakan download
  1. Ujian Praktik Produktif Akuntansi
  2. Ujian Teori Produktif Akuntansi
  3. Ujian Praktik Kejuruan Administrasi Perkantoran
  4. Ujian Teori Kejuruan Administrasi Perkantoran
  5. Ujian Praktik Kejuruan Pemasaran
  6. Ujian Teori Kejuruan Pemasaran
  7. Ujian Praktik Kejuruan UJP
  8. Ujian Teori Kejuruan UJP

Selasa, 15 Januari 2013

Kewajiban Hukum Auditor di Indonesia


Regulasi Terhadap Auditor di Indonesia
Regulasi yang diterapkan terhadap auditor Indonesia saat ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Regulasi oleh Pemerintah, antara lain:
  • Gelar Akuntan (UU Nomor 34 Tahun 1954)
  • Penyelenggaraan Pendidikan Profesi (Kepmen Nomor 179/U/2001)
  • Register Negara (Kepmen Nomor 331/KMK/017/1999)
  • Pemberian Jasa (Kepmen Nomor 426/KMK.06/2002 dan Nomor 359/KMK.06/2003)
  • Undang-Undang Akuntan Publik (rancangan)
  • Regulasi oleh Badan Pemerintah lainnya, seperti otoritas pasar modal, Bank Sentral dan lain-lain.

 Regulasi oleh Organisasi Profesi Akuntan, antara lain:
  1. Standar Akuntansi
  2. Standar Audit
  3. Kode Etik Profesi


Self Regulation dan Expectation Gap

Self Regulation  (Regulasi Diri)
Regulasi diri adalah suatu sistem dari pribadi sadar seseorang. Misalkan seorang dokter dapat saja memberikan obat pada seorang pasien, dan memberikan nasihat-nasihat yang harus ia lakukan dalam proses penyembuhan. Oleh karena itu, pasien dengan bebas memonitor perilakunya dan mengevaluasi perilaku apa saja yang dapat memberikan pengaruh pada kesehatannya.

Teori Regulasi Yang Relevan untuk Akuntansi dan Audit
  1. Teori Efisiensi Pasar. Teori ini berpendapat bahwa pasar mencapai fungsinya yang terbaik tanpa campur tangan pemerintah.
  2. Teori Perwakilan (Keagenan). Teori ini berkosentrasi pada kepercayaan pada satu orang. Principal: seseorang yang mempercayakan sesuatu kepada agen agar tujuan dari principal tersebut tercapai.
  3. Teori Regulasi/Peraturan. Perekonomian terpusat adalah alasan dalam melindungi kepentingan umum. Dalam teori ini legislatif membuat aturan untuk melindungi pengguna laporan keuangan dengan meningkatkan kinerja ekonomi.

Teori regulasi terdiri dari:
Teori Kepentingan Kelompok
meskipun pada faktanya peraturan dibuat untuk menjaga kepentingan umum pengguna, tujuan ini tidak bisa dicapai karena dalam proses pembuatannya pembuat peraturan mendominasi peraturan tersebut karena dibuat dari beberapa sudut pandang entitas yang paling banyak mempengaruhi legislatif
Teori kepentingan pribadi/individu
mengatakan bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan diantara kekuatan politik dari kelompok berkepentingan. kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi sang Permintaan/demand dan legislatif sebagai supply.
Teori Kepentingan Umum

Penerapan teori-teori Regulasi dalam Akuntansi dan Audit

Penerapan teori kepentingan umum.
Sarbox (sarbanes-oxley action) dibuat untuk kepentingan umum, proteksi yang terbaik pada pasar uang sehubungan perilaku masa lalu perusahaan.

Penerapan teori kepentingan kelompok.
Pada dasarnya profesi akuntansi membutuhkan pengesahan standard akutansi yang bisa dicapai hanya dengan standard yang dimilikinya mempunyai kekuatan hukum yang didukung oleh legislative.

Penerapan Teori Kepentingan Individu.
Batasan pada teori peraturan ini adalah tidak terdapat hubungan mutual secara ekslusif, suatu kejadian yang diterangkan dengan satu teori mungkin bisa diterangkan sama baiknya menggunakan teori yang lain.


