Bismillah
Awalnya gundah nian jiwa ini, membaca dan menyimak apa yang menimpa seorang qiyadah kami yang menjadi headline berita beberapa hari ini. Deg, seolah jantung ini hampir berhenti berdetak. Antara terkejut ragu dan percaya.
Pagi itu selepas shalat shubuh di masjid kampung sebelah, saya buka hp dan buka internet. Awalnya hanya mau lihat hasil el clasio Barca VS Madrid ..(he..he.. ketahuan suka bola). Skore 1-1, mantaps. Setelah itu ku baca-baca lagi... innalillahi wainna ilaihi raji'uun..astaghfirullahal 'adhiim.. Seolah tak percaya, ku buka beberapa situs langganan saya mulai dari www.republika.co.id, www.inilah.com, www.vivanews.com, www.okezone.com, www.detik.com terakhir ku pastikan kebenaran berita itu dengan membuka www.pkspiyungan.org. Dan benar ternyata, seorang qiyadah kami, ust Luthfi Hasan Ishaq, di tangkap KPK karena di sangka terlibat dalam kasus penyuapan impor daging sapi.
Hati dan lisan ini terus brezikir dan beristighfar dan mendoa kepada Allah yang maha Mengetahui yang ghaib maupun yang nyata. Pagi itu, kamis pagi, saya mengantar istri ke pasar Jaten untuk belanja persiapan liko bersama bapak-bapak kampus. Kebetulan saya yang ketempatan. Sambil menunggu istri belanja, masih penasaran juga dengan berita di internet, saya lihat beberapa surat kabar di pangkalan koran, dan akhirnya saya beli salah satu, surat kabar republika.
Sama dengan koran yang lain, halaman depan terpampang besar tulisan berita penangkapan Ust. Luthfi Hasan Ishaq. Hemtt... hasbunallah wani'mal wakil.
Sebagai orang yang lama berinteraksi dengan dakwah bersama partai dakwah, saya awalnya memang mak jleb, bukan karena kok bisa ust berbuat seperti itu, tapi dalam hati saya mengatakan...perang sudah dimulai..bersiap siagalah...
Jam 9 saya berangkat ke kantor, kebetulan hari itu tidak ada jam ngajar, sesampai di kantor, seorang sahabat saya yang juga sudah ikut liko tarbawi awal, bertanya kepada saya, pripun ust luthfi...? Saya jawab, santai saja pak, bagi kita itu hal yang biasa, kita sudah terbiasa dengan amniah di jalan dakwah. Badai pasti berlalu, dan siklus hidup selalu mengajarkan begitu. Yang kita butuhkan adalah saat badai bertiup maka berteduhlah dan merapatlah ke tempat atau tiang yang kokoh dan jangan tercerai berai.
Badai selalu menghancurkan dan menghamburkan segala sesuatu yang tercerai berai namu ia tidak akan mampu menghancurkan dan menghamburkan yang berpadu dan bersatu apalagi bersatu dan berhimpun di bawah tiang yang kokoh. Dan tiada tempat berlindung yang kokoh dan teduh selain Allah SWT. Hasbunallah wani'mal wakil, begitu bacaan rasulullah saat perang berkecamuk.
Mangke launjut malih nggih..niki ngajar rumiyin.... .
0 komentar:
Posting Komentar