Tanggung Jawab Profesi Auditor


Menurut PSA No.02 Seksi 110, auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
Auditor tidak menjamin kebenaran atas suatu laporan keuangan, namun Auditor bertanggung jawab dalam melaksanakan audit sesuai aturan yang berlaku umum / GAAS yaitu :
  1. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah saji material
  2. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum yang material.
  3. Kekeliruan/ salah saji ada dua macam yaitu :
  4. Errors adalah kekeliruan salah saji yang tidak disengaja.
  5. Irregularities adalah kesalahan yang disengaja seperti kecurangan manajemen dan kecurangan pegawai atau penggelapan.


Asersi Manajemen
Merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang transaksi dan akun dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terdiri dari :
  1. Keberadaan atau keterjadian
  2. Kelengkapan
  3. Hak dan Kewajiban
  4. Penilaian dan Alokasi
  5. Penyajian dan Pengungkapan


Jenis-Jenis Audit

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut. Dibawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit menurut ahli

Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:
  1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
  2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.

Masih menurut sumber yang sama, menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:
  1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
  2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
  3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
  4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).


Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi 4 yaitu:
  1. Auditor Ekstern ; Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
  2. Auditor Intern ; Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.
  3. Auditor Pajak ; Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undangundang perpajakan yang berlaku.
  4. Auditor Pemerintah ; Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).


Materi Auditing: Pengertian Audit dan Jasa Audit


PENGERTIAN AUDIT DAN JASA AUDIT

A.      Pengertian Audit

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

B.      Jasa Atestasi

Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
1.       Audit atas laporan keuangan historis.
2.       Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
3.       Telaah (review) laporan keuangan historis.
4.       Jasa atestasi mengenai teknologi informasi.
5.       Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan.

1.       Audit atas Laporan Keuangan Historis. Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh KAP.
2.       Atestasi Mengenai Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan. Di Amerika Serikat, untuk sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.
3.       Telaah (Review) atas Laporan Keuangan Historis. Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan.
4.       Jasa Atestasi Mengenai Teknologi Informasi. Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet dan perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-jenis assurance ini. Banyak fungsi bisnis, seperti pemesanan dan pembayaran, sekarang dilakukan melalui Internet atau secara langsung antarkomputer dengan menggunakan electronic data interchange (EDI). Oleh karena transaksi dan informasi dipakai bersama secara online dan real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang lebih tinggi lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan yang melindunginya. WebTrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan assurance ini.
5.       Jasa Atestasi Lain. Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya. Dalam setiap kasus, organisasi yang diaudit harus menyediakan sebuah asersi sebelum akuntan dapat memberikan atestasi. Sebagai contoh, apabila bank meminjamkan uang kepada suatu perusahaan, maka perjanjian pinjaman itu mungkin mengharuskan perusahaan menugaskan seorang akuntan untuk memberikan kepastian tentang ketaatan perusahaan pada ketentuan keuangan menyangkut pinjaman itu.
C.     Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Individu-individu yang bertanggung jawab membuat keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar keputusannya.

D.     Tujuan audit

1.         Menurut Arens
Tujuan audit laporan keuangan adalah agar auditor dapat memberikan opininya bahwa laporan keuangan tidak terdapat kesalahan material dan telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum.

2.       PSA No. 02
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Tujuan audit dimaksudkan sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan.
Tujuan audit tersebut dapat dibedakan menjadi :
·         Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi serta posting dan perkiraan .
·         Tujuan audit khusus transaksi. Menerapkan tujuan umum pada kelompok transaksi/ siklus.
3.       Jasa Audit
1.       Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan criteria yang talah dotetapkan yaitu : prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP).
2.       Audit Kepatuhan (Compliance Audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam audit ini dapat berasal dari berbagai sumber contohnya : menajemen dapat mengeluarkan kebijakan atau ketentuan yang berkenaan dengan kondisi kerja, partisipasi dalam program pensiun. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagin besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi seperti Dirjen Pajak ingin menentukan apakah individu atau organisasi telah menaati persyarannya, auditor dipekerjakan oleh organisasi yang mengeluarkan persyaran tersebut.
3.       Audit Operasional (Operational Audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Dalam audit operasional, Review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi computer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain dimana auditor mengausainya. Oleh karena itu banyanya bidang yang efektivitas operasionalya dapat dievaluasi, tidak meungkin menggambarkan karateristik peaksanaan audit operasional yang tipikal.
4.       Kebutuhan akan Auditing
Jasa auditing yang digunakan di kalangan pengusaha, pemerintah, dan lainlain pada hakikatnya adalah untuk mengurangi risiko informasi antara dua pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini adalah manajemen sebagai pembuat laporan dan user sebagai pemakai laporan. Hal ini karena semakin kompleksnya kondisi masyarakat yang memungkinkan para pengambil keputusan akan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan. Pada umumnya hal ini disebabkan:
·         Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasi .
·         Sikap memihak dan motif lain yang melatarbelakangi pemberian informasi.
·         Data yang berlebihan
·         Transaksi pertukaran yang kompleks
Untuk menanggulangi risiko informasi tersebut ada tiga cara yang dapat dilaksanakan :
·         Verifikasi Informasi oleh pihak pemakai
·         Pemakai menanggung risiko informasi bersama-sama dengan manajemen .
·         Dilakukan audit atas Laporan Keuangan .

Amin Rais: Islam Liberal= Musibah yang Perlu Diratapi


Tokoh senior Muhammadiyah, Prof. Dr. M. Amien Rais membuat pernyataan yang mengagetkan bagi banyak kaum liberal di Indonesia dalam wawancara dengan Majalah Tabligh terbitan Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah, edisi Maret 2010.



Pertanyaan:
Sepertinya aliran pluralisme itu sudah masuk ke kalangan muda Muhammadiyah, pendapat Anda?

Prof. Dr. M. Amien Rais:
Kalau sampai aliran pluralisme masuk ke kalangan muda Muhammadiyah, ini musibah yang perlu diratapi. Oleh karena itu, saya menganjurkan sebelum mereka membaca buku-buku profesor dari Amerika dan Eropa, bacalah Al-Quran terlebih dahulu.

Saya sendiri yang sudah tua begini, 66 tahun, sebelum saya membaca buku-buku Barat, baca Al-Quran dulu. Karena orang yang sudah baca Al-Quran, dia akan sampai pada kesimpulan bahwa berbagai ideologi yang ditawarkan oleh manusia seperti mainan anak-anak yang tidak berbobot.

Jika meminjam istilah Sayyid Quthb, seorang yang duduk di bawah perlindungan Al-Quran ibarat sedang duduk di bukit yang tinggi, kemudian melihat anak-anak sedang bermain-main dengan mainannya. Orang yang sudah paham Al-Quran akan bisa merasakan bahwa ideologi yang sifatnya man-made, buatan manusia, itu hanya lucu-lucuan saja. Hanya menghibur diri sesaat, untuk memenuhi kehausan intelektual ala kadarnya. Setelah itu bingung lagi. 

Diambil dari Suara KeadilanPak

Senin, 14 Januari 2013

Jasa Ikhwanul Muslimin terhadap kemerdekaan Republik Indonesia


Pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM), Hasan Al Banna ternyata pernah menjadi anggota Panitia Pembela Kemerdekaan Indonesia di Mesir. Atas desakan IM, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI. Dengan demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara berdaulat bagi RI.

)I(

Kota pelabuhan Iskandariyah pertengah Juli 1945. Jam kayu di sebuah penginapan murah di kota pelabuhan Mesir telah menunjuk angka 22.00 waktu setempat. Di satu ruangan yang tak seberapa besar, empat-puluhan kelasi kapal berkebangsaan Indonesia berkumpul. Sejumlah mahasiswa Indonesia yang tengah studi di Mesir terlihat memimpin rapat.

Beda dengan pertemuan sebelumnya, malam itu atmosfir rapat terasa agak emosional! Para kelasi Indonesia yang bekerja di berbagai kapal asing yang tengah merapat di Iskandariyah, Port Said, dan Suez itu banyak yang yakin, jihad fii sabilillah yang tengah digelorakan banga Indonesia melawan penjajah belanda dalam waktu dekat akan sampai pada puncaknya.

Muhammad Zein Hassan, salah seorang mahasiswa Indonesia yang hadir, berpesan pada para kelasi agar mulai menabung. “Di saat terjadinya jihad, mereka sebaiknya meninggalkan kapal-kapal sekutu agar tidak menodai perjuangan.”

Sambutan para kelasi yang dalam kesehariannya jauh dari tuntunan agama itu sungguh mengharukan. Mereka dengan sepenuh hati menyanggupi hal tersebut. “Jika fatwa sudah turun, kami akan mematuhi,” ujar salah seorang dari mereka.

Tak terasa, jam telah berada di angka satu. Acara ditutup dengan sumpah setia dengan perjuangan bangsanya yang nun jauh di seberang lautan. Seluruh peserta mengangkat tangan kanan dan dikepalkan. Dengan menyebut nama Allah SWT, mereka bertekad akan membantu dengan sekuat tenaga jihad fii sabilillah yang akan digelorakan bangsanya dalam waktu dekat ini.

Sumpah para kelasi tersebut tidak main-main. Terbukti di kemudian hari, dua bulan setelah proklamasi dibacakan Soekarno-Hatta, dua orang kelasi Indonesia tiba di Kairo dengan berjalan kaki dari Tunisia.

“Saat kami tanya mengapa berjalan kaki sejauh itu, mereka menjawab bahwa mereka menerima fatwa yang dibawa teman-teman mereka dari Indonesia. Fatwa itu menyatakan haram hukumnya bekerja dengan orang kafir yang memerangi kaum Muslimin,” ujar Zein Hassan.

Walau tidak punya cukup uang, dua orang kelasi itu segera meninggalkan kapal sekutu tempatnya bekerja dan berjalan kaki menuju Mesir, karena di Mesir-lah berada banyak orang sebangsanya.

Di Mesir sendiri kala itu tengah berkembang sikap antipati terhadap penjajahan Inggris. Sikap non kooperatif terhadap penjajah Inggris ini dicetuskan oleh organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang mendapat sambutan luar biasa dari rakyat Mesir.

Sebagai gerakan dakwah yang menembus sekat geografis, Al-Ikhwan Al-Muslimun telah memiliki “jaringan iman” dengan berbagai gerakan Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sebab itu, ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Sekutu dengan sekuat tenaga memblock-out berita ini masuk ke Timur Tengah. Dikhawatirkan jika kemerdekaan Indonesia sampai didengar umat Islam di sana, ini bisa menjadi inspirasi bagi gerakan serupa di Timur Tengah.

Serapat-rapatnya sekutu menutup informasi ini, akhirnya pada awal September 1945, sebulan setelah kemerdekaan Indonesia dibacakan, berita ini sampai juga ke Mesir.

Mansur Abu Makarim, seorang informan Indonesia yang bekerja di Kedutaan Belanda di Kairo, membaca berita kemerdekaan Indonesia dalam suatu artikel di majalah Vrij Nederland. Bagai angin berhembus, berita ini dengan cepat menyebar ke Dunia Islam.

Koran dan radio Mesir memuat berita kemerdekaan RI dengan gegap gempita. Para penyiar dengan penuh semangat mengatakan bahwa inilah awal kebangkitan Dunia Islam melawan penjajahan Barat.

Di Mesir saat itu, seorang Arab hanya dihargai sepuluh pound Mesir jika dibunuh atau dilindas kendaraan militer Sekutu tanpa hak mengadu atau menggugat. Sebab itu, proklamasi kemerdekaan sebuah negeri Muslim terbesar di dunia ini disambut dengan luapan kebahagiaan.

Di sejumlah kota, Al-Ikhwan Al-Muslimun segera menggelar munashoroh besar-besaran mendukung penuh kemerdekaan Indonesia. Ini dijadikannya momentum momentum yang bagus untuk memerdekakan Mesir dari Inggris.

Bukan itu saja, sejumlah ulama di Mesir dan Dunia Arab dengan inisiatif sendiri membentuk “Lajnatud Difa’i’an Indonesia” (Panitia Pembela Indonesia). Badan ini dideklarasikan pada 16 Oktober 1945 di Gedung Pusat Perhimpunan Pemuda Islam dengan Jendral Saleh Harb Pasya sebagai pimpinan pertemuan.

Hadir dalam acara itu antara lain Syaikh Hasan Al Banna dan Prof. Taufiq Syawi dari Al-Ikhwan Al-Muslimun, Pemimpin Palestina Muhammad Ali Taher, dan Sekjen Liga Arab Dr. Salahuddin Pasya.

Dalam pertemuan yang semata didasari ukhuwah Islamiyah, pakar hukum internasional Dr. M. Salahuddin Pasya menyerukan negara-negara Islam untuk sesegera mungkin mendukung, membantu, dan mengakui kemerdekaan RI. Selain itu, Panitia Pembela Indonesia juga mengancam Inggris agar tidak membantu Belanda kembali ke Indonesia.

“Jika Inggris membantu Belanda untuk kembali ke Indonesia, maka Inggris akan menuai kemarahan Dunia Islam di Timur Tengah!” ancam Salahuddin Pasya..
Sejarah telah menulis, Inggris tetap membela “kawan seakidah” bernama Belanda. Pasukan NICA membonceng Sekutu kembali ke Indonesia.

Pada 25 Oktober 1945, sejumlah ulama NU pimpinan KH. Wahid Hasyim bertemu dan mengeluarkan fatwa jihad fii sabilillah melawan penjajah. Fatwa ini bergema ke seluruh nusantara dan disambut dengan gegap gempita.

Fatwa jihad inilah yang melatarbelakangi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya (hingga kini 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan di Indonesia, ). Untuk memompakan keberanian rakyat Surabaya, Bung Tomo lewat corong radio perlawanan - cikal bakal RRI - terus menerus mengingatkan para mujahid bahwa gerbang surga telah terbuka luas bagi mereka yang syahid.

Hanya semangat jihad dan keridhaan Allah SWT yang mampu membuat ribuan rakyat Surabaya berani melawan pasukan Sekutu bersenjata lengkap.

Kedahsyatan pertempuran Surabaya bergema hingga ke Dunia Arab. Keberanian umat Islam Surabaya mengobarkan jihad melawan pasukan Sekutu yang habis mabuk kemenangan dalam Perang Dunia II, ditambah tewasnya satu Jenderal Sekutu - Malaby - di Surabaya, dirasakan oleh kaum Muslimin Timur Tengah sebagai bagian dari kemenangan Islam atas kaum kafir. Upaya perlawanan terhadap Inggris di Mesir pun kian membuncah.

Di berbagai lapangan dan Masjid di Kairo, Mekkah, Baghdad, dan negeri-negeri Timur Tengah, dengan serentak umat Islam mendirikan sholat ghaib untuk arwah para syuhada di Surabaya.

Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada salib menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab. “Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa.”

Dukungan negara-negara Islam di Timur Tengah terhadap kemerdekaan Indonesia tidak saja dilakukan dalam tingkat akar rumput, namun juga dalam dunia diplomasi. Dalam berbagai sidang di Perserikatan Bangsa-Bangsa, terlihat dengan jelas adanya perbedaan sikap antara negeri-negeri Muslim yang mendukung Indonesia dengan negeri-negeri salib yang memandang Indonesia masih bagian dari Belanda.

Wakil-wakil dari Indonesia di sidang PBB, diperbolehkan ikut sidang setelah negeri-negeri Arab mengakui kedaulatan RI, dalam menghadapi serangan pihak Sekutu sering menanggapinya dengan cara diplomatis dan terkesan lunak. Hal ini dikecam keras Muhammad Ali Taher dari Palestina.

“Mengapa kamu masih saja bersikap diplomatis terhadap seseorang yang ingin menghancurkan negeri kamu!” sergahnya mengingatkan wakil dari Indonesia agar tidak takut melawan kezaliman.

Di Mesir, sejak diketahui sebuah negeri Muslim bernama Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya dari penjajah kafir, Al-Ikhwan Al-Muslimun tanpa kenal lelah terus menerus memperlihatkan dukungannya.

Selain menggalang opini umum lewat pemberitaan media, yang memberikan kesempatan luas kepada para mahasiswa Indonesia untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia di koran-koran lokal miliknya, berbagai acara tabligh akbar dan demonstrasi pun digelar.

Para pemuda dan pelajar Mesir, juga kepanduan Ikhwan, dengan caranya sendiri berkali-kali mendemo Kedutaan Belanda di Kairo. Tidak hanya dengan slogan dan spanduk, aksi pembakaran, pelemparan batu, dan teriakan-teriakan permusuhan terhadap Belanda kerap dilakukan mereka.

Kondisi ini membuat Kedutaan Belanda di Kairo ketakutan. Mereka dengan tergesa mencopot lambang negaranya dari dinding Kedutaan. Mereka juga menurunkan bendera merah-putih-biru yang biasa berkibar di puncak gedung, agar tidak mudah dikenali pada demonstran.

Kuatnya dukungan rakyat Mesir atas kemerdekaan RI, juga atas desakan dan lobi yang dilakukan para pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimun, membuat pemerintah Mesir mengakui kedaulatan pemerintah RI atas Indonesia pada 22 Maret 1946.

Inilah pertama kalinya suatu negara asing mengakui kedaulatan RI secara resmi. Dalam kacamata hukum internasional, lengkaplah sudah syarat Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat.

Bukan itu saja, secara resmi pemerintah Mesir juga memberikan bantuan lunak kepada pemerintah RI. Sikap Mesir ini memicu tindakan serupa dari negara-negara Timur Tengah.

Untuk menghaturkan rasa terima kasih, pemerintah Soekarno mengirim delegasi resmi ke Mesir pada tanggal 7 April 1946. Ini adalah delegasi pemerintah RI pertama yang ke luar negeri. Mesir adalah negara pertama yang disinggahi delegasi tersebut.

Tanggal 26 April 1946 delegasi pemerintah RI kembali tiba di Kairo. Beda dengan kedatangan pertama yang berjalan singkat, yang kedua ini lebih intens. Di Hotel Heliopolis Palace, Kairo, sejumlah pejabat tinggi Mesir dan Dunia Arab mendatangi delegasi RI untuk menyampaikan rasa simpati. Selain pejabat negara, sejumlah pemimpin partai dan organisasi juga hadir. Termasuk pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimun Hasan al Banna dan sejumlah tokoh Ikhwan dengan diiringi puluhan pengikutnya.

Setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia, diikuti serius oleh setiap Muslim baik di Mesir maupun di Timur Tengah pada umumnya. Para mahasiswa Indonesia yang saat itu tengah berjuang di Mesir dengan jalan diplomasi revolusi, senantiasa menjaga kontak dengan Ikhwan.

Ketika Belanda melancarkan agresi Militer I (21 Juli 1947) atas Indonesia, para mahasiswa Indonesia di Mesir dan aktivis Ikhwan menggalang aksi pemboikotan terhadap kapal-kapal Belanda yang memasuki selat Suez.

Walau Mesir terikat perjanjian 1888 yang memberi kebebasan bagi siapa saja untuk bisa lewat terusan Suez, namun keberanian para buruh Ikhwan yang menguasai Suez dan Port Said berhasil memboikot kapal-kapal Belanda.

Pada tanggal 9 Agustus 1947, rombongan kapal Belanda yang dipimpin kapal kapal Volendam tiba di Port Said. Ribuan aktivis Ikhwan yang kebanyakan terdiri dari para buruh pelabuhan, telah berkumpul di pelabuhan utara kota Ismailiyah itu.

Puluhan motor boat dan motor kecil sengaja berkeliaran di permukaan air guna menghalangi motor-boat motor-boat kepunyaan perusahaan-perusahaan asing yang ingin menyuplai air minum dan makanan kepada kapal Belanda itu.

Motor-boat para ikhwan tersebut sengaja dipasangi bendera merah putih. Dukungan Ikhwan terhadap kemerdekaan Indonesia bukan sebatas dukungan formalitas, tapi dukungan yang didasari kesamaan iman dan Islam.

Walau pemimpin Ikhwan Hasan Al Banna menemui syahid ditembak mati oleh begundal rezim Mesir di siang hari bolong, 12 Februari 1949, dukungan ikhwan terhadap muslim Indonesia tidaklah berakhir. Dakwah tiada kenal kata akhir, hingga Islam membebaskan semua manusi

)I(

Ya Rabbana...segala puji bagimu
yang telah mengenalkan aku dengan komunitas ini
jadikan
AKU BAGIAN DARINYA
karena cintaku padaMu
dan juga RasulMu
dan kumpulkan kami
dalam barisan pembela agama mu.....!!
amin
-hamzah-